(17) Karl POV -3. end

19 4 1
                                    

Aku memegang tangannya untuk berjalan beiringan denganku dan tidak ingin melepaskannya karna aku tidak ingin apa yang akan menjadi milikku akan disukai oleh orang lain. sebutlah bahwa diriku egois.

Berjalan menuju ketempat rekan-rekan kerjaku berada , alison menurut saja tanpa berontak. semua mata tertuju padanya , aku sangat kesal melihat mata lelaki yang seperti ingin memilikinya. semakin erat ku genggam tangannya hingga salah satu rekan kerjaku menyapaku.

Dia bertanya siapa gerangan wanita yang disebelahku , aku pun menjawab bahwa dia adalah tunanganku. alison terlihat bingung karna rekan kerjaku berbicara menggunakan bahasa belanda. " fyuh , untunglah rekan kerjaku ini menggunakan bahasa yang alison tak mengerti ucapannya jika dia tahu bahwa aku mengenalkannya sebagai tunanganku maka dia akan marah " batinku berkata.

Setelah pamit untuk pergi dan meninggalkan obrolanku dengan rekan kerjaku , aku menuju ketempat teman dekatku yang berada disana dan menjadi asisten pribadiku dikantor. ia bernama bernando.

Bernando berbicara menggunakan bahasa latinnya karna memang dia kurang fasih berbahasa jerman , aku pun menjawab lagi bahwa alison adalah tunanganku.
Alison bertanya apa yang diucapkan bernando dan aku hanya menjawab bahwa dia sangat cantik malam ini.

Bernando pun mencoba mengajak alison berkenalan dengan aksen jermannya yang payah tapi alison hanya menjawab singkat dan itu membuatku senang. ternyata alison memang seperti itu , selalu dingin kepada siapapun termasuk aku pun dulu.

Dengan sedikit guyonannya , bernando berbicara kepadaku bahwa dia ingin memiliki alison dan seketika membuatku hampir marah. " ah sialan kau bernando! " ucapku geram di dalam hati.

Saat aku sedang asyik berbincang dengan bernando , MC yang sekarang berdiri di panggung dengan tangan kirinya yang memegang mic. MC itu mengenalkan rekan kerjaku yang mempunyai acara pesta malam ini.

Hingga beberapa saat MC itu berkata bahwa sebentar lagi akan diadakan pesta dansa dan MC itu pun membagikan topeng kesemua orang yang berada disini termasuk aku dan alison , aku pun melihat beberapa pasangan sudah berkumpul ditengah-tengah dan mereka bersiap akan berdansa saat lagu dansa hendak diputarkan.

Aku melirik ke arah alison dan dia terlihat sedang melihat-lihat orang-orang yang sedang bersiap diri untuk berdansa dan dengan ragu-ragu aku mencoba untuk mengajaknya berdansa meskipun lagu sudah hampir setengah bait diputar , alison seperti menimang-nimang ajakanku sebelum dia meng-iyakannya.

Tak henti-hentinya aku menatap kearah alison , aku sungguh bahagia bisa berdansa dengan seorang wanita cantik seperti dirinya. dia bertanya mengapa aku selalu menatap kearahnya dengan semburat pipi yang memerah , aku pun menjawab karna dia begitu cantik malam ini dan aku benar-benar menyukainya.

***

Setelah pesta dansa usai , alison pamit kepadaku untuk melihat indahnya malam di kota berlin. aku pun menghampirinya yang sedang berdiri dibalkon.

Tanpa dia sadari , aku sudah berdiri disampingnya. melihat dirinya yang sedang melamun dengan tatapan sendu yang tak bisa ku mengerti.

Akhirnya dia menyadari keberadaanku , aku pun bertanya apakah dia ingin pulang sekarang dan dia hanya menjawab mungkin nanti. aku mencoba menanyakan apa yang sedang dipikirkan dirinya , dia berkata bahwa dia sedang merindukan masa lalu nya dan merindukan orang-orang yang dia cintai.

Terlihat sangat jelas bahwa dia sedang bersedih dan tak tahu harus berbuat apa. entah apa yang sedang ku lakukan , aku meyakinkan dirinya bahwa dia tak seorang diri didunia ini ada aku yang akan selalu berada disampingnya dan ingin melihat dirinya yang sesungguhnya bukan seperti alison yang mempunyai kesedihan mendalam dan rasa penyesalan.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang