(13)

17 4 1
                                    

" Alison , maafkan aku. aku tak berfikir bahwa nanti kau akan marah seperti ini dan aku tak bermaksud membuatmu merasa tidak percaya diri dihadapan ibuku karna ibu ku tidak seperti itu , dia menyukaimu layaknya anak baginya " ucap karl kala aku sedang memakai higheels di kakiku.

Aku tak menghiraukannya dan langsung beranjak meninggalkan apartement miliknya. hanya beberapa langkah aku berjalan , karl sudah menarik tanganku hingga membenturkan diriku ke dinding.

" Hei! lepaskan " ucapku saat merasakan tangan kokoh miliknya mencengkram pergelangan tangan kiri kecilku.

" Alison , maafkan aku. aku mohon , kau jangan marah seperti ini " balasnya dengan memasang muka cemas.

" Tolong lepaskan , tanganku sakit "

Karl melepaskan pergelangan tangan kiriku sedikit demi sedikit tetapi masih dengan posisi memegang bukan mencengkram lagi.

Aku lihat wajahnya yang cemas , sebenarnya aku tidak terlalu marah hanya saja aku kesal kepadanya melihat dirinya yang gampang memberi tahukan posisiku ke pada ibunya yang sekarang adalah manajer di butik pekerjaaku itu. apa yang dipikirkan oleh ibunya tentang diriku , aku bisa dianggap sebagai wanita murahan yang mendekati anaknya hanya karna uang dan harta.

" Aku harus pergi sekarang , berhentilah mengejarku "
ucapku seraya melepaskan tangannya yang menggengam di pergelangan tangan kiriku.

Aku keluar apartement milik karl dan mencari taxi untuk mengantarku pulang sebelum harus pergi lagi untuk berangkat bekerja. saat aku sudah berada didalam taxi , telpon gengam milikku terus berbunyi pertanda ada seseorang yang menelponku , aku tak menghiraukannya untuk beberapa saat karna aku pikir itu pasti karl yang menelponku tetapi hingga deringan ketiga aku memastikan bahwa itu benar-benar karl ataupun bukan.

" Ada apa? " tanyaku saat setelah menerima panggilan telepon masuk.

" Bagaimana kencanmu kemarin malam hahaha " balas suara diseberang sana.

" Tidak begitu bagus odelie "

" Apa maksudmu? ku pikir kau bahagia "

" Sudahlah , lagi pula aku tak berkencan dengannya hanya menemaninya saja " balasku acuh.

" Kau kenapa seperti terlihat sedang kesal? "

" Hmmm " ucapku malas membahas lebih lanjut tentang kejadian sebelumnya.

" Baiklah , nanti sore aku akan ke cafe dan kau pasti akan kesana kan? aku sangat bosan dirumah dan sepertinya aku sedang ngidam jadi ingin makan sesuatu yang manis-manis "

" Sehabis dari butik aku akan kesana , kau langsung saja kesana tak usah mampir ke butik ku "

" Auf wiederhören! "

Tut...tut..tut...

Sambungan teleponku dengan odelie telah terputus.

Aku menghela nafas , berfikir apa yang akan aku lakukan jika nanti mrs.millicent menanyakan apa yang telah terjadi antara aku dengan karl tadi malam hingga berakhir tidur diapartement miliknya.

***

" Güten tag! " ucap beberapa karyawan yang sedang membetulkan gaun di manekin ataupun sedang membereskan pekerjaan yang lain.

Aku tersenyum ke arah mereka pertanda aku menghargai ucapan dari mereka kepadaku.

" Permisi , mrs.mueller ibu sedang memanggil anda untuk segera kekantornya " ucap seorang karyawan ketika aku telah memasuki ruang kerjaku.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang