Dengan tersenyum aku mulai melangkahkan kaki di atas tumpukan salju yang membuatku merasa seperti berada di Freezer. Sore ini udaranya cukup dingin, aku mampir disebuah cafe sembari menikmati pemandangan di sekitar London Bridge yang letaknya tidak jauh dari tempatku berada.
Angin bertiup di sekelilingku dan dengan senang mempermainkan rambut coklatku ini. Aku segera mengambil kamera yang ada di tas mungilku. Dan mulai menjepret suasana di sekitar cafe tersebut.
"Bisakah kamu memotretku?" tanya seorang turis padaku. Aku hanya mengangguk. Beruntung bahasa inggrisku cukup baik. Jadi aku langsung mengerti apa yang dia ucapkan.
"Terima kasih"
"Sama - sama"
"Bolehkah aku melihat hasilnya?"
"Tentu" aku segera memperlihatkan hasil jepretanku padanya.
"Wow! Ini luar biasa! Apakah kamu seorang fotografer?"
"Bukan"
"Lalu?"
"Hanya gadis biasa yang pertama kali berada di London!"
"Memangnya dari mana asalmu?"
"Indonesia"
"Indonesia? Aku pernah pergi kesana dan tentu saja pemandangannya sangat indah!" kata lelaki berhidung mancung tersebut. Aku hanya tersenyum.
"Pada saat itu kamu berkunjung kemana?"
"Jakarta dan Bali!"
"Tempat tinggalku di Jakarta! Dan Bali memang terkenal dan banyak digemari para wisatawan!"
"Benarkah? Kalau aku pergi ke Indonesia lagi. Aku ingin kamu menjadi pemandu wisataku!"
"Dengan senang hati!" aku tersenyum.
"Terima kasih. Kalau begitu, semoga kita bertemu lagi!"
"Ya"
"Oh ya, aku Jones Luttrel!"
"Dylan"
"Hanya itu?"
"Ya, tidak ada nama belakang"
"Oh. Setidaknya kamu masih memiliki nama!" canda Jones. Aku tersenyum.
"Senang bertemu denganmu Dylan!" lanjutnya, kemudian dia melangkahkan kakinya dan pergi entah kemana.
Braaakk... seseorang menabrakku hingga terjatuh.
"Maafkan aku! Maafkan aku, sungguh aku tidak sengaja!"
"Tidak apa"
"Apakah kamu baik - baik saja?" tanyanya sembari membantuku untuk berdiri.
"Ya"
"Ini kameramu!" katanya sembari memberikan kameraku yang tadinya terpelanting.
"Terima kasih!"
"Apakah kameranya rusak?"
"Tidak"
"Oh, syukurlah..." katanya lega "Aku harus pergi, sekali lagi maafkan aku!". Kemudian pemuda tampan itu kembali berlari. Namun langkahnya terhenti, kemudian berbalik dan menghampiriku.
"Daniel Kitsch!" dia memperkenalkan dirinya.
"Aku Dy..."
"Sally!"
"Apa?"
"Kamu Sally kan?" tanyanya, aku sama sekali tak mengerti dengan apa yang dia maksud.
"Sally? Siapa Sally?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In April
Teen Fiction"Dia mencintaimu. Aku ingin kamu menjaganya untukku. Buatlah dia selalu merasa bahagia. Karena hanya kamu yang dapat membuat dirinya bahagia" - Max Marin Terkadang menyakitkan, menyedihkan, membahagiakan serta mengharukan. Semua perasaan itu bercamp...