Baca ulang chapter 7 dulu atau inget inget omongan Mark di chapter 7 dulu biar nyambung.
---
Seungwan
Disinilah aku sekarang, di belakang sekolah yang tak ada seorang pun berlalu lalang.
Keheningan melanda, aku tak mau membuka suara terlebih dahulu. Dan dia hanya menatapku dengan ekspresi tak terbaca.
Merasa terintimidasi, aku hanya menatap ujung sepatuku. Sementara dia ㅡYoongiㅡ menyesap rokoknya yang membuatku risih.
Melihatku mengibas-ibaskan tangan untuk menghalau asap rokok yang dia timbulkan ke hidungku, dia akhirnya membuang puntung rokok dan menginjaknya di tanah.
Aku mendengar dia menghela nafas gusar. Tangannya dimasukan disaku celana. "Aku bisa aja nyelakain Jungkook walaupun sekarang aku di depan kamu."
Aku mendongak ke arahnya. "Jangan," Aku menjeda kalimatku. "Dia sahabat aku."
Yoongi mengangkat alisnya. "Sahabat? Emang aku nggak liat tadi kamu peluk-pelukan sama dia di lapangan, otomatis semua orang tau."
Dengan cepat aku menyanggahnya. "Dia ngajarin aku basket."
Dia berdecih. "Itu modus lelaki. Dia ngajarin kamu biar bisa seenak jidat meluk kamu. Dan parahnya lagi, kamu cuma diam bahkan keliatan nyaman. Aku jadi mikir, mungkin perkataan Mark yang kemarin benar."
Mendengar pernyataannya terakhir membuatku menatapnya nyalang.
Aku membuang nafas kasar. "Lagipula, kamu selama ini sadar nggak sih? Kamu selalu maksa aku ini itu, kamu ngelakuin hal-hal semau kamu tanpa pernah ngerti perasaan aku. Ini yang kamu dibilang hubungan?"
Dia hanya diam dan menatap wajahku. Aku ingin meluapkan semuanya sekarang, dan menuntaskan sekarang.
Sampai dia angkat bicara. "Kamu ngalihin pembicaraan, Son Seungwan." Dia memanggil namaku dengan tak nyaman.
"Dari awal aku udah bilang, aku mau kamu. Dan itu harus." Lanjutnya.
"Dan dari awal juga aku bilang, aku nggak mau ngejalanin hubungan ini."
Aku memberikan pernyataan telak yang membuatnya termangu.
Aku melangkahkan kakiku kesal menuju kelas dan meninggalkan dia sendiri. Dia bahkan tak memanggil namaku atau mengejarku.
Dan kesimpulan yang bisa ku buat, dia hanya main-main denganku.
Sesampainya di kelas, aku tak melihat Jungkook. Dan ku putuskan langsung membenamkan wajahku di meja.
Seulgi yang melihatku langsung panik dan mencoba menghiburku. Merasa suasana hatiku sudah sedikit tenang, aku akhirnya menceritakan semuanya pada Seulgi.
Walaupun dia tak cukup membantu, setidaknya perasaanku menjadi lega.
Aku melihat Jungkook memasuki kelas. Dia terlihat gusar namun masih menampilkan senyumnya.
Fake smile.
---
Pulang sekolah, aku dihadang Jungkook di gerbang. Dia bertindak seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Dia menagih hutangku dan aku hanya mengangguk lesu.
Kami datang ke kafe dengan berjalan kaki, berhubung dia belum genap 17 tahun jadi Jungkook belum mengendarai mobil ataupun motor di jalanan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only One
FanfictionMin Yoongi, seorang bad boy yang sangat di segani di sekolahnya. Ia sering membuat ulah setiap hari yang membuat ibunya geram terhadap anaknya sendiri. Dibekali kemampuan bela diri dari sang mendiang ayahnya, ia mampu menghajar siapa saja yang mengh...