Mine 😍

165 14 0
                                    

Aru's POV
Hubungi, engga, hubungi, engga. Ah, lelah sekali. Aru, lo itu harus berani. Cowo atau bukan sih, nyatain perasaan sampai kayak nunggu ayam jantan bertelur. Gaje lu. Ok, aku harus nyatain perasaan ini. Iya harus. Apakah aku harus tanya Okaa-san ya? Dia kan wanita pasti pernah muda lah.

Author's POV
"Okaa-san"
"Di sini"
"Ada apa ? Kenapa wajahmu begitu bersemangat sekali?"

"Muram salah, bersemangat salah, bunuh aku saja Okaa-san. Kenapa aku selalu salah???", batin Aru

"Okaa-san, aku sedang bimbang dengan perasaanku saat ini"
"Pasti perempuan semalam yang kamu bawa, kan ? Hayo mengakulah"
"Hmm, iya"
"Okaa-san sudah menebak dari awal. Kamu pasti punya perasaan khusus padanya. Apalagi saat Okaa-san melihat kalian berpegangan tangan, uh so sweet"

Aru tersipu malu dengan pernyataan Okaa-san. Dia menarik nafas dan mengeluarkannya. Jantungnya berdebar kencang.
"Okaa-san, menurutmu bagaimana dia?"
"Kimi? Dia adalah perempuan yang baik, lucu, ceria, dan juga cantik"
"Apakah Okaa-san setuju jika aku bersama dia ?"
"Tidak"
"Kenapa ? Apakah aku tidak bisa memilikinya ?"

Raut wajah Aru benar - benar menunjukkan jika ia tidak ingin keinginannya itu tak terpenuhi. Okaa-san tertawa melihat raut wajah putranya. Wajah Aru seperti anak yang sedang merengut tidak dibelikan mainan.
"Okaa-san mengerti perasaanmu. Kamu pasti benar - benar menyukainya sampai - sampai wajahmu seperti itu, bukan?"
"Aku tidak menyukainya, Okaa-san. Bahkan lebih dari sekedar rasa suka"
"Maksudmu ? Berarti kamu mencintainya bukan ?"
"Iya, aku mencintainya. Semenjak pertama kali aku bertemu dengannya. Aku sudah menyukainya. Seiring berjalannya waktu, lama - lama rasa suka ini berubah menjadi rasa yang lebih dalam. Aku benar - benar mencintainya secara tulus. Okaa-san tahu, aku tidak pernah menyukai bahkan mencintai perempuan manapun. Tapi dia beda, ada sesuatu yang menarik darinya. Dia itu misterius. Itu sebabnya aku mencintainya"
"Itu sebabnya kamu tidak segan membawa perempuan itu ke rumah semalam kan?"

Aru menganggukkan kepalanya diiringi senyuman.
"Okaa-san"
"Ya?"
"Hmm, hari ini aku ingin segera menyatakan perasaanku padanya. Aku juga bingung hadiah apa yang nanti akan ku berikan padanya dan kejutan apa yang akan ku persiapkan nanti. Aku benar - benar bingung"
"Oh itu. Apakah kamu siap jika dia menolakmu nantinya ? Okaa-san tidak ingin jika pikiranmu terganggu yang nantinya akan menghancurkan masa depanmu"
"Tidak. Aku telah menyiapkan mentalku. Jika dia menolak, aku masih bisa berteman dengannya. Jika dia menerima, aku akan menjaga dengan segenap hati. Apakah aku boleh menyatakan perasaan sekarang ?"
"Tepatnya kapan ?"
"Malam ini"
"Baiklah. Okaa-san akan membantumu"
"Benarkah? Arigato gonzamaisu, Okaa-san"

~"~

Okaa-san membantu Aru dalam memilih hadiah. Mereka sekarang berada di toko untuk membeli barang - barang kesukaan wanita.
"Perempuan suka boneka dan perhiasan. Ia juga suka hadiah baju atau sepatu. Apa kamu tahu barang kesukaannya ?"
"Seingat aku, dia suka boneka Rilakkuma. Iya itu boneka kesayangannya. Tapi waktu itu aku pernah beli boneka hello kitty dan masih tersimpan. Boneka itu sepasang"
"Oh, kenapa tidak berikan dia boneka hello kitty saja. Itu salah satu boneka kawaii dan banyak diminati perempuan. Berikan saja dan kamu bilang bonekanya sepasang bukan ?"
"Iya, sepasang"
"Oh iya, ini cocok sekali untuk Kimi, coba kamu lihat desain elegan dan indah ini. Pasti dia suka. Ditambah lagi wedges merah menyala ini sangat senada. Oh iya, kebanyakan perempuan menyukai warna merah. Okaa-san yakin dia pasti menyukainya"
"Arigato gozaimasu, Okaa-san. Kamu telah melakukan ini semua"
"Tidak perlu seperti itu. Okaa-san senang melakukan ini semua"

I'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang