Seseorang yang aku temui dimalam acara bisnis lalu ialah karl meyer. entah apa yang dia lakukan disana aku tak tau dan aku penasaran ingin mendengar langsung jawaban dari mulutnya.
" Apa kau marah kepadaku? " tanya karl memecah suasana keheningan antara aku dan dirinya karna sembari tadi aku hanya diam tanpa bersuara sehingga moccacino ku tinggal sisa sedikit bekas ku minum terus menerus.
Karl mengerang frustasi " tolong jawab lah , jangan hanya diam " sambungnya lagi memohon.
Aku terlalu banyak menghela nafas akhir-akhir ini dan sekarang aku melakukannya lagi " aku tidak marah kepadamu " ucapku pada akhirnya.
" Kenapa kau hanya diam saja jika tidak marah kepadaku? kita sudah setengah jam lebih berada di cafe ini dan kau sama sekali meacuhkan aku " balasnya gusar.
" Aku hanya memikirkan kata apa yang harus aku ucapkan saat bertemu denganmu "
Karl mengerinyit tidak paham dengan ucapan barusan yang keluar dari mulutku.
" Apa yang kau lakukan kemarin malam? bukankah setau ku kau pekerja kantoran bukan pegawai dibutik atau desainer sepertiku "
Karl terdiam beberapa menit sebelum menjawab pertanyaanku " kau tidak tau tentangku " ujarnya.
" Aku tidak memaksa mu untuk memberitahu semua tentangmu aku hanya ingin tau kenapa kau berada disana , hanya itu. " balasku acuh.
" Aku anak tertua dari tiga saudara dan ibu ku ialah managermu "
Aku tersedak minumku sendiri saat karl menjelaskan tentang dirinya. aku hanya tidak mengerti , setauku mrs.millicent mempunyai anak lelaki dan perempuan tetapi anak lelakinya tidak tinggal di berlin melainkan di london.
" Aku tau kau pasti bingung dan tidak menyangka bukan tapi memang itu kebenarannya dan jika kau bertanya mengapa nama belakang ibu ku millicent bukannya meyer itu dikarenakan ibu ku tak ingin mengambil nama belakang dari ayahku "
" Ttaaapiii--- tunggu , bukankah setau ku kalau anak lelaki mrs.millicent itu berada dii--- " ucapku terpotong saat karl langsung spontan menjawab pertanyaanku.
" Aku memang tinggal di london untuk menyelesaikan kuliahku dan sekarang aku sudah kembali kesini " sambungnya.
" Kenapa mrs.millicent tidak memberi tahuku? " balasku bingung dengan perkataannya yang tiba-tiba seperti ini.
" Kau tidak pernah menanyakannya bukan kepada ibu ku dan kau tau aku dilondon itu waktu kau baru saja masuk bekerja di butik ibu ku "
Ah aku terlalu bodoh untuk tidak mengetahuinya padahal jika aku bertanya aku tidak akan terkejut seperti ini.
" Baiklah aku mengerti sekarang dan mengapa kau ada disana kemarin malam jika bukan karna urusan bisnis apa kau kesana untuk menemani ibumu? "
" Faktor pertamanya itu dan faktor keduanya untuk melihat dirimu "
" Tapi kenapa? "
" Tidak ada , aku hanya ingin melihatmu " balasnya sambil tersenyum manis kepadaku
" Jadi kau tau aku bekerja di butik ibumu bagaimana? bukankah waktu itu kita hanya pertama kali bertemu? " ujarku memastikan.
" Saat pertama kali ibu ku merekrut orang untuk menjadi desainer , ibu ku bercerita kepadaku bahwa dia seorang wanita cantik dan pintar. dia bernama alison mueller. saat kita pertama kali bertemu entah kenapa aku pikir alison yang aku temui itu ialah alison yang bekerja sebagai asisten di butik ibuku dan ternyata dugaanku tepat. maka dari itu mengapa aku mengetahui tempat kau bekerja dan nama margamu " jawabnya panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Romance● part 1-25 (publik) ● part 26-seterusnya (private) + follow me & add library. Seorang gadis penyuka senja dan pecinta novel sedang membaca salah satu novel kesukaannya karya Cornelia Funke: Tintenherz bergenre fiksi sambil menyesap moccacino panasn...