Lima

191 11 0
                                    

Aku telah melupakan semuanya, terutama mengenai kejadian kemarin. Tetapi Maria berhasil membuatku merasa lebih baik. Sekarang mungkin dia sudah terbang ke Meksiko. Sayang sekali, tetapi dia bilang inilah yang terbaik. Aku pasti akan merindukannya.

Rupanya Maria benar, cinta itu sangat aneh. Saat ini pikiranku di penuhi gambaran Axe. Aku sangat merindukannya. Aku ingin bertemu dengannya, aku tidak akan marah dengan kejadian kemarin. Aku juga tak ingin memperpanjang masalah, karena aku membutuhkan Axe dan aku merasa nyaman berada di dekatnya. Jika kami selalu bertengkar, ya itu akan sangat menyiksaku.

"Dylan, bagaimana harimu disini?"

"Sangat menyenangkan!"

"Syukurlah ada Fahri dan teman – teman barumu itu yang menemanimu, karena kakak tidak bisa menemanimu"

"Tidak apa kak!"

Kriiiiiiing... ku lihat muncul nama Fahri di layar ponselku.

"Halo Fahri. Ada apa?"

"Kamu dimana?"

"Dirumah. Kita berangkat sekarang?"

"Masalahnya, aku tidak bisa! Rupanya kita harus membatalkan rencana kita kemarin!"

"Kenapa?"

"Aku harus kembali ke Indonesia!"

"Ada apa?"

"Ada urusan mendadak! Jika kamu ingin jalan – jalan, ajaklah Axe, dia mau menemanimu!"

"Hmm... kapan kamu kembali?"

"Entah, aku akan lama berada di Indonesia!" jawab Fahri "Baiklah, pesawatku akan segera berangkat. Semoga harimu menyenangkan Dy!"

Tut... tut... tut... Fahri terlihat tergesa – gesa, aku jadi ingin tahu ada apa? Mengapa dia kembali padahal aku baru disini dan dia kembali. Sungguh menyebalkan. Padahal aku berniat untuk tidak mengecewakannya hari ini, namun justru sebaliknya.

Kak Lucy meninggalkanku sendiri di dalam rumah. Aku hanya merenung di depan cermin kamar tidurku. Apakah Axe juga mencintaiku? Tanyaku dalam hati. Tak lama kemudian aku mendapat sebuah pesan dari seseorang yang sedang ku pikirkan saat ini.

"Bersiaplah. Kita akan pergi bersama, aku akan menjemputmu!"

Aku langsung berganti pakaian. Ternyata Axe sudah menungguku diluar. Betapa senangnya hatiku saat ini. Aku ingin tersenyum selebar – lebarnya namun aku takut ia akan bertanya, mengapa aku tersenyum lebar? Jadi ku urungkan niatku untuk melakukannya.

"Sudah lama?"

"Tidak" jawab Axe "Masuklah!" Axe membukakan pintu mobilnya untukku.

Mobil Axe pun melaju dengan kecepatan sedang. Aku memandangi wajah Axe, dia sangat sempurna bagiku. Andai aku menjadi teman baiknya dari dulu, pasti kita punya hubungan yang lebih dari seorang teman.

Rasanya aku ingin mengungkapkan perasaan cintaku padanya. Aku sangat yakin, bahwa aku mencintainya. Akan tetapi aku takut dia akan menjauhiku, dan aku tak ingin itu terjadi.

Hari ini Axe mengajakku ke banyak tempat dan kami pun tak lupa untuk berfoto bersama. Sungguh aku sangat senang. Dia berbeda dari kemarin, hari ini dia benar – benar peduli padaku.

Warna hitam mulai tampak dilangit, tanda hari sudah mulai petang. Kami mampir di sebuah restaurant untuk makan malam sekaligus menghangatkan tubuh setelah berada di luar selama berjam – jam.

Sembari menunggu pesanan datang. Kami menikmati pemandangan di kota London pada malam hari melalui restaurant tersebut.

"Terima kasih untuk hari ini!"

Love In AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang