Dengan peluh di keringatnya, Yoongi mengejar Seungwan yang sudah menjauh dari hadapannya.
Aneh, ia sekarang melihat Seungwan tertawa menuju pintu berwarna merah tersebut.
Tampak disana Seungwan melambaikan tangannya dan berucap 'terima kasih' tanpa suara.
Tepat sebelum Yoongi meraih tangan Seungwan, perempuan berambut hitam pekat itu sudah hilang bersama pintu tersebut.
"Seungwan!" Nafas Yoongi tersengal dan keringatnya bercucuran di pelipisnya.
Ia menoleh ke samping, kosong. Lalu ia mencium bau harum dari dapur yang sangat menggugah seleranya di pagi hari.
Ia berjalan ke dapur dan tersenyum ketika melihat sosok Seungwan dengan lihai mengaduk penggorengan.
Kemudian ia duduk di bangku bar yang tersedia di dapur dan menumpukan dagunya dengan tangan kirinya.
Merasa ada yang memperhatikan, Seungwan menoleh sekilas dan kembali melanjutkan masaknya.
"Kamu mah gitu." Seungwan mulai merajuk.
Yoongi mengernyit bingung. "Gitu gimana?"
"Kayak di drama yang sering aku tonton." Seungwan mengambil 2 piring dan meletakkan nasi gorengnya disana. "Biasanya, tokoh cowoknya meluk dari belakang tokoh cewek kalau lagi masak."
Lalu ia berbalik dan meletakkan kedua piring itu ke hadapan Yoongi.
"Emangnya aku aktor apa?" Yoongi mengambil sendok dan mulai melahap nasi gorengnya.
"Ah kamu mah nggak asik, nggak bisa di ajak romantisan." Seungwan melangkah dan mengambil kursi di samping Yoongi.
Yoongi menyeringai. "Aku bisa lebih romantis dari itu."
Seungwan tertawa meremehkan. "Ck. Kamu mah mana pernah romantis, waktu di pantai aja kamu jatuhin aku ke pasir. Sakit tau."
Yoongi terkekeh. "Kamu mau bukti?"
Seungwan mengangguk tak yakin karena melihat seringaian Yoongi.
"Daripada peluk dari belakang," Yoongi mencondongkan tubuhnya ke Seungwan. "Gimana kalau aku cium kamu pake lidah disini terus gendong kamu ke meja terus makan kamu disitu."
Seungwan menelan ludahnya susah payah, lalu mendorong tubuh Yoongi agar menjauh darinya. "Ih apaan si, pikiran kamu jorok mulu."
Yoongi terbahak melihat Seungwan sudah merona. "Tapi aku punya cara lain, gimana kalau aku peluk kamu dari belakang terus tangan aku survive ke seluruh tubuh kamu terus kamu mendesah."
Seungwan memukul lengan Yoongi dengan membabi buta namun bukannya merasa kesakitan, Yoongi justru tertawa terbahak-bahak.
"Iya, iya, iya, ampun."
"Lagian kamu lucu kalau lagi merah gitu mukanya." Lanjut Yoongi.
Kemudian Seungwan menghentikan tangannya dan kembali lagi pada makannya yang sempat tertunda.
Hari Yoongi yang dulu suram kini menjadi berwarna karena hadirnya Seungwan di kehidupannya.
---
Hari terus berganti semakin cepat dan tak terasa hari ini ialah hari terakhir Seungwan menghabiskan harinya bersama Yoongi.
Seminggu ia hidup bersama Yoongi, harinya terasa berbeda. Walaupun ia melawati seminggu tanpa berjalan mulus, ada saja perdebatan ataupun perselisihan setiap harinya, namun ia sangat menikmati hari-harinya bersama Yoongi.
Yoongi membuka almarinya dan memilih-milih sekiranya barang yang akan ia bawa ke Kanada.
Sementara Seungwan duduk di pinggiran kasur dengan diam, memerhatikan koper kosong yang ada di depannya.
"Entar sering-sering buka email ya." Yoongi bergumam sembari mengisi koper dengan barangnya.
Seungwan hanya mengangguk tanpa membalas sama sekali.
"Besok berangkatnya jam 7 pagi biar nggak telat."
Lagi-lagi, Seungwan hanya mengangguk.
"Entar di anter supir aku, biar sekalian anterin kamu pulang." Yoongi menunjuk peralatan mandi yang ada disamping Seungwan lalu Seungwan menyerahkannya pada Yoongi untuk dimasukan ke koper tersebut.
"Ibu aku pulang lusa, kalau kamu mau main kesini main aja. Katanya, dia pengen liat muka kamu soalnya kalian nggak pernah ketemu kan?"
Seungwan kembali mengangguk.
Melihat Seungwan yang hanya diam tak seperti biasanya, Yoongi berdiri dan menatap Seungwan yang sedang duduk dengan pandangan kosong. "Kamu jangan gini dong, aku jadi makin berat ninggalinya."
Lalu Seungwan mendongak menatap Yoongi dan tersenyum. "Aku nggak apa-apa kok."
Yoongi memeluk Seungwan dan mengelus rambut Seungwan. Sementara Seungwan menenggelamkan kepalanya di perut Yoongi dan tangannya memeluk pinggang Yoongi.
"Aku takut kehilangan kamu."
"Harusnya aku yang ngomong gitu."
"Nggak, harusnya aku. Soalnya, sebelum kamu kesini aku selalu mimpi kamu hilang sama pintu merah gitu. Makanya aku ngajak kamu nginep disini, biar aku yakin kamu nggak bakal hilang."
Seungwan terkekeh. "Mimpi itu cuma kembang tidur, sunbae."
"Tapi aku mimpi itu terus-terusan. Bahkan selama kamu disini, aku terus mimpiin itu."
Seungwan semakin mengeratkan pelukannya. "Nggak akan terjadi apa-apa. Aku yakin."
Yoongi mengangguk. "Semoga aja."
---
Happy Jung Hoseok Day!!! Our sunshine🐎🌞 😙😙😙😙
Xoxo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only One
FanfictionMin Yoongi, seorang bad boy yang sangat di segani di sekolahnya. Ia sering membuat ulah setiap hari yang membuat ibunya geram terhadap anaknya sendiri. Dibekali kemampuan bela diri dari sang mendiang ayahnya, ia mampu menghajar siapa saja yang mengh...