Yuna dan Kimi menuju gerbang sekolah dan mengeluarkan bukti tanda mereka boleh pulang. Supir yang selalu setia menunggu, datang tepat waktu. Kami naik ke mobil.
Di perjalanan terasa sepi. Tidak ada yang membuka cerita duluan. Akhirnya, Yuna angkat suara.
"Kenapa tadi lo ga mau pulang ke rumah ?"
"Kan tadi udah dijelasin"
"Oh iya, orang tua ga pernah marah kalau anaknya dalam kondisi mengkhawatirkan seperti ini. Justru mereka akan memberi perhatian lebih"Kimi hanya diam seribu bahasa. Ia memandang ke arah luar. Merasakan sakit yang begitu luar biasa di hatinya. Ia tidak pernah benci atau dendam sekalipun dengan yang lain. Mengendalikan diri sangatlah susah. Setiap hari ia harus menangis dan menangis. Tak terasa air matanya mulus jatuh dari matanya yang sembab. Ia tidak tahan dengan semua ini. Tapi ia tidak apa yang harus dilakukannya.
Kimi's POV
Hidup ini tidak adil bagiku. Kenapa aku harus dilahirkan di dunia ini kalau hanya penderitaan saja yang selalu ku alami. Di mulai dari keluargaku dan teman - temanku, mereka semua menganggapku seperti sampah. Meremehkan diriku seakan aku tidak memiliki harga diri. Ditambah papaku selalu kasar padaku, menyuruhku dan menghajarku ketika aku membuat masalah sekecil apapun. Mamaku selalu memperhatikan adikku yang sudah duduk di bangku kelas 5 SD. Ia seakan - akan tidak pernah menganggap bahwa aku adalah anaknya. Teman - temanku semua mem-bully diriku. Mereka semua tidak menyukaiku dari awal aku masuk SMA. Aku tidak pernah punya teman dari dulu karena mereka menganggap diriku aneh dan berbeda. Mereka semua selalu menghinaku dan mempermalukan aku di depan umum. Aku jadi teringat saat ituFlashback on
Hari ini adalah hari kelulusan SMP ku. Semua murid datang dengan gembira bersama kedua orang tua mereka. Hanya aku yang tidak membawa orang tuaku. Ketika ditanya, aku hanya menjawab bahwa orang tuaku sibuk. Ya lebih tepatnya sibuk sendiri. Ketika namaku dipanggil untuk menerima kelulusan serta piagam penghargaan dan hadiah dari kepala sekolah, aku maju ke depan sendiri. Semua orang memandangku aneh.
"Mana orang tuanya tuh?"
"Sebatang kara kayaknya"
"Untung mama bisa hadir sama aku di sini. Ga kayak dia"Itulah bisikan - bisikan mereka semua tentang diriku. Hatiku perih mendengar semua itu. Aku naik ke atas panggung. Guruku bertanya padaku mengenai orang tuaku dan aku hanya bisa menjawab kalau mereka sedang sibuk. Akhirnya, gurulah yang menjadi pengganti orang tuaku. Kami berfoto bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/96875099-288-k815321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here
Horror"Ketika sisi gelapku mulai terlihat, di situlah kalian tahu bagaimana aku sebenarnya. Ketika kesabaran ini telah habis, kau kan melihat betapa hancurnya dirimu melebihi diriku" -Kimi Arina- Rank : 🏅11 ~ Killing 🏅8 ~ By 🏅 1 ~ Grudge