Rio mengernyit ketika sinar matahari pagi menerpa wajahnya membuatnya sedikit silau, namun itu tak bisa membuatnya untuk membuka mata dan terbangun dari tidurnya. Dia membalikkan tubuhnya ke samping yang berlawanan dengan jendela dan menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
Di sisi lain Ify yang baru saja membuka gorden berdecak kesal, dilangkahkan kakinya untuk mendekati Rio yang masih tertidur pulas di atas kasur.
"Dasar pemalas!" Kedua tangannya terulur untuk menarik paksa selimut yang membungkus cowok itu. "Tikus bangun!! Sampai kapan lo mau tidur terus, huh?!" Gadis itu menepuk-nepuk atau mungkin lebih tepatnya memukuli lengan Rio agar cowok itu terbangun dari mimpinya sekarang.
Oh yang benar saja, ini sudah jam sebelas dan Rio masih tidur di kamarnya? Ck, benar-benar pemalas. Ify tak habis pikir bagaimana bisa dia jatuh cinta pada cowok pemalas seperti Rio.
Rio menggeliat tak nyaman dari tidurnya dan sedikit terusik dengan suara teriakan Ify juga pukulan gadis itu, tangannya menarik kembali selimutnya untuk membungkus tubuhnya yang menggigil kedinginan. Cowok itu bergumam tak jelas bermaksud untuk mengusir Ify dari kamarnya dengan mata yang masih terpejam. Dia ingin tidur seharian hari ini, tapi kenapa Ify malah mengganggu tidurnya, sih?
Dia masih mengantuk. Dia ingin tidur. Kepalanya sedikit pening dan tubuhnya terasa lemas sekarang, mukin efek semalam karena dia terus menerus mengguyur tubuhnya lebih dari dua jam dengan air dingin belum lagi dia tidur dengan AC yang masih menyala.
"Pergi. Jangan ganggu gue, gue pengen tidur."
Ify berdecak dan berkacak pinggang mendengar gumaman Rio yang tak jelas namun dia masih bisa mengerti arti ucapan cowok itu. Rio mengusirnya. Rio ingin tidur.
Sebenarnya bisa saja dia langsung pergi dari kamar Rio dan tidak membangunkan cowok itu, tapi dia tidak bisa. Kejadian kemarin malam membuatnya khawatir dengan keadaan Rio, cowok itu tiba-tiba saja pergi dengan tergesa-gesa setelah mendapatkan telepon dari seseorang. Dia takut terjadi sesuatu dengan Rio jika dia meninggalkannya.
Ify sekali lagi berusaha untuk membangunkan Rio; menarik selimut, memukul-mukul Rio, bahkan berteriak kencang tepat di telinga Rio namun cowok itu tak kunjung bangun.
"Berisik."
Hanya sepatah kata yang Rio ucapkan dengan nada kesal ketika Ify terus mengganggu tidurnya, cowok itu bahkan tak membuka matanya sama sekali.
Ify jadi kesal, bagaimana caranya dia membangunkan Rio yang susah bangun seperti ini.
"Tikus ayolah... ini udah siang banget. Sampe kapan lo tidur terus, sih? lo nggak laper, hah? Cepetan bangun, jangan jadi orang pemalas."
Ify mengguncang-guncang tubuh Rio, mencubit kedua pipinya, mencubit hidung pemuda itu, dan bahkan menarik tangan Rio, semuanya dia lakukan agar cowok itu terusik dan segera bangun dari tidur nyenyaknya.
Dan sepertinya berhasil. Rio mulai sedikit terganggu dengan Ify yang terus-terusan mengganggu tidurnya. Merasa kesal karena Ify terus mengganggu tidurnya, Rio terpaksa membuka matanya dan menarik kuat tangan Ify yang sedari tadi menarik-narik tangannya dan membuat gadis itu jatuh menimpa tubuh Rio yang terhalang oleh selimut.
Belum sempat Ify menghilangkan rasa terkejutnya karena Rio yang menarik tangannya hingga ia jatuh nenimpa tubuh Rio, Kedua bola matanya kini telah melotot kaget ketika kedua tangan Rio melingkar sempurna di pinggangnya. Memeluk erat tubuhnya. Gadis itu memukul dada bidang Rio agar melepaskannya namun Rio malah semakin memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the Sun Rises
ActionDulu, Rio hanyalah seorang bocah 'Ice' yang teramat dingin namun mencoba untuk berubah menjadi seceria matahari terbit, hingga ia sadar bahwa matahari tak selamanya akan terbit dan ada saatnya matahari akan terbenam dalam titik lemahnya. Dan se...