Kembali lagi dengan saya.... Ya si author, ya itu gue. Hehehe. Okay stay reading ya readers 🤗
Aru tetap tidak bisa menemukan sosok yang dicintainya itu memutuskan pulang karna hari makin larut. Bukannya menyerah tapi dia tetap akan mencari terus hingga bisa bertemu dengan Kimi.
"Eh, lo masih mau nyari Kimi???"
"Konyol", dengan nada sarkasme miliknya
"Owhh okay, i got it"Aru mengantar Yuna pulang, sementara dari lantai atas terlihat wajah penuh amarah khas Kimi. Ia menyeringai, sangat mengerikan.
"Wait me, baby"
"You're the next pity"Meninggalkan lokasi sekolah, mereka akhirnya sampai di rumah Yuna.
"Arigato, Aru"
"Hmmm"
"o-tesuu kakete sumimasen"
"Daijoobu desu
"Iterasshai"Aru langsung pergi sementara Yuna melihat sambil melambai ke arah Aru yang sudah hilang dari kejauhan.
Aru's POV
Aku harus menemukan dia, harus. Kenapa dia bisa menghilang tiba - tiba??? Bagaimana kalau dia melihatku bersama Yuna di gedung sekolah tua??? Apa dia akan marah padaku atau... Tidak mungkin, dia tidak mungkin seperti itu. Tapi kenapa feeling ini aneh ya??? Sudahlah, aku harus tetap mencarinya. Tapi jam segini gerbang sekolah sudah tertutup. Ah sudahlah, apapun yang terjadi, aku akan tetap mencarinya.Author's POV
Pikiran Aru hanya tertuju pada kekasihnya. Dia sangat khawatir akan keberadaan Kimi yang entah ke mana. Menghilang secara tiba - tiba dan suka muncul secara spontan. Wanita yang misterius tapi itulah yang disukai Aru. Aru menuju parkiran sekolah. Ia langsung dengan sigap mencari ke seluruh lorong sekolah secara teliti walau diliputi rasa takut akan bertemu dengan makhluk tak kasat mata, ia tetap memberanikan dirinya. Lorong dan kelas dia lewati tetap saja tidak menemukan sosok yang dicari. Berkali - kali ditelfon juga tidak diangkat dan terakhir tidak aktif."Ke mana sebenarnya dia???", gumam Aru
Dengan rasa khawatir yang terus membara, dia akhirnya memutuskan pergi dari sekolah dan menuju rumah Kimi. Di perjalanan, hatinya tetap tidak tenang.
Kimi's POV
Mengapa dia begitu tega??? Aku selalu percaya padanya, tapi kenapa sekarang dia meruntuhkan kepercayaan ku. Hanya dia satu - satunya orang yang paling aku percaya dan kenapa dia mengkhianatiku dengan berbuat kotor sepert itu, apa mau dia ??? Segitu hinanya aku sampai harus dikhianati. Hiks..hiks..hikss... Tapi aku ga boleh tinggal diam. Aku harus melakukan sesuatu yang brilian. Kenapa aku harus menangisi orang seperti dia. Bahkan sahabat ku sendiri sudah ku anggap mati. Sahabay itu tidak berarti, sahabat itu BULLSHIT, aku tidak punya sahabat. Hahaha persetan dengan semuanya. Aku benci kalian semua, AKU BENCI. Aku Kimi tidak akan menyerah begitu saja. Kalian akan terhapus dari pandanganku. Wait me, i'm here.Author's POV
Aru sampai di rumah Kimi. Berulang kali menekan bel, tapi tetap tidak ada jawaban. Aru tetap bersikukuh menunggu Kimi membuka pintu untuknya. Dia ingin meminta maaf karna dia merasa dia telah melakukan kesalahan besar. Tidak biasanya Kimi seperti itu. Dia terus menunggu hingga larut malam.
Tiba - tiba gerbang rumah Kimi terbuka, sontak Aru terbangun dan melihat sosok yang paling indah menurutnya. Ya, itu adalah Kimi, wanita yang berhasil menakhlukan hatinya setelah mengalami patah hati.
Aru berlari menemui Kimi. Ia tersenyum pada Kimi lalu memeluknya. Kimi tetap bergeming. Aru merasa aneh ketika memeluk Kimi. Ia melepaskan pelukannya dan ternyata...Kimi pingsan dipelukannya. Aru sangat khawatir. Bagaimana bisa orang yang ia cintai datang dengan wajah pucat pasi dan pingsan dalam pelukannya. Dengan sigap, ia membawa Kimi masuk ke rumah. Membaringakan Kimi di sofa. Tak tega melihat kondisi Kimi, Aru mengeluarkan air matanya. Ia tak sanggup jika terjadi sesuatu hal buruk terhadap Kimi. Hati - hati ia membersihkan kaki, tangan, dan wajah Kimi. Menyelimuti tubuh yang begitu dingin dan kaku. Ia menunggu Kimi dengan sabar.~"~
Pagi harinya...
Kimi bangun dari tidurnya dan melihat sosok Aru yang masih terlelap. Ia tersenyum senang tapi iblis dalam dirinya langsung membuatnya teringat lalu menyeringai kembali. Kimi langsung kembali ke kamar dan meninggalkan Aru yang masih tertidur di sisi sofa. Ia mandi dan berpakaian. Hari merah, jadi libur. Kesempatan emas buat dia untuk menghabiskan waktu bermain. You know what author's mean lah. Hehehe."Ohayo, Aru", dengan suara imutnya
"Ohayo"
"Bangunlah, matahari akan mengejekmu"Aru bangun dengan jalan yang masih setengah sadar. Brukk...dia terjatuh. Kimi langsung menghampiri dan merangkul Aru menuju sofa. Demam. Kimi langsung menuju dapur dan berniat membuat bubur, tapi langsung ditarik Aru menuju pelukannya.
"Eh, aku ingin membuatkan mu bubur"
"Tidak, aku tidak mau"
"Lalu?"
"Aku ingin memelukmu lebih lama, itu saja lebih dari cukup"Aru memeluk Kimi dengan mata terpejam sementara Kimi yang sudah kebal dengan perasaannya, menyeringai kembali.
"Quiet baby, i'm here", kata Kimi dalam hati
~"~
Stay Reading ya the readers.
Next....
🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here
Horror"Ketika sisi gelapku mulai terlihat, di situlah kalian tahu bagaimana aku sebenarnya. Ketika kesabaran ini telah habis, kau kan melihat betapa hancurnya dirimu melebihi diriku" -Kimi Arina- Rank : 🏅11 ~ Killing 🏅8 ~ By 🏅 1 ~ Grudge