Felifya Deandra, gadis itu berlari tergesa-gesa di koridor yang nampak sepi karena kemungkinan besar sebagian murid yang lain sudah berkumpul di depan gerbang sekolah mereka untuk melihat aksi nekad Rio. Di belakangnya Cakka, Alvin, Agni, dan Sivia berlari mengikutinya.Khawatir dan takut. Itulah yang terlihat sangat jelas di wajah Ify maupun teman-temannya.
Apalagi ketika mereka membaca pesan di handphone Agni dari Dewa, salah satu teman Agni yang bersekolah di SMA Merpati yang merupakan sekolah tetangga mereka yang hanya berjarak kurang lebih satu kilo meter.
Ke gerbang sekolah lo sekarang, temen lo yang namanya Rio itu dikroyok The Dangers. Itulah yang ditulis Dewa di pesan itu.
The Dangers, salah satu genk di SMA Merpati yang terkenal dengan kenakalan siswanya. Bolos, tawuran, bullying, balap liar, dan jenis kenakalan lainnya yang mereka lakukan. Bahkan tak jarang beberapa murid SMA Merpati lebih memilih untuk pindah sekolah karena tak kuat dengan aksi bullying yang dilakukan The Dangers yang sudah kelewat batas.
Ify dan yang lainnya mencoba menyeruak masuk dari murid-murid yang menghalangi mereka. Kerumunan murid-murid sekolahnya dan juga beberapa murid SMA Merpati terasa penuh di depan gerbang sekolahnya, menonton Rio dan The Dangers yang sudah babak belur tanpa mau repot-repot untuk memisahkan mereka yang masih adu jotos satu sama lain, mereka terlalu takut karena mungkin saja pukulan itu mengenai wajah mereka.
Napas Ify memburu, dadanya terasa sesak karena berlari dan butir-butir keringat itu membanjiri dahinya. Kedua bola matanya terpaku melihat satu titik di depannya, Rio dan The Dangers.
"Kayaknya hantu toilet sialan itu masih merasuki tubuh lo, Yo. Apa yang harus gue lakuin biar hantu itu pergi dari tubuh lo?" Ify terus menatap Rio yang terlihat sangat marah, entah hal apa yang di perbuat The Dangers pada Rio hingga membuat Rio terlihat sangat marah seperti itu.
Rio yang sudah babak belur tampak sedikit kewalahan melawan enam anggota The Dangers yang terus memukulnya bertubi-tubi. Jelas saja Rio kewalahan karena dia melawan The Dangers itu sendirian, belum lagi Angga si ketua The Dangers terus menghantamkan pukulan pada Rio tanpa membiarkan Rio untuk melawan sedikitpun.
Brugh!
Angga berhasil menendang perut Rio hingga cowok itu jatuh tersungkur. Rio berusaha untuk berdiri meski tak jarang ringisan itu lolos dari bibirnya karena sekujur tubuhnya yang sudah terasa sakit dan luka lebam itu menghiasi wajahnya. Darah segar keluar dari sudut bibirnya yang sudah sobek. Rio mencengkram pelan perutnya yang terasa sakit karena tendangan dari Angga, kedua matanya menatap tajam Angga yang tersenyum meremehkan.
Di sela-sela perkelahian Rio dan The Dangers mereka melihat Angga yang terus berbicara pada Rio entah membicarakan hal apa, karena yang mereka dengar hanya suara-suara bising pukulan dan suara murid-murid yang lain.
"Shit, gue harus bantu Rio." Ify menoleh kepada Cakka, wajah Cakka terlihat sangat marah saat melihat Rio yang dipukuli oleh Angga dan anggota The Dangers yang lain. Sementara Alvin wajahnya semakin dingin dengan tatapan setajam elang menatap The Dangers. Oh jelas saja, bukankah Alvin yang paling protectif dengan Rio.
Tak butuh waktu lama untuk Cakka dan Alvin bergabung bersama Rio dan melawan The Dangers. Mereka saling adu pukul satu sama lain.
"Kalian pergi dari sini sekarang! Ini urusan gue sama Angga si brengsek itu," ucap Rio di sela-sela melawan pukulan dari Angga dan Bimo.
"Lo sahabat gue, dan seorang sahabat harus saling bantu ketika sahabat yang lain sedang kesusahan, ya nggak Vin?" Entah kenapa hari ini Cakka berubah menjadi sebijak Mario Teguh. Kedua tangan dan kakinya tak henti-hentinya melakukan pukulan dan tendangan pada Geri dan Dito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the Sun Rises
ActionDulu, Rio hanyalah seorang bocah 'Ice' yang teramat dingin namun mencoba untuk berubah menjadi seceria matahari terbit, hingga ia sadar bahwa matahari tak selamanya akan terbit dan ada saatnya matahari akan terbenam dalam titik lemahnya. Dan se...