Aku mengucek – ucek mata. Merenggangkan pinggang. Serta menguap. Ku kuatkan diri untuk bangkit dan menuruni anak tangga dengan sangat berhati – hati. Ibu terlihat sibuk memasak sarapan di dapur, aku segera menghampirinya.
"Selamat pagi sayang!" sapanya yang mengetahui kehadiranku. Aku duduk di kursi lalu kembali tidur. Ibu yang melihatnya langsung tertawa. "Kamu yakin tidak mau membuka mata?" tanya ibu, aku tidak menggubrisnya. "Ada paket untukmu dari Indonesia!" mataku langsung membelalak, dan beranjak dari tempat duduk.
"Dimana?" tanyaku.
"Di ruang keluarga dekat perapian!" jawabnya sembari tertawa. Aku yang masih menggunakan piyama itu berlari ke ruang keluarga dengan tergesa – gesa seperti di kejar pemburu.
Kotak berukuran sedang yang berbalut kertas berwarna coklat itu berada di dekat perapian. Ku lihat nama pengirimnya Lucy Derista. Aku menyobek rapi bungkusan tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah kotak musik yang indah dan juga sepucuk surat.
Dear Dylan,
Apa kabar? Kakak harap kamu baik – baik saja.
Kabar kakak sangat baik dan ada kabar baik juga,
Kak Lucy akan memiliki buah hati. Kakak senang
Sekali! Kakak harap dia perempuan dan jika besar
Akan tumbuh sepertimu menjadi gadis yang menawan.
Oh ya, kakak mengirim sebuah kotak musik untukmu
Tapi ketahuilah itu bukan dari kak Lucy melainkan
Kak Devan. Kakak menemukan ini dikamarnya saat
Mengemasi barang – barang dirumah. Dibawah
Kotak musik itu ada tulisannya. Kamu bisa melihatnya!
Dia menyayangimu Dylan! Kami semua menyayangimu...
Jagalah dirimu baik – baik disana dan sampaikan pesan
Kakak pada orang tuamu sertakan juga terima kasihku pada
Mereka.
Salam hangat,
Kak Lucy
Untuk Dylan tulisan itu tertera di bawah kotak musik tersebut. Ternyata benar kak Devan menyayangiku, dia tidak ingin aku mengetahuinya. Tapi kenapa begitu? Bukankah seharusnya dia mengatakan yang sebenarnya padaku? Aku pasti akan sangat bahagia.
Aku juga menemukan sebuah foto di amplop surat kak Lucy. Itu adalah foto bersama kami dua tahun yang lalu, aku semakin percaya dan yakin bahwa kak Devan benar – benar menyayangiku sebab aku melihat foto kak Devan yang berada di sebelahku itu merangkul pundakku sembari tersenyum. Air mataku berjatuhan, aku sangat senang melihat kak Devan tersenyum padaku di foto tersebut hanya saja aku tidak mengetahuinya tapi yang pasti itu akan menjadi kenangan terakhir yang indah dalam hidupku. Aku merindukanmu, kak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In April
Teen Fiction"Dia mencintaimu. Aku ingin kamu menjaganya untukku. Buatlah dia selalu merasa bahagia. Karena hanya kamu yang dapat membuat dirinya bahagia" - Max Marin Terkadang menyakitkan, menyedihkan, membahagiakan serta mengharukan. Semua perasaan itu bercamp...