(9)

14 4 1
                                    

Aku tak menyangka bahwa karl telah membelikan gaun yang sangat indah ini untukku , aku pikir dia tak mungkin membelikannya mengingat aku tak pantas menggunakan gaun seindah ini.

Tutt...tut...tutt.

" Hai sahabat " ucapku ketika melihat nama yang tertera di layar panggilan.

" Kau kemana saja? aku khawatir kau tidak kunjung menelponku " balasnya dengan nada judes.

" Maafkan aku , beberapa hari ini aku disibukkan dengan pekerjaan "

" Aku tak mau memaafkanmu "

" Ayolah odelie , apa kau tidak mau memaafkanku? " lanjutku sembari memelas.

" Tidak! tapi ada satu syarat jika kau mau aku maafkan "

" Apakah itu? "

" Traktir aku makan sekarang mumpung ini masih sore "

" Tapi odelie... " balasku bingung karna jam tujuh malam aku sudah siap pergi dengan karl.

" Ada apa lagi? " jawabnya dengan nada satu oktaf.

" Aku akan pergi dengan karl malam ini? "

" Hah? aku ke apartment mu sekarang , kau berhutang cerita kepadaku "

" Odelie tung--- "

Tut...tut..tut.. panggilan terputus.

Odelie selalu bersikap seperti ini jika ada hal yang membuatnya penasaran maka dia langsung akan mencari jawabannya saat itu juga.

***

Bunyi bel di depan pintu apartmentku berbunyi pertanda ada seseorang yang datang. aku segera membersihkan sisa makanan yang sedang aku makan dan menaruhnya di tempat cuci piring.

" Iya tunggu sebentar " jawabku seraya meikat rambutku keatas.

Saat aku membuka pintu. odelie langsung masuk tanpa salam.

" Hei! begini kah caramu masuk ketempat tinggal seseorang tanpa meucapkan salam terlebih dahulu? " imbuhku kepadanya.

" Kau tau diriku " balasnya dengan tersenyum cengir " sekarang ceritakan kepadaku apa yang terjadi tentang dirimu dan karl yang tak ku ketahui "

Aku menggelengkan kepala saat sikap penasarannya itu kambuh.

" Duduk lah terlebih dahulu dan aku juga ingin tau perkembangan janin didalam perutmu , bagaimana dia? ini sudah hampir minggu ke sembilan bukan? bagaimana kabar kedua orang tua mu juga " tanyaku.

Odelie pun langsung duduk di sofa ruang tamuku saat aku memerintahkannya.

" Ayolah alison jangan berbelit-belit , aku sangat ingin tau dan masalah janinku dia baik-baik saja seperti yang kau lihat tidak bermasalah bukan? kedua orang tua ku baik juga hanya saja ayahku sedang ditugaskan di aussie untuk dua bulan kedepan " jawabnya.

" Sebegitu ingin tahunya kah dirimu? Baguslah jika mendengar kabar baik tentang dirimu atau kedua orang tuamu oh yah kau mau minum apa? " ucapku sambil berjalan menuju kulkas kecil yang terletak dipantry.

" Jelas aku ingin tau!!!! ceritakan kepadaku sekarang juga , cola-cola. please " teriak odelie dari ruang tamu.

Aku berdengus kecil ketika mendengar suaranya melelengking seperti anak ayam terjepit.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang