Almost

146 16 0
                                    

Aru's POV
Entah kenapa perasaan ini semakin tidak tenang. Aku takut terjadi apa - apa dengan dia. Aku benar - benar takut kehilangan dirinya. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Sungguh. Aku merasa hampa jika harus berpisah dengannya. Aku harus menemui dirinya. Harus. Hati ini tak tertahankan lagi.

Untung saja, Okaa-san tidak ada. Aku bisa bebas bertemu dia. Sebenarnya lukaku belum kering. Masih tinggal 2 hari lagi. Tapi hati ini tak bisa ditahan. Aku benar - benar merindukannya.

Author's POV
Aru pergi menemui Kimi. Ia melihat ada Okaa-san dan Raku di sana. Perlahan tapi pasti. Ia membuka pintu dan mulai masuk. Mereka semua terkejut melihat Aru datang.
"Aru. Kenapa tidak beristirahat saja. Biar okaa-san yang menemani dia"
"Aku tidak bisa menahan semua kegelisahan ini. Apa yang terjadi padanya ?
Kimi"
"Kumohon bangunlah. Aku benar - benar merindukan dirimu. Kumohon jangan tinggalkan aku, Kimi. Aku benar - benar menyayangi dirimu melebihi diriku sendiri. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Hanya kamu satu - satunya nafas kehidupanku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi jika aku kehilangan dirimu. Kumohon sadarlah. Masih ada orang yang menyayangimu"

Air mata Kimi jatuh dengan mulus. Tapi matanya masih terpejam. Tidak ada pergerakan sama sekali darinya. Aru memegang lembut tangan Kimi berharap ia akan bangun dan tersenyum. Tanpa disadari, perban Aru mulai basah.
"Aru. Sebaiknya kamu kembali ke ruangan. Lukamu semakin parah. Ayo, okaa-san antar kamu"
"Tidak, okaa-san. Aku ingin menemani dirinya"
"Tidak bisa. Keadaanmu akan semakin parah nantinya. Kamu harus mengerti"

Aru menuruti perkataan Okaa-san dan pergi dari ruangan. Pikirannya benar - benar kalut untuk saat ini.

"Istirahatlah Aru. Okaa-san akan menemanimu di sini"

Pikiran Aru masih saja tertuju dengan Kimi. Semenit bahkan sedetik, pikirannya tidak terlepas dari bayangannya. Ia benar - benar takut kehilangan. Tak berapa lama kemudian, Aru sudah terlelap.

Aku terbangun di sebuah tempat yang sama tapi dengan situasi yang berbeda. Tempat ini jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. Hanya aku seorang diri di sana. Aku mencari terus orang yang bisa menjadi temanku di sini tapi mustahil. Aku tidak akan menyerah. Tunggu sebentar. Bukannya itu tempat di mana aku bisa bertemu dengan dia. Mungkin saja tapi eh itu benar tempatnya. Tunggu aku, Kimi. Aku akan segera datang menjemputmu. Semakin aku berlari, tempat itu semakin jauh untuk kucapai. Aneh. Padahal hanya tinggal beberapa langkah tapi rasanya kaki ini sudah jauh melangkah.

Ternyata benar, aku bisa melihat Kimi tetapi dia bersama seorang gadis yang juga sama cantiknya dengan dirinya. Mereka tampak damai bermain bersama.
"Kimi"

I'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang