(15) Karl POV -I

14 4 1
                                    

Aku kembali ke apartement milikku dan merebahkan diriku dikursi ruang kerja pribadiku. aku memikirkan kata demi kata yang diucapkan oleh odelie , sahabat satu-satunya dan teman yang dimiliki alison.

Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengannya , aku tahu bahwa kau menyukainya dan aku harap perasaanmu itu tidak hanya sementara. ketahuilah , dibalik sifatnya yang ramah dan ceria dia mempunyai luka yang sangat mendalam dimasa lalunya. aku tak berhak memberitahukan kepadamu , tunggu saatnya tiba dia sendiri yang menceritakannya kepadamu. kau pasti mengerti apa yang ku ucapkan.

Aku sungguh menyukai alison dan sekarang aku semakin menyukai setiap sisi tersembunyi yang dimilikinya.

Aku kembali mengingat beberapa minggu yang lalu , waktu pertama kali bertemu nya saat aku sedang berada di cafe anne blume untuk bertemu beberapa klien bisnisnya dan tak sengaja melihat dirinya , disaat itu juga aku merasa terpukau melihat kecantikan yang dimilikinya tetapi terlalu enggan untuk sekedar menyapa atau mengajaknya berbincang.

Hari demi hari aku selalu menghampiri cafe itu hanya ingin melihat dirinya yang selalu berada disana tepatnya saat sore menjelang dengan meminum secangkir moccacino panas dan sebuah novel ditangannya yang menemaninya seorang diri tanpa ada seseorang disamping atau dihadapannya.

Entah apa yang aku pikirkan saat itu , logika dan perasaanku saat itu beradu hebat. antara logika yang mementingkan ego untuk enggan menyapanya dan hati yang sangat ingin berkenalan dengannya.

Langkah kaki ku berjalan menuju kearah meja yang ditempati dirinya dan dengan keberanian aku mencoba menyapanya terlebih dahulu ' dapatkah aku duduk disini? ' ucap ku kala itu. awalnya , dia terkejut melihatku tetapi sedetik kemudian dia menyunjingkan senyumannya yang membuat hatiku luluh seketika dan mempersilahkan ku duduk dihadapannya.

" Dia wanita yang ramah " pikirku saat itu.

Aku mengenalkan namaku kepadanya dan tidak seperti wanita yang lain , ketika ada seseorang mengenalkan namanya maka wanita itu langsung menjawabnya dan berbeda dengan dirinya. dia seakan mencerna arti perkenalanku hingga untuk beberapa detik baru dia kembali memperkenalkan dirinya kepadaku. dan yang aku tau dia bernama " alison " tanpa menyebutkan nama panjangnya kepadaku.

Dia menatap kearah ku dan sedang menilai diriku lekat-lekat seperti wanita lain yang melihatku saat pertama kali maka mereka akan berkata ' dia sungguh tampan dan hot ' , aku pikir dia seperti itu hingga aku mengeluarkan guyonan. ternyata aku tak mengerti dia tidak menilai wajahku yang tampan , dia hanya menilai bentuk wajahku. ' ah sial , dia kenapa?! ' batinku berkata.

Terlihat beberapa menit aku berdiam diri begitupun dia , seperti kehabisan kata-kata untuk memulai perbincangan. aku mencoba menanyakan hal yang wajar seperti ' kau sering kesini ' semacam itu , dia pun hanya menjawab untuk sekedar menyesap kopi dan kembali membaca novelnya. disaat itu pula aku seperti seorang pembohong yang disuruh untuk menjawab jujur tentang pertanyaan.

Dia terlihat risih karna ada diriku dan tidak lama dia meminta izin untuk pulang. aku mencegatnya untuk menanyakan nomor telepon nya , tetapi dia berkata ' aku akan beri kan jika bertemu lain kali ' dan aku harus menunggu saat itu tiba , bukan?

Aku kembali ke cafe setiap sore setelah terakhir pertemuanku dengan dirinya tetapi aku lihat sudah beberapa hari belakangan ini dia tak kunjung berada disana , aku pikir dia sedang sibuk atau semacamnya. tapi aku yakin , aku pasti akan bertemu dengannya disini aku hanya perlu menunggu.

Saat aku hendak beranjak pergi , bel berbunyi pertanda ada pelanggan yang datang dan aku melihat dirinya datang bersama seorang wanita perempuan. dia terlihat sangat cantik dengan blazer putih bermotif bunga dan rok mekar diatas lutut.

Aku memperhatikannya , dia dan temannya sedang berbicata serius. aku melihat raut wajah kesedihan yang terpampang jelas diwajahnya tetapi itu tak bertahan lama , dia kembali tersenyum dan tertawa sesekali mencubit pipi temannya itu ' wanita yang misterius ' .

Aku memberanikan diri berjalan kearahnya dan menyapa dirinya lagi untuk kedua kalinya. dia tersenyum ke arah ku dan mempersilahkan ku duduk ' senyumnya yang aku nantikan ' , aku memperkenalkan diriku kepada temannya dan temannya yang ku ketahui bernama odelie terlihat menikmati kedatanganku hingga aku tak perlu takut untuk merasa tidak percaya diri.

" hubungilah eugen " kalimat itu terdengar ditelingaku dan aku memikirkan siapa dia , apakah kekasih alison atau suaminya. jika benar kenapa dia selalu datang kemari sendiri , kenapa tak ada yang menemani? itu lah yang aku pikirkan saat itu.

Dengan hati-hati aku menanyakan siapakah gerangan lelaki itu dengan sedikit guyonan dan odelie berkata dia kakak lelaki nya alison , ' syukurlah , aku tak perlu merasakan yang namanya benar-benar sakit hati  ' ucapku dalam hati. aku melihat odelie adalah sosok yang humoris dan banyak bicara berbeda terbalik dengan sifat alison.

Jujur , aku penasaran jika memang benar lelaki yang disebutkan odelie itu adalah kakak lelakinya alison mengapa aku tak pernah melihat dirinya. ternyata satu sisi yang aku ketahui bahwa alison dan kakak lelakinya tidak tinggal bersama melainkan berbeda negara. rasa penasaran semakin menyelimuti diriku , aku hendak melanjutkan perkataanku tetapi alison terlebih dahulu mencegah odelie untuk tidak lebih lanjut membicarakan tentang kakak lelakinya.

" Dia benar-benar mempunyai banyak sisi misterius ".

Hampir saja aku melupakan janji nya yang telah dia ucapkan kepadaku tempo hari dan aku pun tak segan menagih janji nya yaitu adalah meminta nomor teleponnya. benar dugaanku , dia melupakan janjinya.

Aku kembali kerumah dengan perasaan bahagia tidak kembali pulang ke apartement milikku karna aku ingin membagi kebahagiaanku ini dengan ibu yang aku cintai dan aku sangat bahagia telah mendapatkan nomor telepon miliknya. aku seperti seseorang yang pertama kali merasakan jatuh cinta , lebih tepatnya jatuh cinta kepada pemilik mata berwarna biru ke abu-abuan itu.

Tanpa ada satu pun yang kurang aku menceritakan kepada ibu ku bahwa aku sedang menyukai seseorang yang tak sengaja aku temui dicafe saat aku sedang meeting dan menunggunya berhari-hari setelah pertemuan kami yang pertama kali.

Dan mataku hampir terbelalak lebar saat mengetahui bila alison adalah asisten di butik milik ibuku , aku tak percaya bahwa ini sungguhan. ibuku pernah berkata bahwa dia mendapatkan seseorang yang ahli dalam bidang desainer dan sangat bagus hasilnya , dan ibuku menyayangi dirinya seperti layaknya anak kandungnya karna alison wanita yang ramah dan baik kepada siapapun tetapi dia memiliki sesuatu yang membuat itu menjadi daya tarik dirinya.

Setelah mendengar perkataan ibuku , aku semakin sering menghubungi dirinya. menunggu dia menjawab pertanyaanku kala aku bertanya dia bekerja apa saat ditelepon tetapi dia berkata jujur bahwa dia seorang desainer dan aku yakin dia tak sadar telah meucapkannya , mengingat dia wanita misterius dan wanita yang selalu berhati-hati.

Aku memantapkan diri dan melajukan mobilku menuju butik milik ibu ku untuk sekedar melihat dirinya , dia sangat terkejut saat melihat diriku berada dihadapannya dan itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan dengan wajah yang bingung. dia tak menanyakan lebih lanjut bagaimana aku mengetahui tempat dia bekerja dan dia hanya berkata bahwa ' aku misterius , hei bukan kah itu dirimu? ' .

Aku mengajaknya untuk makan siang diluar dan memilih tempat yang menyediakan masakan khas asia , ku lihat dia begitu risih meskipun dia menyukai interior restoran kecil ini dan ku meyakinkan dia supaya dia harus mencoba makan disini dan dia mengangguk pasrah.

Tak lama aku mendapat telepon dari asistenku dikantor , dia berkata bahwa aku harus mendatangi berkas-berkas yang dia serahkan dimeja ruang kerjaku. ' kenapa harus sekarang saat aku sedang mengajak alison makan ' ucapku kesal di dalam hati. alison terlihat santai dan dia menyuruhku agar segera kembali ke kantor dan aku menyukai sifat pengertian dari dirinya.

Aku mengantarnya kembali ke butik dan aku ingin memberikan tumpangan kepadanya untuk pulang nanti tetapi dia menolak dan hanya tersenyum , aku tak bisa berkata apapun lagi selain menuruti keinginannya.

***

Ps: karl pov nya masih bersambung tunggu selanjutnya karna gak mungkin aku tulis disini semua , kepanjangan shay:( wkwk

Don't forget vote and comment! See you tomorrow♡♡

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang