18

4K 610 31
                                    

Seungwan merutuki dirinya sendiri ketika hampir saja menekan 'send'. Ia mengetik lalu menghapusnya lagi, ini sudah puluhan kali ia melakukannya.

Harusnya ia tau, bahwa Yoongi sedang fokus untuk ujian akhir. Tak mungkin ia mengganggunya hanya karena rindu pada lelaki menjengkelkan itu.

Pelajaran apa yang paling susah?
[Deleted]

Makan duluu baru belajar
[Deleted]

화이팅!
[Deleted]

Berapa hari ga dianter ㅠ.ㅠ
[Deleted]

Masa tadi aku ke drama musikal Jungkook, dia keren banget! Ga kaya pas latihan.. dia berantem mulu kan sama cewek mungil itu.. tapi pas beneran tampil mereka keren banget!
[Deleted]

Kapan kapan kita harus nonton drama musikal mereka, ya?
[Deleted]

Seungwan menghempaskan tubuhnya ke kasur dan melihat langit-langit kamarnya.

Ia menghela nafas kasar, ternyata rasa rindu bisa menyesakan dadanya.

Sebenarnya, apa yang dilakukan Yoongi hingga membuat Seungwan seperti ini?

Seungwan mulai mengetik lagi, berharap ia mempunyai keberanian untuk mengirimkan pesan pada Yoongi.

야!! 보고싶다 ㅠ.ㅠ
[Send]

Seungwan mengerjap matanya beberapa kali dan melihat ponselnya. Ia menganga lebar ketika pesan itu benar-benar dikirimnya.

"Eh gimana nih? Udah kekirim." Ia mulai mengguncang-guncangkan kakinya gelisah.

"Demi neptunus, mau taro dimana muka gue?!" Ia mengacak kasurnya hingga tak berbentuk lagi dan menenggelamkan wajahnya di bantal.

Kepanikannya semakin bertambah ketika dering ponselnya berbunyi. Dengan gemetar, ia mengintip nama si penelpon dari ekor matanya dan menangkap '민 윤기' tertera di ponselnya.

Ia berteriak tak jelas dan merasakan jantungnya terpompa lebih kencang.

Ia mulai menghitung kancing bajunya dan bergumam 'angkat, enggak' hingga di kancing terakhir ia berkata 'enggak'.

"Nggak usah angkat berarti?" Tanyanya pada diri sendiri.

Dering ponselnya masih terdengar dan dia masih bingung antara mengangkatnya atau tidak.

Dengan tekad bulat, ia menarik tombol hijau itu dan mulai mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Ha-- halo?" Ia tergagap karena terlalu gugup.

Tak terdengar suara dari seberang sana membuat Seungwan berpikir sambungan teleponnya mati. Ia melihat ponselnya namun sambungan teleponnya masih terhubung.

"Halo? Yoongi sunbae?"

"Kok nggak ada suaranya? HP kamu rusak atau gimana?"

Seungwan berdecak sebal. "Halo? Hello from the other side~" Ia mulai bernyanyi tak jelas.

"Aku matiin ya."

"Jangan. Aku cuma mau denger suara kamu." Akhirnya Seungwan tersenyum lega ketika mendengar suara serak yang belakangan ini menyita sebagian otaknya.

"Yak! Kamu masih aja egois."

"Egois gimana?" Suaranya terdengar frustasi.

"Itu.. emang cuma kamu doang yang mau dengerin suara aku? Aku kan juga mau dengerin suara kamu." Ia memelankan suaranya pada kalimat terakhir.

Pasti Yoongi sedang tersenyum puas sekarang.

"Apasih? Aku nggak denger. Coba bilang sekali lagi." Goda Yoongi.

"Ish, nyebelin. Nggak ada siaran ulang ya, Min Yoongi yang terhormat."

Yoongi terkekeh. "Aku juga kangen kamu."

"Siapa juga yang bilang kalau aku kangen kamu?"

"Ck. Kamu nggak usah gengsian ya. Jelas-jelas tadi kamu kirimin sms ke aku."

Seungwan mulai merona. "Nggak! Itu dibajak."

"Dibajak ya? Oh yaudah deh, aku matiin teleponnya ya. Ternyata cuma bajakan doang."

Seungwan merasa bersalah dan tak mau mengakhiri teleponnya. "Ma--maksud aku nggak kaya gitu."

"Terus gimana?"

"Ya.. ya pokoknya gitu."

"Gitu gimana sih, sayang?"

Seungwan memegang pipinya yang terasa memanas dan harus mencoba mengalihkan pembicaraan. "Ujiannya kapan selesai?"

Yoongi menarik nafas panjang. "2 hari lagi pengumuman hasilnya keluar."

"Dan aku ngurus passportnya 2 hari lagi." Lanjutnya.

Seungwan merasakan hatinya seperti dicambuk. "Kamu berangkatnya kapan?"

"Seminggu lagi."

Seungwan menenggelamkan wajahnya diselimut dan berusaha agar tak menangis. "Kamu kuliahnya berapa tahun?"

"Kalau nggak ada masalah mungkin 4tahun."

Seungwan tak dapat menahan lagi air matanya. Mungkin orang melihatnya terlalu berlebihan. Namun yang dirasakan Seungwan sangat menyesakkan hati. Baru beberapa hari tak mendengar suara Yoongi, ia sudah seperti orang gila. Bagaimana jika ia ditinggalkan selama 4 tahun atau lebih?

Pikiran negatifnya mulai bermunculan.

Bagaimana jika Yoongi menemukan wanita yang lebih dari dirinya?

Bagaimana jika Yoongi merasa bosan harus berhubungan jarak jauh dengannya?

Bagaimana jika Yoongi melupakannya?

Kenapa disaat Seungwan mulai mencintai pria itu namun ia meninggalkannya?

"Seungwan?" Suara di seberang sana menyadarkan Seungwan dari lamunannya.

"Would you still love me the same?" Gumam Seungwan yang sangat terdengar di telinga Yoongi.

"Yes. I would."

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang