25

3.6K 478 36
                                    

Setelah tidur selama berjam-jam di pesawat, akhirnya Yoongi sampai di tempat tujuan.

Ia membuka kacamata hitamnya ketika melihat seseorang memegang kertas dengan namanya tertulis dikertas tersebut.

Ia menghampiri orang tersebut. "Jennie Kim?"

Orang yang dipanggil Jennie itu menangguk bosan. "Ya. Gue orang suruhan ibu lo."

"Oh." Yoongi mendorong kopernya ke arah Jennie. "Lo bawa."

Jennie berdecak, kemudian jalan terlebih dahulu ke mobil dan meninggalkan Yoongi sekaligus koper tersebut.

"Yak!" Yoongi berteriak pada Jennie namun tak digubris wanita itu.

Akhirnya dengan segala kekesalannya, ia menarik koper itu dan mengikuti arah jalannya wanita di depannya.

Selama di dalam mobil, mereka enggan membuka suara baik Yoongi maupun Jennie. Yoongi yang sibuk berkutat dengan ponselnya dan Jennie yang sibuk membawa mobil.

Sampai mereka pada tujuan, sebuah apertemen yang terbilang cukup mewah.

"Lantai 6 nomer 0612. Lo kesana sendiri, gue ada urusan."

Yoongi hanya bergumam dan keluar mobil lalu menuju peristirahatannya.

Ia melihat pintu satu per satu, melihat nomer yang di maksud Jennie.

"0610.. 0611.. 0612!" Gumamnya.

Namun seketika ia menepuk jidatnya. "Goblok. Gue lupa nanya passwordnya."

Lalu ia menekan asal yang sekira memang password apertemen sialan itu. Dimulai dari tanggal lahirnya, tanggal lahir ibunya, tanggal lahir ayahnya, hingga tanggal lahir Taehyung. Namun tak ada yang benar, semuanya salah.

Dengan kesal, ia menendang pintu di depannya lalu duduk di depan pintu. Ia mengotak-atik ponselnya dan berharap ibunya memberitau nomer telepon Jennie dengan cepat.

Sembari menunggu jawaban dari ibunya, ia mengirim email pada Seungwan.

Sial bgt

Tak berselang lama, email baru masuk petanda email baru dari id Seungwan.

Kenapa? :)

Ia mengernyit, tak biasanya Seungwan memakai emotikon saat mengirim pesan. Namun ia tak peduli, rasa kesalnya lebih tinggi dari pada rasa penasarannya.

Lp nnyin psswrd aprtmn

Ponselnya berbunyi lagi, balasan dari id Seungwan.

Kamu di apertemen mana? Lantai berapa???

Lalu ia membalasnya dengan cepat.

Aprtmn lnk lnt 6

Tak berselang lama, ponselnya berbunyi lagi. Namun bukan dari Seungwan tetapi dari ibunya.

Lalu ia menelpon nomer yang dikirim dari ibunya itu. Tak berselang lama, orang itu menjawabnya. "Woy. Passwordnya apaan?"

Namun ia tak mendengar jawaban apapun, yang terdengar hanyalah hembusan nafas yang berat.

"Woy? Lo masih hidup kan?" Yoongi mulai berteriak tak sabar.

Kesal karena tak mendengar apapun, ia mematikan ponselnya dan hanya menerima nasib menunggu Jennie datang.

Merasa kelelahan, ia menyandarkan punggungnya ke tembok dan memejamkam matanya.

...

"Yoongi." Seseorang menepuk bahu Yoongi dan menggoyangkannya agar Yoongi tersadar dari tidurnya.

Perlahan Yoongi membuka matanya dan terkejut ketika melihat seseorang di depannya.

Ia menyipitkan matanya, memastikan orang yang dilihatnya. "Jaemin?"

Orang tersebut mengangguk sembari tersenyum.

"Kok lo bisa di sini?"

Jaemin tersenyum hangat. "Kayaknya aku lupa ngasih tau, ya?" Ia menegakkan tubuhnya. "Aku dapet beasiswa di sini."

"Terus kamu ngapain disini?" Lanjutnya.

"Gue ngelanjutin kuliah disini."

Jaemin terkekeh. "Iya, kalau itu aku udah tau. Maksudnya, kamu ngapain di depan pintu?"

Yoongi mengernyit bingung. "Lo tau dari mana? Perasaan gue nggak pernah ngasih tau lo."

Jaemin mulai merasa gugup lalu berdeham. "Dari Namjoon oppa."

Yoongi menangguk mengerti. Dari dulu memang sahabatnya itu, Namjoon, menyukai Jaemin. Jadi wajar saja jika mereka masih berkomunikasi sampai saat ini.

"Kok bengong? Kamu ngapain disini?"

"Gue lupa password."

Jaemin mengangguk. "Kebetulan apertemen aku di sebelah kamu. Kamu bisa mampir dulu sebentar sampe kamu inget password kamu."

Yoongi mengernyitkan dahinya lagi. "Lo tinggal disini? Serius? Bukannya lo bilang ibu lo kerja di rumah makan biasa ya? Kok bisa nyewa apertemen di kawasan elit?" Yoongi menghujaninya dengan pertanyaan.

"Hm? Oh ini, ini juga ditanggung pihak yang ngasih aku beasiswa kok."

Jaemin berdeham lagi. "Oh iya, kamu mau disini aja? Mending ke tempat aku." Lanjutnya.

Yoongi menelisik orang yang sedang berjalan di belakang Jaemin. "Nggak usah. Gue udah tau passwornya."

"Woi! Jennie Kim!" Yoongi berteriak pada Jennie yang semakin mendekat dengan wajah datar.

"Awas." Jennie memberi instruksi pada Yoongi agar ia dapat menekan password.

Yoongi memperhatikan wajah Jennie yang sedikit berbeda dari sebelumnya, nampak lebam pada pipi di wajah Jennie yang terbilang tegas.

"Muka kamu kenapa?" Kali ini suara hati Yoongi disampaikan oleh Jaemin.

Jennie menoleh pada Jaemin bosan. "Nothing."

Lalu pintu apertemen Yoongi terbuka yang membuat Yoongi berteriak senang di dalam hati.

Jennie melangkah masuk ke dalam apertemen Yoongi dengan acuh yang diikuti Yoongi.

Sementara Jaemin berdiam diri dengan menahan amarahnya. Entah apa yang membuatnya marah.







...


Maafekun gue yg telat bgt postnya. Jujur, kalo mau nulis ada aja halangannya. Kaya batre abis, ketiduran trs paling sering sih karena males. Wkwk

Ini juga alurnya gue ganti2 biar pada ga bosen, semoga aja pada ga bosen ya hihi.

Xoxo.

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang