Gabriel menatap Rio tajam. Ia marah. Ia sangat marah karena Rio selalu bersama Ify dan selalu mengganggu gadisnya. Gadisnya? Apa Ify gadisnya? Nyatanya bukan, karena Ify bukan gadisnya sekarang dan ia membenci kenyataan itu.Pukk.
Gabriel menoleh ke arah Debo yang menepuk bahunya, pemuda itu kemudian berdiri di sebelah Gabriel.
Debo mengikuti arah pandang Gabriel yang kembali melihat ke arah bawah atau lebih tepatnya ke arah taman belakang sekolah di mana Ify yang sedang mengobati Rio. Hanya ada mereka berdua, tak ada sahabat-sahabatnya yang mengganggu keduanya.
Debo tersenyum kecil, "Lo suka ya sama Ify?" Entah ini pertanyaan atau pernyataan, Gabriel tidak tahu dan dia tak peduli dengan itu semua. Dia lebih memilih untuk diam saja.
"Gue tahu lo cinta sama dia."
"Kalau lo tahu kenapa lo malah nanya Deb?" Gabriel menatap Debo sebentar kemudian mengalihkan pandangannya lagi ke bawah. Ke arah Ify dan Rio.
"Jadi bener ya, tapi sayangnya lo udah terlambat Yel. Dia udah jadi milik orang lain." Debo tersenyum sinis ke arah Rio di bawah sana.
"Maksud lo?"
"Ify udah jadi milik Rio. Mereka pacaran udah hampir satu tahunan lah."
"Dan gue nggak peduli dia udah punya pacar atau enggak karena gue akan tetap jadiin dia milik gue, gimanapun caranya gue akan rebut Ify dari Rio."
"Lo egois, Yel."
"Gue nggak peduli."
Debo kemudian pergi meninggalkan Gabriel di rooftop itu sendirian. Meskipun ia baru mengenal Gabriel kurang lebih baru dua minggu tapi ia sudah tahu Gabriel sangat membenci Rio.
Ia tidak tahu apakah Gabriel memang benar-benar mencintai Ify atau hanya menjadikan gadis itu sebagai tempat pelampiasannya pada Rio saja, tapi yang pasti Gabriel akan membuat semua rencananya menjadi mudah.
"Dan sebaiknya lo cepat turun buat jalanin hukuman dari bokap lo. Lo nggak lupakan kalau bokap lo ngehukum kita semua sekarang gara-gara lo berantem sama Rio," ucap Debo sebelum benar-benar meninggalkan Gabriel sendirian di rooftop.
Gabriel hanya diam tak menanggapi perkataan Debo, pemuda itu terus menatap Rio tajam di bawah sana.
Ify sudah jadi milik Rio. Mereka pacaran sudah hampir satu tahunan lah.
Perkataan Debo tentang Ify selalu terngiang di kepalanya seperti kaset rusak. Ia mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya yang tiba-tiba saja bergejolak.
Lo egois Yel.
Dia egois. Itu Benar. Dan Rio lah yang membuatnya menjadi egois seperti ini.
Gue nggak tahu apakah gue emang cinta sama Ify atau cuma jadiin dia pelampiasan gue buat balas dendam sama lo, Yo. Tapi yang pasti gue akan tetap rebut dia dari lo seperti lo yang udah rebut Vei dari gue, batin Gabriel penuh dendam.
***Till The Sun Rises***
"Sshh..."
Rio meringis kesakitan saat Ify mengompres luka lebam di pipinya akibat berkelahi dengan Gabriel tadi. Saat ini mereka berdua sedang berada di taman belakang sekolah untuk mengerjakan hukuman dari Pak Bagas.
Yeah, mulai saat ini Rio, Ify, Alvin, Cakka, Sivia, Agni, Debo juga Gabriel akan menjalankan hukuman dari Pak Bagas yaitu, membersihkan sekolah selama sebulan.
"Shh... pelan-pelan Cing, pipi gue sakit tahu."
"Ck. Cemen banget sih jadi cowok, kayak gini aja lo udah mewek-mewek nggak jelas. Ngakunya aja troublemaker tahunya lo cuma anak mami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the Sun Rises
ActionDulu, Rio hanyalah seorang bocah 'Ice' yang teramat dingin namun mencoba untuk berubah menjadi seceria matahari terbit, hingga ia sadar bahwa matahari tak selamanya akan terbit dan ada saatnya matahari akan terbenam dalam titik lemahnya. Dan se...