Ify tak pernah tahu bahwa dia akan terlibat dalam kehidupan Rio begitu dalam. Ify tidak tahu bahwa Rio yang selalu saja membuat masalah di sekolah nyatanya memiliki masalah yang jauh lebih besar. Ify tidak tahu bahwa Rio yang jenius pada kenyataannya sangat bodoh karena menyembunyikan masalahnya sendiri tanpa pernah membiarkan orang lain mengetahuinya termasuk dirinya.
Rio kesepian, Ify tahu tentang itu karena sejauh ini dia tak pernah melihat orang tua Rio. Rio hanya mengatakan bahwa ibunya meninggal, tetapi Rio tak pernah mengatakan siapa ayahnya? Di mana ayahnya? Atau rumah orang tua Rio atau tempat Rio tinggal selain apartemen yang Rio tempati.
Kenyataannya Ify tidak tahu apapun tentang Rio. Tentang pacarnya sendiri, bahkan meski hubungan mereka sudah berjalan hampir satu tahun lamanya. Ify benar-benar tidak tahu apapun tentang Rio, bahkan mungkin juga teman-temannya yang lain. Entah dia atau yang lainnya yang tak berusaha terlalu keras untuk mencari tahu tentang Rio kemudian beranggapan untuk menunggu Rio yang menceritakan tentang hidupnya, atau karena Rio yang pandai menyembunyikan segalanya dengan begitu apik hingga mereka tak mengetahui apapun. Ify tidak tahu.
Namun apa yang terjadi hari ini menyadarkan Ify bahwa Rio tidak pernah baik-baik saja. Semua yang dia lakukan, masalah yang dia buat di sekolah, kejahilan yang Rio lakukan pada guru-gurunya, kemalasannya, tawanya, keributannya semuanya hanyalah topeng belaka untuk menyembunyikan segalanya. Menyembunyikan luka dan air matanya.
Dan dia pada kenyataannya tak bisa berbuat apapun saat melihat Rio yang menangis, Rio yang berteriak kesakitan, di depan matanya.
"Rio...," Ify bergumam lirih, tangannya yang memegang knop pintu terjatuh lemas di sisi tubuhnya. Tidak ada hal yang lebih menyakitkan saat melihat orang yang kamu cintai terluka di hadapanmu dan kamu tak bisa berbuat apapun, dan Ify merasakannya.
Dia hanya ingin mencari Rio di dalam gedung ini terlepas dari dia yang berhasil bebas dengan bantuan Max dan Gabriel, hingga tanpa sadar dia berpisah dengan mereka hingga langkah kakinya menuntunya pada sebuah ruangan yang terletak paling sudut di lantai tujuh.
Tapi Ify tidak tahu bahwa dia akan menemukan Rio dalam keadaan seperti ini. Apa yang dilihatnya pada diri Rio nyatanya mampu menghancurkan hatinya.
"... Saya berhasil menghancurkannya. Dan saya pikir sepertinya dia tak akan sanggup lagi untuk hidup terlebih dengan semua yang terjadi di masa lalunya."
Ify beralih menatap seorang pria yang berdiri tepat di hadapan Rio. Ify pikir, mungkin dialah pria yang bernama Antonio yang merupakan ayah angkat Rio.
"Arghhh hentikan!!"
Ify terkesiap, gadis itu kembali menatap Rio yang menutup kedua telinganya bahkan meremas rambutnya kuat, keadaan Rio sangat kacau hingga mampu membuat hati Ify sakit.
"Hentikan suara biolanya." Rio kembali berteriak membuat Ify tanpa sadar berlari ke arah Rio yang masih terbaring meringkuk di tanah dengan tangan yang masih menutup indra pendengarnya. Gadis itu bersimpuh meraih tubuh Rio hingga separuh terduduk dan mendekap tubuh Rio dalam pelukannya.
"Rio," Ify hanya mampu memanggil nama Rio tanpa bisa mengatakan hal apapun lagi, yang bisa ia lakukan hanya memeluk Rio. Memberikan Rio kehangatan dan kenyamanan di antara rasa sakit yang di dera pemuda itu.
"Ify...," Rio berkata lirih, saat menyadari siapa seseorang yang memeluknya kini. "Tolong hentikan suara biolanya."
Ify mendongak, menatap seorang gadis yang tengah memainkan biola. Ify tidak tahu kenapa Rio terlihat kesakitan seperti ini mendengar suara biola, namun mengingat bagaimana Rio yang pernah bertengkar dengan Cakka hanya karena sebuah biola Ify pikir mungkin alat musik itu berhubungan dengan masa lalu Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the Sun Rises
ActionDulu, Rio hanyalah seorang bocah 'Ice' yang teramat dingin namun mencoba untuk berubah menjadi seceria matahari terbit, hingga ia sadar bahwa matahari tak selamanya akan terbit dan ada saatnya matahari akan terbenam dalam titik lemahnya. Dan se...