Gabriel menghempaskan tubuhnya yang terasa sangat lelah di atas kasur king sizenya. Lengan tangannya menutupi kedua matanya yang terpejam, hembusan napas kasar keluar dari mulutnya."Iyel."
Gadis itu berlari ke arah Gabriel dengan senyuman lebar di kedua sudut bibirnya. Senyum ceria yang Gabriel rindukan.
Hap.
Gadis itu memeluk Gabriel erat. Teramat sangat erat membuat Gabriel sedikit sesak napas, namun tak membuatnya untuk melepaskan pelukan gadis itu. Dia merindukan gadisnya. Teramat sangat merindukannya.
"Gue kangen sama lo, Vei." ucap Gabriel seraya mengecup pelan puncak kepala gadis itu.
Gadis yang bernama lengkap Veira Xandra Diive itu hanya diam. Tak berniat untuk membalas ucapan Gabriel, membuat perempatan kecil di dahi pemuda itu.
"Vei,"
"Yel..." perlahan-lahan pelukan itu tak lagi erat seperti tadi, "jangan membenci Rio, Rio nggak salah apapun." Dan... Vei hilang. Gabriel hanya memeluk angin, bukan gadis yang dicintainya.
"VEI!!"
Gabriel terbangun dari tidurnya. Napasnya terengah-engah karena mimpi itu.
"Cuma mimpi," gumamnya pelan. Pemuda itu beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Karena ketiduran, ia lupa untuk mengganti seragam sekolahnya dan juga membersihkan tubuhnya yang mungkin saja kotor karena membersihkan sekolah siang tadi.
Gabriel keluar dari kamar mandi hanya memakai celana training berwarna hitam dengan dua garis berwarna putih di setiap sisinya.
Kedua tangannya dengan terampil mengusap rambutnya yang basah dengan sebuah handuk berwarna putih. Buliran air yang berasal dari rambutnya mengalir di dadanya yang bidang tanpa sehelai kain pun.
Setelah dirasa rambutnya sudah tak basah lagi seperti tadi, pemuda itu melempar handuknya secara sembarangan ke arah kasurnya. Kemudian berjalan menuju lemari pakaian memilih baju yang cocok untuknya tidur, pilihannya jatuh kepada kaos berwarna abu-abu lengan panjang.
Tepat ketika dia mengambil kaos abu-abu yang akan di pakainya, selembar foto terjatuh tepat di depan kakinya. Dengan cepat Gabriel memakai baju kemudian membungkuk untuk mengambil foto itu.
"Vei..."
***Till The Sun Rises***
Gabriel menatap foto itu dalam. Ada kerinduan yang terpendam saat melihat foto itu. Sebuah foto yang di dalamnya terdapat seorang gadis yang memakai sebuah flounce dress berwarna hitam. Sebuah foto yang diambilnya secara diam-diam tanpa sepengetahuan gadis itu. Veira Xandra Diive.
"Kenapa lo ninggalin gue, Vei?" Gabriel mengusap pelan foto itu tepat di bagian wajah Vei. "Gue kangen banget sama lo," ucapnya.
"Lo inget saat pertama kali kita bertemu dan detik itu juga kita pacaran?"
Memorynya berputar pada kejadian masalalunya saat ia masih berada di kelas VIII saat masih SMP dulu. Di mana ia bertemu dengan Vei secara tak sengaja di depan gerbang sekolahnya. Sebuah kejadian yang di pertemukan oleh takdir dan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the Sun Rises
ActionDulu, Rio hanyalah seorang bocah 'Ice' yang teramat dingin namun mencoba untuk berubah menjadi seceria matahari terbit, hingga ia sadar bahwa matahari tak selamanya akan terbit dan ada saatnya matahari akan terbenam dalam titik lemahnya. Dan se...