Bad Sat

79 7 0
                                    

どようび... (Hari Sabtu)
Seperti biasa ketika libur, Aru ingin mengajak jalan Kimi. Tiba - tiba, ia melihat Yuna sedang berjalan.
"Yuna-chan"
"Oh, Aru-san"
"Mau pergi ke mana ?"
"Rumah Kimi"
"Bareng?"
"Tentu"

Yuna dan Aru pergi ke rumah Kimi, sementara Kimi di rumah menunggu kehadiran kekasihnya. 30 menit telah berlalu, tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Kimi mulai kesal tapi ia tetap sabar menunggu.

Beberapa menit kemudian...
Kimi langsung beranjak dari kamarnya. Moodbooster-nya meningkat 2x lipat. Ia berjalan sambil bersenandung dan melihat ke arah jendela memastikan bahwa itu adalah dia. Ketika melihat ke arah luar, pandangannya seketika menajam dan ia menyeringai kembali.

"Rupanya dia lama datang karena perempuan munak itu. Perempuan kotor dan busuk itu melebihi bangkai mayat. Seharusnya dia sudah kuratakan dengan tanah. Kita lihat nanti, tak ada yang bisa menghalangi seorang Kimi dalam hal apapun. Aku juga sudah mengorbankan perasaanku. Dia pikir segampang itu untuk membuka hati. Aku perlu usaha dan dia mulai menghancurkan usahaku dengan mudah. Beware pity", gumam Kimi dengan tatapan yang masih tertuju ke arah mereka.

Aru menekan bel dan tuan rumah belum membuka pintu padahal sudah 5 menit berlalu.
"Apa dia ada di rumah?", tanya Yuna
"Aku yakin dia ada di rumah. Dia tidak mungkin ke mana - mana. Aku sudah buat janji padanya untuk jalan - jalan hari ini"
"Oh, apa gue menggangu rencana kalian?"
"Tidak, bukannya lo kangen ya sama Kimi"
"Iya sih"

Ceklek...
Kimi keluar rumah dengan wajah datarnya. Ia tidak mengatakan sepatah katapun.
"Kimi", Yuna memeluknya dengan hati riang
"Aku benar - benar merindukanmu, Kimi. Kamu ke mana aja semalam, ha ? Kamu tau aku mengkhawatirkanmu"
"..."
"Kimi, kamu sakit?"
"Tidak", jawabnya dengan dingin

"Ada apa dengan dia?", tanya Aru dalam hati

"Silahkan masuk"

Mereka masuk ke ruang tamu. Yuna begitu antusias dengan beberapa perubahan rumah Kimi yang beberapa bulan ini tidak dikunjungi. Ia berjalan ke sana ke mari mengitari rumah. Sementara Aru dan Kimi tinggal berdua dalam diam.
"Kimi-chan"
"..."
"Kamu sakit?"
"Tidak"
"Aku...aku minta maaf jika aku mengecewakanmu, membuat mu kesal. Aku tidak bermaksud membuatmu menunggu tapi aku tidak sengaja bertemu Yuna dan kami punya tujuan yang sama ingin ke rumahmu"
"Ya"
"Apa kamu marah?"
"Tidak"
"Kenapa kamu begitu dingin?"
"Aku biasa saja"
"La.."
"Kita batalkan rencana hari ini"
"Kenapa?"
"Jangan bertanya lagi atau aku akan mendiamimu"
"Baiklah"

"Apa yang salah? Apa yang terjadi? Kenapa dia begitu dingin terhadapku? Apa aku memang sangat bersalah?", tanya Aru dalam hatinya yang diliputi rasa bersalah

~"~

"Apa harus seperti ini? Kenapa kamu begitu dingin terhadap ku?"
"..."
"Kimi-chan, jawab aku"
"..."

Kimi terus mempercepat jalannya lalu masuk ke kamar. Aru yang merasa bersalah mengikuti Kimi dan mengetuk pintu berulang kali tetap tidak ada jawaban. Aru tidak putus asa. Ia menunggu sampai Kimi membuka pintu. 15 menit telag berlalu, tapi yang di dalam tidak membuka pintu. Aru terlelap dalam tidurnya. Kimi membuka pintu secara perlahan dan melihat Aru tertidur dengan posisi duduk. Ia melangkahkan kakinya keluar dan tiba - tiba....

Tap..tap..tap..
Aru langsung menarik tangan Kimi dengan cepat dan menguncinya ke sudut.
"Hey, lihat aku"

Kimi tetap tidak melihat Aru. Ia tidak ingin melihat orang yang sudah menghancurkan kepercayaannya.
"Kimi-chan, lihat aku", dengan nada lembut Aru
"Apa?", nada ketus yang keluar dari mulut Kimi
"Kamu kenapa begitu dingin padaku? Okay, aku minta maaf kalau aku salah, tapi bisakah kamu tidak mendiami aku seperti ini?"
"Memang karakter aku seperti itu. Kalau tidak bisa maklumi, aku tidak apa"
"Sekarang, jelaskan padaku apa yang terjadi"
"Lepaskan aku, aku mau pergi"
"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu walau sedetik. Aku butuh penjelasan"
"Penjelasan? Aku rasa cukup. Tidak ada yang perlu dijelaskan"
"Minggir sekarang juga atau aku..."
"Atau kamu akan mendiamiku??? Aku ga akan pernah nyerah sama kamu. Kamu ingat itu. Aku sayang sama kamu dan aku ga akan pernah menyerah dalam apapun itu"
"Permintaan aku ga banyak sama kamu"
"Apa?"
"Mendingan hubungan ini kita akhiri"
"Kenapa?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Penasaran ya...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Scrool lagi, yuk...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Penasaran ya sama jawabannya hehehe. Author emang rada - rada ngeselin sih. Yaudah deh. Gomen nasai.
Next...
🔜

I'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang