7. Bultaoreune

5K 644 16
                                    

Seungwan kembali lagi ke rumahnya untuk mengambil baju sekolahnya. Beruntung sudah tidak ada kakaknya di dalam rumah. Jadi ia bisa menghindar dari amukan kakak semata wayangnya itu.

Seperti biasa, Yoongi menunggu Seungwan di dalam mobil dengan sebatang rokok. Yoongi sudah puluhan kali mengajak Seungwan bolos sekolah, namun hasilnya nihil.

Yoongi membuang puntung rokoknya asal ketika Seungwan sudah keluar rumah.

Dengan cemberut, Seungwan memasuki mobil Yoongi dan membanting pintu mobil Yoongi dengan sedikit keras.

"Udahan dong ngambeknya." Bujuk Yoongi.

Seungwan hanya melengos ke arah jalanan. "Lagian kamu matiin HP aku. Yang nelpon penting semua."

Yoongi mengelus rambut Seungwan lembut. "Kan aku udah bilang, aku nggak suka berisik."

Seungwan tambah kesal dengan sikap Yoongi. Dia bahkan tak meminta maaf karena sudah mematikan ponsel Seungwan.

Setelah sampai ke sekolah, Seungwan langsung berderap meninggalkan Yoongi yang masih di dalam mobil.

Yoongi yang melihat Seungwan langsung menyusul dan menyamai langkahnya dengan gadis itu.

Seungwan terus menambah kecepatan langkahnya namun Yoongi juga mengikutinya. Seungwan menyerah, menghindari Yoongi justru membuatnya semakin dekat.

Sampai langkah Seungwan terhenti ketika ketujuh orang menghadangnya. Yoongi yang berada di belakang Seungwan langsung melihat penyebab Seungwan berhenti jalan.

Lalu Yoongi tersenyum menyepelekan ketika ia melihat Mark dan teman-temannya mencegat jalannya. "Masih berani nampang lo?"

Lalu Mark memerhatikan Seungwan dari atas ke bawah dan bersiul. "Jadi ini jalang lo yang baru?"

Yoongi menggertakan rahangnya. Tak terima dengan ucapan Mark. Tangannya yang bebas sudah mengepal erat hingga menampilkan otot-otot di tangannya. "Jaga bicara lo bangsat."

Lalu Mark berpura-pura menutup mulutnya dan menampilkan ekspresi takut yang dibuat-buat. "Aduh, takut."
Kemudian ia tertawa terbahak-bahak dengan teman-temannya.

Jika tak ada Seungwan, mungkin Yoongi sudah menghabisi satu per satu anak-anak tersebut. Tapi, ia berusaha mengendalikan emosinya di depan Seungwan.

Kemudian, Yoongi menggenggam tangan Seungwan yang sedari tadi tak berkutik sedikit pun. Ia menarik Seungwan untuk menjauh dari genk Mark.

Baru setengah jalan, Yoongi tersulut emosinya saat tangan Mark menepuk bokong Seungwan.

Ulangi.

Mark menepuk bokong Seungwan.

Yoongi benar-benar tak dapat menahan emosinya dan matanya sudah menatap tajam Mark.

Yoongi mendorong Seungwan menjauh agar Seungwan tak terluka sedikit pun.

Tangan Yoongi yang sedari tadi terkepal erat langsung memukul wajah Mark hingga sudut bibirnya robek.

Mark mengusap bibirnya yang berdarah dan langsung membalas memukul Yoongi. Namun, Yoongi bisa menghindar dan tak terkena pukulan Mark.

"Segini doang kemampuan lo?" Yoongi menarik kerah baju Mark dan memukul pipi kirinya.

Namun tanpa diduga, Jackson --teman Mark-- memukul bagian belakang kepala Yoongi hingga membuat Yoongi hampir limbung ke lantai.

Seungwan yang melihat dari kejauhan langsung membulatkan matanya dan menutup mulutnya tak percaya. Yoongi hanya sendiri dan mereka bertujuh.

Ia langsung berlari menuju ruang guru untuk memanggil guru pembibing konseling untuk menengahi mereka.

Yoongi masih bangkit untuk melawan mereka. Entah dimana teman-temannya, yang jelas ia ingin menghabisi Mark yang sudah berani menyentuh Seungwan dan menganggap Seungwan jalang.

Ia menendang perut Jackson dan membuat Jackson terhempas di lantai. Lalu ia menepis tangan Yugyeom yang ingin memukulnya. Kemudian ia langsung melayangkan sebuah pukulan keras ke hidung Yugyeom.

Nafas Yoongi terengah-engah, namun pendiriannya tak goyah. Targetnya ialah sang ketua, Mark. Dengan tenaga penuh, ia menendang perut Mark dan ketika Mark sudah terkulai di lantai, ia berniat menginjak dada Mark namun tangan Mark menahan kaki Yoongi.

Yoongi terus menekankan kakinya agar bisa menginjak dada Mark. Sampai sebuah tangan menarik leher Yoongi dan menarik Yoongi menjauh dari tubuh Mark.

Jaebum membawa Yoongi ke tembok dan mengunci tangan Yoongi agar tak bisa membalas. Ketujuh orang itu tersenyum puas karena bisa melayangkan tinjuannya saat Yoongi tak bisa berkutik.

Dengan kesal, Mark meninju perut Yoongi. Kemudian Youngjae memukul wajah Yoongi hingga meninggalkan bekas kebiruan disana. Lalu Jinyoung memukul sebelah wajah Yoongi yang belum dipukul.

Mereka memukul Yoongi secara bergantian hingga membuat wajah dan tubuh Yoongi penuh lebam dan darah.

Siswa-siswi yang berada di sekitar mereka tak berani mendekat. Pasalnya, yang berkelahi ialah kedua genk yang sangat berpengaruh di sekolah mereka.

"Hentikan!" Suara menggema itu langsung menghentikan aksi Bambam yang hendak menendang perut Yoongi.

Mereka semua menoleh dan melihat guru Choi dengan mata menyalang marah. "Kalian semua." Guru Choi mengintruksi. "Ke ruangan saya!"

Jaebum melepaskan Yoongi dengan kasar hingga membuat Yoongi limbung ke lantai.

Seungwan langsung menghampiri Yoongi dan mengangkat tubuh Yoongi dengan sekuat tenaga.

Ia mengantar Yoongi ke ruang guru sesuai perintah Guru Choi. Dia juga dimintai keterangan karena sudah menjadi saksi perkelahian mereka.

Saat di ruang guru, semua orang membela diri. Hingga membuat Guru Choi pusing kepala.

Hingga Seungwan berbicara, barulah Guru Choi memberikan hukuman pada Mark dan teman-temannya.

Sementara Yoongi harus ke UKS untuk diobati.

Seungwan mengantar Yoongi ke UKS. Saat petugas UKS ingin mengobatinya, Yoongi menolak. "Seungwan."

Seungwan langsung menatap mata Yoongi. "Kenapa?"

"Kamu aja yang ngobatin."

---

Yaampun, terakhirannya ga greget bgt. Tapi..

Fire~~

Fayeeee~~

Xoxo.

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang