"Ayah! Ibu ini sudah pukul 10!" teriakku yang masih menggunakan piyama.
"APA?!!!" teriak mereka berdua kemudian segera beranjak dari ranjang tidur.
Pesawat akan berangkat pukul 10.45 dan kami masih sibuk bersiap – siap. Sedangkan Daniel masih terlelap, aku segera membangunkannya. Tadi malam memang kami tidur sangat larut sehingga kami bangun kesiangan seperti ini.
Ini hari yang buruk bagi kami. Karena pesawat akan berangkat dalam sepuluh menit namun kami masih berlarian di bandara yang cukup ramai pagi ini. Banyak orang berlalu – lalang keluar masuk bandara.
"Cepat!" teriak Daniel. Kami berusaha menemukan pintu pesawat dan bertanya pada salah seorang pramugari. Akhirnya kami menemukannya namun pintunya sudah tertutup.
"Bukalah! Kami mohon!" ibu memohon.
"Tapi pesawat akan berangkat! Maafkan kami nyonya!"
Datanglah seorang pilot yang membawa segelas kopi. Dia sangat ramah, memperbolehkan kami masuk dengan senyumannya. Kami mengucap banyak terima kasih. Jika tidak ada pilot itu, pasti kami akan menunda perjalanan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In April
Teen Fiction"Dia mencintaimu. Aku ingin kamu menjaganya untukku. Buatlah dia selalu merasa bahagia. Karena hanya kamu yang dapat membuat dirinya bahagia" - Max Marin Terkadang menyakitkan, menyedihkan, membahagiakan serta mengharukan. Semua perasaan itu bercamp...