(22)

10 4 1
                                    

Aku maupun odelie dan eugen telah berada di apartemen milikku. benar saja dugaanku , eugen akan marah melihat keadaanku sekarang jauh dari hidup yang mewah saat aku bersama dengannya atau pun dengan kedua orang tua ku dulu.

Inilah diriku sekarang , aku hanya ingin hidup mandiri dan tak ingin menyusahkan orang lain lagi. memang dulu aku wanita yang manja dan berfoya-foya dengan harta orang tua tetapi semua itu berubah saat kedua orang tua ku meninggal.

Dan semua harta warisan bagian antara aku dan eugen itu aku titipkan sementara waktu ke eugen karna pasti sewaktu-waktu aku akan membutuhkannya.

" You're so stupid! cepat sekarang kau bereskan semua barang-barangmu dan kita pindah apartemen yang lebih layak untuk digunakan " ucap eugen marah kepadaku.

" Eugen , please. aku sudah nyaman tinggal disini , lagi pula tidak seburuk yang kau fikirkan " balasku berusaha meyakinka.

" Kau memang banyak berubah " eugen menarik nafasnya lalu menghembuskannya " baiklah , ini kehidupanmu sekarang dan aku tak ingin kita ada konflik lagi karna hanya dirimu yang sangat begitu keras kepala dan aku tak habis fikir bagaimana odelie bisa tahan bersahabat denganmu "

Odelie terkekeh mendengar penuturan dari eugen.

" Kau ku bawa kesini hanya untuk marah-marah? " balasku menjulurkan lidahku kepadanya.

" Tidak , lebih tepatnya ceritakan awal semuanya dari sekarang tak ada sedikit pun yang tertinggal "

Aku melirik ke arah odelie untuk memastikan apakah sekarang saatnya rahasia antara aku dan dirinya terbongkar , odelie meangguk pertanda setuju. aku mengambil nafas sedalam mungkin dan menetralkan detak jantungku yang beradu cepat.

" Aku akan mulai cerita , kau jangan memotong ucapanku sampai aku selesai bicara " aku menjeda sebentar ucapanku lalu melanjutkannya " awalnya odelie meneleponku dan tiba-tiba mengatakan kepadaku bahwa dia akan ke apartement padahal saat itu sudah tengah malam dan belum sempat aku menjawabnya odelie telah memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. aku menunggu kedatangannya dan saat itu pula aku merasakan sesak di dadaku saat mengetahui bahwa odelie mengandung anak dari erich "

Aku melihat eugen sangat terkejut dan sangat jelas dia sedang memendam sesuatu , seperti kecewa. karna baginya odelie adalah adiknya juga selain aku.

Aku pun menyambung cerita yang sempat terpotong karna khawatir melihat perubahan eugen " tapi aku tak ingin menanyakan lebih lanjut tentang perihal kejadian itu dan aku membiarkannya tenang terlebih dahulu , besok paginya aku memberanikan diri untuk bertanya. odelie berkata bahwa saat itu erich datang kerumahnya tanpa mengabarinya terlebih dahulu dan waktu itu orang tua odelie tidak sedang berada dirumah. odelie dan erich melepas rindu dengan bercerita apa saja , mulai dari apa saja yang dilakukan selama ini hingga kabar dari masing-masing seperti apa tetapi saat semua itu berlangsung tiba-tiba erich meminta untuk melakukan hubungan intim dan odelie meng-iyakan tanpa berfikir lebih panjang karna bagi odelie , erich adalah segalanya untuk dirinya dan mengingat bahwa mereka sekarang sedang LDR kemungkinan bertemu sangatlah tipis mengingat erich sangat sibuk di NYC sebagai mahasiswa dokter bedah. aku ataupun kau tak berhak marah atas kejadian ini meskipun kita berdua sangat terkejut dan merasa kecewa tetapi ini adalah keputusan odelie sendiri dan kita harus menerima itu , lagi pula sekarang odelie sudah terlanjur mengandung anaknya dan erich. permasalahannya sekarang adalah erich tidak mengetahui bahwa odelie sedang mengandung anaknya karna odelie tidak ingin menghancurkan mimpi erich tapi sekarang erich datang dari NYC ke jerman dan aku maupun odelie tidak tahu kenapa dia datang tiba-tiba seperti ini. apa yang harus aku dan odelie lakukan sekarang , eugen aku mohon bantu kami. kau menyayangi odelie bukan seperti kau menyayangiku? " ucapku memohon saat sudah meakhiri perbincangan yang sangat panjang ini.

Eugen hanya bisa terdiam diri dan menunduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun , dia sangat kecewa karna kebodohan yang telah dilakukan odelie.

" Kau benar , aku ataupun kau tak berhak mengatur kehidupan odelie. tapi aku tak menyangka kenapa jadi seperti ini dan aku tak habis fikir kepadamu , kenapa kau sangat bodoh!!! " teriak eugen marah ke arah odelie.

" Maaaa---fffkaan aku eugen , aaaa-kuuu sangat mencintaiiiii-iii erich dan apa pun akan akuuu lakukan untuk dirinyaaa " pecahlah sudah tangis odelie.

" KAU MEMANG MENCINTAI DIRINYA TAPI APA PERLU KAU MENGORBANKAN DIRIMU SENDIRI , KAU MENGANDUNG ANAKNYA SEORANG DIRI DAN DIAAA TIDAK TAHU APAPUN BETAPA SULITNYA DIRIMU SEKARANG. sekarang aku tanya , apa orang tua mu tahu akan kejadian ini? " bentak eugen.

" Tiiii-ddaaak " balas odelie terbata-bata.

" Aku tak habis fikir , kau sungguh membuatku kecewa sekarang , odelie "

" Euggg-eeenn maa-aafkan ak-uuu "

Odelie menangis sejadi-jadinya dan langsung memeluk eugen. aku melihatnya pun merasa teriris-iris , karna bagiku keluarga yang ku punya satu-satunya sekarang  adalah hanya eugen dan odelie , aku sangat menyayangi mereka berdua melebihi apapun dan sekarang melihat mereka berdua sama-sama menunjukkan arti sayang dan saling memiliki itu semakin membuatku tak tahan. aku pun langsung memeluk mereka bertiga.

" Sudahlah eugen , semua sekarang telah terjadi. aku mohon kepadamu tolong kesampingkan amarah dan kecewa dalam hatimu , bantu odelie sekarang untuk bagaimana menceritakan semuanya kepada erich dan nantinya kepada orang tua odelie. aku...tidak bukan hanya aku tapi odelie juga membutuhkanmu sebagai kakak lelakinya "

Erich melepaskan pelukan kami berdua dan mengambil nafas yang begitu berat untukknya.

" Kau tak perlu khawatir alison , aku menyayangi kalian berdua dan aku telah meanggap odelie adalah adik kandungku juga. sekarang urusan erich dan odelie adalah urusan ku karna aku bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesedihan yang terjadi di dalam kehidupan odelie maupun kau alison. memang sekarang aku sangat kecewa karna odelie tidak bisa menjaga kepercayaanku tetapi aku tau dia merelakan mahkotanya itu sebab dia sangat menyayangi erich. sekarang kalian bersiap lah dan ganti pakaian kalian , sebentar lagi kita akan menjemput erich dibandara. "

" Tapi bagaimana dengan kandungan odelie yang sudah mulai terlihat sekarang? " ucapku.

" Sebisa mungkin kau membantu odelie memilih pakaian yang lebih besar dari badannya , jangan kau pakaikan pakaian yang terlihat membentuk ke badannya pasti erich akan menyadari perubahan odelie. apalagi sekarang odelie terlihat lebih berisi ketimbang dulu dan aku akan menunggu disini serta akan membuat minuman di pantry "

Aku dan odelie pun mengangguk seraya meninggalkan ruang tamu menuju kamar tidurku.

***

" Sekarang dimana erich? apakah dia sudah menghubungimu? " ucap eugen kepada odelie.

" Mungkin sebentar lagi dia akan tiba " balas odelie.

Sekarang kami telah berada di Bandara Internasional Berlin-Brandenburg lebih tepatnya berada di jalur kedatangan tamu dari luar negeri.

Odelie selalu melihat ke telepon genggamnya memastikan apakah sekarang erich sudah sampai atau belum.

Sekitar hampir dua puluh menit kami menunggu di tempat tunggu , odelie seperti sedang melihat kearah seseorang sedang berjalan keluar dari jalur kedatang tamu luar negeri.

" Itttt--uuu ericchhh " ucap odelie kepadaku dan eugen.

Aku dan eugen pun langsung menatap seseorang yang ditunjuk odelie. sudah sangat lama aku tak bertemu dengannya dan baru sekarang aku bertemu , erich sangat berubah dengan memakai kaos oblong berwarna putih yang bermerk polo serta jeans biru dan sepatu converse hitam putih miliknya. dia berjalan kearah kami dengan menjinjing tas ranselnya dibahu dan mendorong kopernya cepat.

" Aku sangat merindukanmu , sayangku. hast du mich auch vermissen? " peluk erich ke odelie.

***

Don't forget vote and comment! See you next time♡♡

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang