Where???

113 8 0
                                    

Author's POV
Hari terasa begitu menyenangkan bagi para pasangan yang sedang berkasmaran. Hehehe. Kimi merasa hatinya berbunga-bunga. Cie psikopat jatuh cinta nih ye...cie...cuit-cuit. Akhirnya psikopat nih luluh juga hatinya setelah sekian lama tertutup. Kimi berjalan ke taman untuk mencari udara segar. Angin sepoi - sepoi mengkibaskan rambut panjang lurusnya itu. Ia menikmati semerbak bunga - bunga bermekaran. Sebentar lagi hampir tiba. Yapss, bunga sakura. Mereka akan bermekaran dengan indah dan menawan.

Setelah ia menikmati indahnya taman, kini ia mulai beranjak pergi. Berjalan kaki adalah pilihan tepat. Sebenarnya sih dia punya 2 mobil dan sepeda juga, tapi lebih memilih berjalan kaki karena baginya itu menyehatkan dan ramah lingkungan. Hmmm...sekali lagi author acungin jempol dah buat nih psikopat cantik. Kurang apalah coba. Dia sih memang psikopat tapi ya gitu - gitu peduli juga sih sama lingkungan. Dia memang baik tapi sekaligus berbahaya. Sorotan matanya begitu tajam seperti elang. Cukup mendebarkan.

Kimi memasuki sebuah toko perkakas. Ia bersenandung kecil melihat barang - barang. Dia sih bisa saja membeli toko ini, toh tabungannya juga masih gembung. Ayahnya begitu banyak meninggalkan harta benda, so dia bisa pake kartu kredit sesuka hatinya, tapi ya walau gitu dia tetap hemat sih.

Kimi's POV
Hmmm...aku mau beli apa ya??? Oh iya, aku kan bawa list barang.

List Barang
- Gergaji
- Pisau daging
- Jarum
- Tang
- Kawat
- Tali
- Pisau lipat

Ok Kimi, ready. Beli semua barang, sebenarnya sih masih ada tapi ya buat cadangan aja sih. Jadi kalau ingin killing ada mainan cadangan kan lebih enak bisa lama - lama. Hehehe. Aku mengambil keranjang dan membeli semua mainan yang kuinginkan. Biasalah aku menganggap ini toko mainan. Pemilik toko ini sekaligus kasir yang cukup tua renta sebagai kasir, dia melayaniku sangat ramah dan memberi diskon 10% untuk pembelian semua mainan ini. Hehe biasalah aku sudah dicap dan ditandai sebagai pelanggan setia. Seminggu sekali datang untuk membeli perkakas yang kujuluki mainanku. Terkadang kakek ini suka sekali curhat mengenai kehidupannya. Setelah membayar, aku keluar dan berjalan pulang.

Rumah...
Orang bilang, "rumahku, istanaku". Yeah..that's right. I'm Queen in my castle.

"Hello all. Tadaima"

Seperti biasa suaraku menggema satu ruangan. Rumah besar layaknya istana. Aku bersenandung kecil. "Lalala...dududu...lalala"

"Jackpoint", senyumku melebar.

Sudah lama sekali ya, aku tidak membunuh. Hmm, rasanya kangen banget. Nih tangan dah gatal banget pengen melakukan aksi itu. Tapi....siapa ya sasarannya. Sepertinya tidak ada lagi yang bisa dijadikan sasaran. Hmm oklah. May be aku hanya bisa merapikan mainanku di my secret room. Sepertinya, ruangan ini harus ku beri nama, biar bagus sih biar enak aja ngomongnya. Hmm...sepertinya "Bloody Room" singkatnya BR. Eh ga deng, nanti ketahuan lagi ganti-ganti. May be, i will call this room..."Heaven". Orang ga akan mengira ruangan ini. Dipikiran mereka pasti itu ruang untuk refreshing padahal...tau sendirilah.

Aku memasuki "Heaven" dan menuruni anak tangga satu per satu. Suara decit dari anak tangga itu membuat suasana semakin horor tapi aku ga pernah takut. Masa iya devil takut sama hantu. Ga beken banget deh.

~"~

Di sekolah...
Seperti biasa, Kimi menikmati dunia fantasi di kepalanya. Ia suka mengkhayalkan sesuatu yang ga jauh - jauh sih dari horror. Dia sih memang anak yang pintar dan rajin tapi karna saking introvert-nya, banyak orang takut mendekatinya. Orang - orang menganggap dirinya sangat misterius. Di balik senyumannya, memang sih ramah tapi ketika melihat dan memaknai lebih dalam, senyuman itu begitu sadis dan mencekam.

Yuna's POV
Hadeh, nih anak mana sih dicariin ga ada, di kelas..ga ada, di toilet..ga ada, di kantin..apalagi pasti ga ada, secara jelas tuh anak jarang juga sih ke kantin kalau ga diajak. Lalu ke mana ya ??? Memanglah invisible kali memang, bentar - bentar muncul, bentar - bentar menghilang. Hmmm, apa gue tanya Aru ya, secara jelas sih itu kan pacar Kimi si anak yang hampir populer dan terkenal misterius.

"Oi", sapa ku
"Oi, apa ?"
"Lo liat Kimi ga? Gue cariin ga ada, di toiletlah, kelaslah, kantinlah, mana pun bahkan lubang cacing pun ga ada"
"Eh, lubang cacing ? Lo pikir pacar gue cacing, emang lo bisa masuk ga? Gue tanya sama lo"
"Engga sih, bercanda doang, jangan ambil serius. Gue cuma bercanda. Slow...slow. Cari Kimi bareng yuk. Tuh anak payah bener kalau ditinggal sendiri"
"Ok"

Gue dan teman cs gue nih Aru koplak yang pengen gue jitak, eh bentar kok kayak mau buat puisi yang akhirannya semua k, hedeh gara - gara semalam belajar puisi sama Bu Lena jadi gini nih, sorry guys gue memang suka banget hal - hal berbau seni dan sastra.

"Hedeh, nih anak ke mana sih"
"....."
"Kira - kira lo tau ga dia di mana ?"
"....."
"Woi, kacang!!!"

Suara gue menggelegar banget karena kami berada di lorong sepi.
"Oh, sorry...sorry, lo bilang apa tadi ?"
"Astajim, lo ga dengar gue bilang apa, ha??? Oklah udah lewat, ga usah dibahas. Cape gue ngomong sama elu, eh taunya gue dikacangin, dasar Mr.Peanut"
"Enak aja lu ngasih gue julukan. Pikiran gue saat ini cuma Kimi, lagian dari tadi rempong amat sih jadi orang"

Bel berbunyi...
Aru dan Yuna tidak menemukan sosok Kimi. Mereka kembali ke kelas masing - masing. Pikiran Aru tidak begitu tenang, dia terus - menerus memikirkan Kimi. Pelajaran apapun juga sulit masuk ke otak karena di pikirannya hanya Kimi, perempuan yang amat dicintainya. Sementara Yuna terus - menerus melihat keluar jendela berharap sosok Kimi hadir, tapi nihil...ga ada. Tas nya ada di kelas, orangnya menghilang bagai di telan bumi.

Istirahat pertama dan kedua pun juga tidak ditemukan. Sosok Kimi begitu misterius, walau Kimi tidak masuk pelajaran, tak seorangpun bertanya bahkan peduli akan kehadirannya. Semua tampak biasa saja seolah - olah tidak terjadi sesuatu. Guru yang masuk pun ketika melihat tempat duduk Kimi yang kosong, dia tidak bertanya sepatah kata pun mengenai keberadaannya. Khawatir??? Tentu saja. Yuna sama sekali tidak fokus pada pelajaran, memikirkan sosok sahabatnya yang misterius.

"Benar - benar mengerikan", gumam Yuna

Bel pulang berbunyi, namun sosok yang dicari - cari belum ditemukan. Mereka mencari ke seluruh penjuru sekolah juga tetap tidak ada. Aru yang berjalan gelisah mulai teringat gedung tua sekolah yang terletak tak jauh dari gedung sekolahnya. Ia ingin ke sana mencari Kimi tapi bagaimana dengan Yuna. Hmm dia mulai berpikir untuk apa mengrahasiakan gedung tua itu melihat Yuna adalah sahabat pacarnya sendiri.

"Sepertinya aku teringat beberapa hal"
"Apa itu ?"

Aru mulai menceritakan sedikit mengenai gedung sekolah yang sangat usang dan tua. Ya walau dikatakan usang dan tua, tapi fasilitas di sana jauh lebih lengkap dan elit dibanding dengan fasilitas di sekolahnya sekarang. Hanya karena insiden tertentu, gedung itu ditutup paksa. Gedung tua yang angker dan menyimpan beberapa misteri kelam. Yuna yang mendengar pernyataan itu semakin penasaran.

"Lalu?"
"....."

Aru hanya bergeming dan melanjutkan langkahnya ke gedung tua.

"Hey...jawab pertanyaan ku dulu. Huh..."

Mereka memasuki gedung tua itu dan memulai pencarian ke sekeliling.


I'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang