Kami telah duduk di ruang tamu tapi tak ada satu pun yang memulai pembicaraan , semua nya kalut dengan pikiran masing-masing.
" Ada apa sebenarnya? " tanya erich membuka suara , penasaran dengan kami yang terdiam.
" Eugen , kau yang mulai cerita. " ucapku menyuruh.
" Apakah kau benar-benar mencintai odelie dan serius dengan hubungan ini? " kata eugen serius.
Erich terlihat bingung dengan pembicaraan ini.
" Mengapa kau bertanya seperti itu? "
" Aku hanya ingin kau menjawab nya saja tanpa perlu bertanya. "
" Ya! aku mencintai odelie "
Eugen terdiam dan memastikan apa yang akan diucapkannya tidak membuat situasi semakin rumit.
" Odelie sedang mengandung anak mu. "
" A---apa maksud-muuu? " ucap erich terbata-bata.
" Saat kau terakhir kesini setelah kepergianmu selama tiga minggu itu odelie sudah mengalami trimester pertama hingga minggu ke enam dia memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke dokter dan dokter pun menyatakan odelie mengandung. " ucapku melanjutkan pertanyaan erich.
" Sekarang berapa usia kandungamu? "
" Telah memasuki minggu ke sembilan belas. " balas odelie getir.
" Berarti sekarang usia kandungamu hampir memasuki bulan ke lima? astaga tuhan kenapa aku tidak menyadari peruban perut mu yang terlihat menonjol ini. "
Erich langsung mengelus perut dan memeluk odelie , erich pasti merasakan bahagia dan juga merasakan sedih karna menjadi lelaki yang tak berguna bagi odelie.
" Maa--affkan aku , aku meninggalkanmu seorang diri disini dan kau berjuang menjalaninya mempertahankan calon anak kita. aku memang lelaki brengsek yang tak pantas untukmu , ak-uuu aya-hhh ya-ngg jahat. "
" Kau tak bisa berbicara seperti itu , ini bukan salahmu saja tetapi juga salahku karna aku tak memberitahumu yang kenyataannya kau adalah ayah dari calon anak kita ini dan maafkan aku jika aku lebih mementingkan cita-citamu daripada memberitahu ini. "
Tangis odelie pun pecah dalam rasa penyesalan dan kebahagiaan , aku dan eugen berpegangan tangan untuk menguatkan hati kami agar kami tak ikut bergabung memeluk mereka.
" Hei sayang lihat aku. " erich memegang wajah odelie untuk melihat ke arahnya " kita sama-sama salah disini dan jangan kau merasa bersalah. " kecup erich lembut ke kening odelie.
" Sekarang kita harus bagaimana? "
" Aku akan menemanimu disini. " ucap erich serius dengan keputusannya.
" Jangan! " teriak odelie.
" Kau tak ingin aku berada disini? "
" Bu-kaaan begitu... hanya saja aku tak ingin kau meninggalkan kuliahmu dan menemaniku disini. "
" Tapi aku tak mungkin meninggalkanmu lagi disini setelah aku mengetahuinya dan sudah cukup aku tak bertanggung jawab kepada mu dan calon anak kita. "
" Hei erich! apa yang di ucapkan odelie itu benar , dia telah mengorbankan diri nya hanya untuk melihatmu berhasil dengan cita-cita mu dan jangan kau mengecewakannya. " timpal eugen.
" Aku tak bisa seperti itu melihat ia menderita. "
" Kau bisa percayakan aku dan alison disini , kau jangan khawatir akan masalah itu yang kau khawatirkan adalah bagaimana reaksi orang tua odelie mengetahui tentang perihal ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Romance● part 1-25 (publik) ● part 26-seterusnya (private) + follow me & add library. Seorang gadis penyuka senja dan pecinta novel sedang membaca salah satu novel kesukaannya karya Cornelia Funke: Tintenherz bergenre fiksi sambil menyesap moccacino panasn...