16. After that...

3.4K 137 1
                                    

"Ma kalo udah tunangan boleh tidur bareng gak?"

Ucapan yang sok polos dari bibir Rio berhasil membuat kepalanya dihadiahi beberapa toyoran serta jitakan. Dari Deva, Ray, Dan ketiga temannya. Sedangkan Ify menahan tawa sambil mengeratkan pelukannya pada Mama Manda. Wajahnya memerah karena perkataan Rio yang sedikit frontal. Para tamu sudah bubar sejak satu jam yang lalu.
Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga rumah Haling. Sofa itu sudah penuh dengan kerabat dari keluarga Haling dan Umari. Meskipun Papa Ify tidak hadir dalam acara, namun keluarga Umari tetap ada yang datang. Seperti Oma, Papa Mama Sivia serta yang lainnya.

"Eh Yo, main asal tidur bareng. Halalin dulu." Tante Minang, ibu dari Sivia yang tak lain adalah tante Ify menyela ucapan Rio. Memang ibu dan anak sama ya Sivia nyablak ibunya ikutan.

"Nah iya itu tante, kenapa pake acara pertunangan segala. Langsung nikah aja kan enak."

"Itumah mau loe!" Iye menoyor kepala Rio, membuat pemuda itu meringis.

"Sakit kakak ipar."

"Bahasa loe ngesok amat."

Jreng-jreng....

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang
membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

Rio menyanyikan sebait lagu "Surat Cinta untuk Starla" karena refleks mendengar petikan gitar dari Ozy yang akan menyanyikan lagu untuk Acha.

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan
cinta ini

Rio menghampiri Ify yang masih meringkuk di pelukan Mama Manda. Menggenggam lembut tangan sang kekasih agar ikut bernyanyi bersama.

<ozy>
Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Rio memberi peringatan kepada Ify melalui tatapannya. Agar Ify melanjutkan lagunya. Ify menurut mengambil nafas beberapa saat, lalu memulai bernyanyi. Kali ini sambil berdiri Rio merangkul pundaknya.

<ify>
Aku pernah berpikir tentang
Hidupku tanpa ada dirimu
Dapatkah lebih indah dari
Yang kujalani sampai kini
Aku slalu bermimpi tentang
Indah hari tua bersamamu
Tetap cantik rambut panjangmu
Meskipun nanti tak hitam lagi

<Rio-ify>
Bila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmu
Dan tlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu
Hidupku
Hidup dan matiku
Bila musim berganti
Sampai waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap di sini
Bila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmu
Tlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Karena tlah ku habiskan
sisa cintaku hanya untukmu

Sivia yang pertama kali berdiri dan memberikan tepukan yang sangat keras disusul oleh anggota keluarga yang lain.

"Wow duet yang sangat bagus.. Empat jempol buat kalian." Sivia melihat kedua tangannya. Melotot. Dia lupa jika di tangannya hanya ada dua jempol. Gak mungkin juga kan pake kaki.

"Pinjem jempol loe donk Shill!"

########

Kali ini pasangan yang baru saja meningkatkan hubungan mereka sebagai tunangan itu tengah duduk di samping kolam renang. Rio menatap Ify, sepertinya gadisnya itu kedinginan. Dia melepas jas yang masih melekat di tubuhnya menyisakan kemaja putih panjang.

"Eh.." Ify bereaksi kaget saat sesuatu menyelimutinya, kemudian tersenyum melihat apa yang terjadi.

"Terima kasih kakak." ucapnya sambil tersenyum manis. Membuat jantung Rio berdetak beberapa kali kemudian membelas senyuman gadis itu disertai elusan pada puncak kepala Ify.

Malam ini bintang dan bulan menampakkan cahaya mereka, kepala Ify menengadah ke atas.

"Dulu aku gak sampai terbayang jika hidup akan sebahagia ini." Rio menatap kekasihnya, mulai ingin mendengarkan apa yang akan keluar dari mulut sang kekasih.

"Dulu aku gak terlalu mau memgikut campuri urusan orang. Hanya terpaku pada duniaku sendiri. Gak pernah mau tau siapa aja yang menyayangi aku. Bahkan ada pemuda yang ingin selalu menjagaku. Aku bersyukur karena Allah masih berkenan membukakan mata hatiku lewat kak Rio. Kak Rio adalah malaikat Ify. Kak Rio udah membukakan mata hati Ify sehingga menjadi Ify yang sekarang." Ify memberhentikan ucapannya sejenak. Menoleh, matanya bertemu dengan mata kekasihnya. Ia memegang kedua pipi Rio.

"Makasih buat semuanya, makasih karena sudah membuat Ify berubah. Makasih udah jadi kekasih Ify, menjadikan Ify gadis yang beruntung karena bertemu dan disayang sama kakak. Sekali lagi Ify ucapin makasih. Ify sayang dan cinta kak Rio."

Rio diam, kemudian memegang tangan Ify yang menangkup di pipinya. Tangan kanannya menyingkap poni Ify kebelakang, mencium kening gadis itu cukup lama. Ify memejamkan mata, menikmati hangatnya kecupan Rio. Kemudian, menjauhkan wajahnya sedikit dari wajah gadisnya.

"Sama-sama. Aku senang bisa menjadi seseorang dalam hidup kamu. Dari kamu aku belajar bagaimana menghadapi hidup. Bagaimana aku berusaha tegar. Kamu gadis yang hebat. Dan aku juga mau ucapin terima kasih karena kamu mau menjadi bagian dari hidupku. Aku cinta dan sayang sama kamu."

"Masuk yuk!!"

Ify mengangguk beranjak lebih dulu disusul oleh Rio. Meninggalkan kolam yang airnya memantulkan cahaya bulan itu.

###########

"Fy, kamu malam ini tidur di sini ya?" Ucap Mama Manda begitu melihat sepasang remaja itu kembali dari kolam. Dilihatnya Ify meringis, mungkin akan menolak.

"Ify kan pagi nanti harus nyiapin sarapan buat Bang Iyel dan juga Deva mah."

Mama manda memapah pundak gadis itu untuk menduduki sofa. Tertinggal Pak Zeth, Deva, Ray dan Iyel di sofa itu, kemudian di tambah dia, Rio dan Mama Manda. Keluarganya yang lain sudah pulang sedari tadi sebelum ia berada di kolam.

"Rumah kalian kan di depan Fy, jadi kalo sarapan Iyel dan Deva bisa di sini. Ya kan Yel?"

"Iya dek, lagian kayak rumahnya jauh aja."

"Yaudah deh mah Ify mau."

"Yee berarti tidurnya di kamar Rio kan mah?" Rio yang duduk di tengah-tengah Iyel dan Ray di hadiahi toyoran oleh sang adik.

"Kakak ipar gue monyong.."

###########

"Ciee yang habis tunangan bahagia banget keknya, ya nggak Shill?"

"Yo'i Vi, senyumnya aja gak ilang-ilang."

Ify hanya menggapi godaan senyuman kedua sahabatnya. Kemudian, melenggang pergi dan mendaratkan pantatnya di bangku. Menyapa Agni yang sedang asyik dengan novel si tangannya.

"Pagi Agni."

"Pagi sepupu ipar." Agni memamerkan gigi putihnya kemudian kembali fokus pada novel bergenre romance itu.

Ify memilih untuk tidak mengganggu. Kemudian menatap kedua sahabatnya yang lain.

"EhhVi, Ag, Py nanti nge-mall yok. Gue lagi pengen nih." Shilla menatap ketiga orang itu dengan tatapan memohon. Ify sedikit berfikir. Dia jadi ingin memberikan sesuatu untuk Rio. Tadi pagi, sang tunangan memberinya sebuah bando berwarna kuning yang terpasang indah di rambutnya. Ingin hatinya membalas perbuatan Rio dengan memberikan pemuda itu sesuatu. Gak ada salahnya juga menyetujui permintaan Shilla.

"Ayok deh Shill."

******************************

Weh weh update lagi.. Maaf ya agak lama. Tetap voment ya readers.. :-):-):-)

Love Pangkat 3(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang