"Wahh lucu.." Pekik Ify senang. Di sana tepatnya di belakang semak-semak terdapat kelinci putih kecoklatan. Dengan sigap Ify menangkap dan membawanya ke dalam gendongan.
"Milik siapa ya??" Ify mengelus bulu lembut kelinci temuan-nya itu. Ehh?? Di kakinya terdapat pita dan sebuah kertas.
'sepertinya surat' pikir Ify sambil melepas ikatan kertas gulung dengan bertali pita merah itu.
"Kok kosong??" Ify mendesah kecewa saat dilihat ternyata tak ada isi dari kertas itu.
"Iyalah kosong orang isinya ada pada seseorang."
"Oh iya siap..? Kak Rio?"
Rio melangkahkan kakinya mendekati bidadari hatinya. Mengambil alih kelinci yang berada dalam gendongan Ify. Memasukannya ke dalam kotak yang semula menjadi tempat tinggal kelinci pemberian Cakka itu.
"Kamu tau kenapa isi kertas itu kosong?" Ify menggeleng tanda tersirat bahwa ia tak mengetahui akan arti dari surat itu.
"Kamu.. Kamu yang akan menulis sendiri isi dari surat itu." Ify mengerutkan keningnya masih kurang mengerti dengan kata yang terucap dari mulut pemuda tampan ini.
"Masih belum ngerti juga?" Ify kembali menggeleng. Rio tersenyum. Ify semakin heran dengan tingkah pemuda tampan di depannya ini.
"Fy... "
"Ya?"
"Aku cinta kamu.."
"Aku tau.."
"Dan sekarang aku mau kamu jadi kekasihku. Ify would you be my girlfriend?"
Ify terkejut, Rio ingin menjadikan dia kekasih. Sungguh hati Ify bahagia sekali."Aku. Aku.."
"Tulis jawabannya di kertas itu Fy." Rio memberikan sebuah bolpoint. Ify menerimanya kemudian mulai menuliskan sesuatu.
Rio ketar-ketir menunggu jawaban Ify. Meskipun kemungkinan kecil Ify menolaknya, tapi bisa saja kemungkinan itu terjadi."Ini!" Rio mengambil kertas itu. Senyum tercetak di wajahnya kemudian memeluk gadis yang sekarang resmi menjadi kekasihnya itu. Ya dia diterima.
#########
"Kok gak langsung pulang?"
"Kita ke kafe dulu. Para pemungut pajak sudah berada di sana." Ify mengangguk mengiyakan. Paham dengan 'pemungut pajak' ala Rio. Yaitu sahabat-sahabat mereka. Pasti mereka juga yang menyusun acara tadi. Ia jadi teringat kelinci yang diberi Rio dan diletakkan di mobil bagian penumpang. Ia menengok kelinci itu. Sekarang sedang makan wortel. 'Eh namanya siap ya?' dia menengok ke arah Rio.
"Kak kelinci tadi namanya siapa?"
"Gak punya nama."
"Ha..."
"Iya namanya 'gak punya nama' "
"Kok gitu?? Trus panggilnya siapa donk?"
"Panggil aja 'Gak' Fy kan namanya Gak Punya Nama." Rio berbicara sambil menekankan kata perkata. Baru setelahnya Ify bereaksi tanda bahwa gadis itu paham.