Seungwan
Aku mengerjapkan mataku dan menggeliat di kasur lalu melihat jam di nakas. Masih jam 5 pagi.
Aku kembali teringat tentang Yoongi yang 'menculikku' dan mengaku sebagai kekasihku.
Aku yakin semua itu hanya mimpi. Pasti.
Aku terlalu memikirkan kejadian di gudang itu hingga bermimpi seperti itu.
Kemudian aku bergegas mandi dan menyiapkan segala tetek bengek sekolah.
Ketika ke ruang makan, aku melihat kakakku sedang memakan rotinya sambil mendengus sebal ke ponselnya.
Aku mengecup pipinya dari belakang lalu mengintip ponselnya. "Nggak ada kabar?"
Ia menggangguk sebal yang justru membuatku tertawa terbahak dan membuatnya memanyunkan bibir lebih jauh.
Mataku melihat sandwich yang kakakku buat dan seperti biasa, rasanya enak.
Selagi aku menikmati makanan, ponselku berdering nyaring. Aku mengernyitkan dahi ketika nomer yang tak ku kenali muncul.
Dengan acuh, aku mengangkat telepon itu. "Siapa?" Tanyaku tanpa berbasa-basi.
"Ini aku."
Aku membulatkan kedua bola mataku. Suara ini, suara berat yang menghantuiku belakangan ini.
Ternyata semua itu bukan sekedar mimpi.
"A--aku? Maksudnya sunbae?"
Dia terdengar membuang nafas kasar. "Kita kan udah pacaran jadi ngomongnya harus aku-kamu."
"Pa--pacar? Tapi saya kan nggak pernah--"
"Aku udah di depan rumah kamu, cepetan keluar sebelum pintu kamu aku dobrak."
Aku memutar mataku, aku kira dia berubah seratus persen manis tapi ternyata yang berubah hanya 'aku-kamu'.
Lalu aku mendengar suara panggilan terputus.
Wait?
Dia benar-benar kurang ajar.
Aku menyelesaikan makananku dengan terburu-buru dan membuat mulutku penuh.
"Pelan-pelan, dek." Kakakku menegurku.
Lalu aku meminum susu putih yang sudah tersedia dan memakai tasku. "Aku berangkat sama temen. Duluan."
Aku mengecup pipi kanan kakakku lalu berlari ke depan sambil melambaikan tangan.
Well, kakakku sudah merangkap sebagai ayahku.
Saat aku keluar, benar saja mobil Yoongi sudah terparkir di luar. Aku menghampirinya dan langsung memasuki mobil. "Sunbae, biar saya jelasin. Pertama, saya nggak pernah bilang ingin jadi pacar sunbae. Kedua, sunbae tau nomer HP saya darima--"
Belum sempat menyelesaikan kalimatku, dia memotong. "Kamu telat 3 menit."
Aku mendecih tak suka. "Sunbae, dengerin saya dulu. Ini bukan masalah telat atau engganya saya kesini, tapi--"
Aku membelalakan mata. Secara tak terduga, Yoongi mencium bibirku sambil menutup matanya. Dia memegang tengkukku dan memaksaku agar tak bergerak. Dia terus memperdalam ciuman sepihak itu dan memiringkan kepala. Sementara aku hanya diam tak bisa berbuat apa-apa.
Ini asing bagiku.
Ini pertama kalinya bagiku.
Dia menghisap bibirku hingga terdengar kecupan-kecupan. Lalu dengan perlahan, dia melepaskan tautan bibirnya tanpa melepaskan tangannya dari tengkukku. Dan yang membuatku berdebar ialah, ia sedang menatap mataku dengan jarak sedekat ini dengan menempelkan dahinya di dahiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only One
FanfictionMin Yoongi, seorang bad boy yang sangat di segani di sekolahnya. Ia sering membuat ulah setiap hari yang membuat ibunya geram terhadap anaknya sendiri. Dibekali kemampuan bela diri dari sang mendiang ayahnya, ia mampu menghajar siapa saja yang mengh...