Ify berjalan santai di koridor kelasnya dengan tatapan datar, sudah dijelaskan di awal jika Ify itu kurang ekspresi alias cuek. Lagi santai-santainya berjalan ada yang merangkul pundak Ify dan aroma maskulin seseorang memenuhi indra penciumannya. Ify sangat mengenali bau itu. Bau seorang lelaki yang sering mengganggunya di sekolah.
Mario Stevano seorang pemuda tampan yang sangat senang mengganggu Ify. Rio, nama panggilan pemuda itu, merupakan kakak kelasnya. Seorang pemuda yang sering sekali mengganggu Ify. Tapi, Ify tak ambil pusing soal itu, dia fine-fine saja atas kelakuan Rio, ya karena Rio merupakan salah satu sahabatnya sekaligus partnernya di Organisasi OSIS ya Ify merupakan Waketos sedangkan Rio adalah pemimpinnya Si Ketos. Sahabat dari kecil yang mengetahui segala tentangnya. Mama Rio-pun ia anggap sebagai Mamanya sendiri karna, ya you know lah!.
"Selamat pagi Ify yang cantik dan yang abang Rio sayang!"
Rio membuka suara dengan mimik wajah yang mengerling genit kepada Ify, tapi ya Ify biasa aja, malah menjawab."Pagi kak kucing." ingat lagi Ify hanya menjawab dengan tampang datar, Rio mendengus layaknya Deva tadi atas jawaban Ify, bukan karena atas kedataran wajah Ify, namun atas panggilan yang digunakan Ify, 'kucing' siapa yang tak sebal coba? Jika sudah dandan dengan tampan dan keren serta rapi ala anak SMA malah dipanggil kucing 'sabar-sabar'
"Jangan panggil abang 'kucing' lah fy," keluhnya.
"Itu pantes buat lo.karena sering maling makanan di rumah gue kek kucing"
Ya jawaban Ify memang benar, Rio sering datang ke rumah Ify tapi tujuannya bukan untuk menemui Ify melainkan untuk minta makanan, ya masakan Ify yang enak dan lezat membuat Rio selalu ketagihan. Maka dari itu, dia selalu ke rumah Ify setiap saat untuk makan, karena jarak rumah mereka cukup dekat hanya bersebrangan. Ify tak mempermasalahkan Rio yang makan masakannya. Namun, yang membuatnya sebal ialah pemuda itu selalu makan tanpa izin, alias maling. Tiba-tiba nyelonong ke dapur rumah Ify untuk makan, kek kucing. Oke lupakan soal 'kucing' eh maksudnya Rio, kembali ke awal.
"Fy entar gue sama yang lain mau ke rumah lo," ucap Rio.
"Ngapain? Gue lagi gak ada makanan." balasnya membuat Rio nyengir kuda. Biasanya Rio dan 5 sahabatnya yang lain akan main ke rumah Ify untuk menghabiskan makanan di rumahnya sebab Ify tak melarang malah dengan senang hati memberikan meskipun cuek bebeknya tetap terlihat.
"Santai kali ini gak mau habisin makanan kok, tapi kalo dikasih ya gak nolak hehe. Kita kan udah janjian mau bikin proposal untuk acara baksos OSIS."
"Kenapa harus di rumah gue? Gak di rumah lo aja, ada Deva entar ngrecokin." keluh Ify.
"Santai entar Deva sama Ray mau ada acara PS-an di rumah gue. Jadi kalo di rumah gue malah entar kena recok?"
Ray adalah adik dari Rio yang merupakan sohib dari Deva, kalo Rio yang sering maling di rumah Ify, Ray malah sebaliknya, dia sering memberi Ify makanan yang tak lain atas suruhan mamanya karena tak enak dengan Ify yang makanannya sering dimaling oleh kucing eh Rio deng.
"Terserah," jawab Ify dan berlalu pergi untuk ke kelasnya meninggalkan Rio yang cengo atas sikapnya. Sampai tepukan keras menyadarkan Rio dari alam ke-cengo'an.
"Woey! Bro!!"
"Astajim. Ya allah"
"hehe.." dua orang pemuda tampan yang satu berwajah tampan dan yang satu tampan juga tapi ala Korea memperlihatkan cengiran andalannya.
Dialah Alvin Jhonatan dan Cakka Nuraga, sahabat somvlak Rio. Mereka bertiga sering disebut dengan trio twins, aneh padahal mereka bukan kembar jangankan kembar? Sodara aja bukan. Papa Mama mereka berbeda, tapi asyudahlah 'sabar'. Alvin, Rio, dan Cakka trio joker 'jomblo keren' tapi sudah memiliki damba'an hati masing masing, uhh sayang.
.
.
.11 ipa 2 yang tak lain adalah kelas dari seorang Ify sudah ramai dengan anak-anak yang sibuk menyalin PR, ah Ify tau itu PR matematika yang bagi anak sekolah adalah pelajaran mematikan. Huh, tapi tidak bagi seorang Alyssa Saufika, cukup mudah baginya untuk memahami mapel itu. Pintar bukan? Ya tentu saja.
Ify mendaratkan pantatnya di kursi dengan tenang, teman sebangku Ify, Ashilla nyengir kuda melihat Ify dan Ify udah tau tabiat Shilla, biasa gadis itu disapa."Eh Ify sayang,"
"Hmm."
"Pinjem PR mtk dong Sivia dan Agni belum dateng nih kalo mau nyalin punya mereka." pinta Shilla dengan wajah memelas.
"Ambil sendiri di tas, gue mau nyantai."
"Oh oke."
"Hmm."
"Entar jadi ke rumah lo?"
"Iya, tapi gak ada makanan."
" No problem entar gue bantuin masak."
"Hm!"
"Ify Shilla.." percakapan mereka dihentikan oleh sebuah panggilan dari dua orang gadis cantik. Agni dan Via sahabat dari keduanya.
"Eh Shill, itu mtk ya? Gue ikut nyontek ih." Sahut Via langsung buru-buru mengeluarkan bukunya dan mencontek PR Ify. Sedangkan Agni? ia berjalan santai ke bangkunya, ia tenang? Tentu. PR nya sudah selesai ia berusaha untuk mengerjakan meskipun otaknya tak sepintar Ify.