" Aku sangat merindukanmu juga " balas odelie memeluk tubuh erich erat.
" Sayang , nanti ya kita lanjutin acara rindu-rindu nya " ucap erich mencoba melepaskan pelukan mereka.
" Tidak mau , aku masih rindu kau erich! "
" Coba lihat alison muka nya sudah kesal " kekehnya.
Memang benar apa yang dikatakan erich , aku sedang kesal terlebih lagi melihat sikap odelie. tak tahu kah bahwa aku dan eugen memikirkan cara untuk memberi tahu erich dan dia malah bermanja-manja dengan erich. saat ini bukan kondisi yang pas untuk bermanja-manja.
" Eugen , tinggalkan mereka berdua dan kita akan menunggu mereka di dalam mobil "
Aku mengajak eugen pergi dari bandara dan menunggu mereka di dalam mobil daripada aku harus memendam rasa kesalku terhadap odelie.
" Apa yang harus kita lakukan? " ucapku geram saat aku dan eugen sudah berada di dalam mobil.
" Calm down! kita ikuti saja rencana ku "
" Kau yakin akan berhasil? "
Eugen mengangguk mantap dengan rencana yang dibuatnya. aku pun berharap rencana ini akan berjalan lancar.
Hampir dua puluh menit , aku dan eugen menunggu di dalam mobil.
" Berhentilah kau merokok! asap rokokmu kemana-mana membuatku sesak nafas " bentakku kesal.
" Kau marah-marah terus , apa ada sesuatu? "
Aku sendiri pun tak mengerti kenapa aku marah-marah tidak jelas seperti ini , bukan karna kesal dengan odelie tetapi ada sesuatu yang lain.
" Tak apa , cepat habiskan rokokmu itu! "
" Aku bosan menunggu mereka jadi lebih baik aku merokok saja " balas eugen tidak peduli.
" Hei maafkan keterlambatan kami " ucap erich sesaat tiba di dalam mobil.
" No problem " balas eugen santai " kau mau kemana? mau makan atau bagaimana? " lanjutnya.
" Aku sudah makan sebelum take off jadi lebih baik langsung ke apartement alison hmm tapi " ucap erich terpotong " kau tak keberataankan alison , aku hanya menginap tiga hari saja " sambungnya.
" Silahkan saja erich " jawabku singkat.
Selama diperjalanan menuju apartement milikku , aku maupun eugen tidak membuka suara karna aku masih memikirkan rencana itu. eugen pun demikian , dia membuka suara saat erich menanyakan sesuatu kepadanya dan selebihnya dia diam seraya mengisap rokok miliknya.
" Alison , aku dengar kau sedang dekat sama seseorang? " tanya erich memecah keheningan antara kami.
" Kata siapa? " balasku enggan membahas lebih lanjut.
" Odelie memberi tahuku " lanjutnya dengan seulas senyuman dibibirnya hingga lesung pipinya terlihat " siapa dia? kenalkan kepadaku ".
" Hanya lelaki bodoh " .
Seketika aku ingat ternyata yang mengganjal di pikiranku adalah karl , karna dia yang telah membuatku kesal sepanjang hari ini.
***
" Maaf , apartement milikku sangatlah kecil " ucapku ke erich saat hendak membuka pintu apartement.
" Tak masalah , aku bisa tidur dimana pun " balasnya.
Aku pun melihat telepon genggam yang dari tadi tak aku sentuh , berharap ada pemberitahuan pesan dari karl mengapa dia tak datang menemuiku tadi sore.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Romance● part 1-25 (publik) ● part 26-seterusnya (private) + follow me & add library. Seorang gadis penyuka senja dan pecinta novel sedang membaca salah satu novel kesukaannya karya Cornelia Funke: Tintenherz bergenre fiksi sambil menyesap moccacino panasn...