10

3.6K 139 3
                                    

"Wkwk jadi loe belum resmi, Fy?" tawa bergema di kedai kecil depan mall daerah Jakarta. Berasal dari 6 muda/mudi yang saling mengejek, mengolok-olok serta mengobrol. Ify dan Rio yang menjadi korban ledekan ke-4 temannya yang lain hanya mampu melengos pasrah.

"Ini mbak-mas pesanannya."
Waitress yang berseragam biru itu beranjak pergi setelah meletakkan pesanan mereka.

"Udah makan dulu.. Entar lanjut lagi!" ucap Ify sengaja ingin mengalihkan perhatian. Agar dia tak terus-terusan diledek dengan 4 orang anak manusia ini.

********

"Huftt masih lama gak sih mereka?" Agni menghembuskan nafas lelah. Sedari tadi menunggu orang tuanya bersama orang tua pemuda di sampingnya bercakap ria.

"Mungkin bentar lagi Ag."

"Tahu gini, biar Acha aja yang ikut."

Cakka, pemuda itu menatap Agni. Sangat berbeda dengan biasanya. Agni tampil lebih feminim. Gaun putih mengembang selutut dengan ban hitam berhias pita melekat indah di tubuh gadis manis itu.
Orang tuanya dan orang tua Agni memang ada kontrak kerja bersama. Untuk berkenalan lebih jauh, ya meskipun memang sudah kenal dan akrab mereka mengadakan acara makan bersama. Anggap saja sebagai pembuka kontrak kerja bersama, begitu ucapan papa Agni ketika makan. Selepas acara makan bersama Papa Mamanya serta Papa Mama Agni memilih untuk membahas proyek mereka. Dan ia dititahkan untuk mengobrol dengan Agni agar gadis itu tidak jengah.

"Kak.. Loe ada acara kamis depan?" Tanya Agni tiba-tiba. Dia berfikir sejenak. Sebelum menjawab.

"Gue ada latihan basket sehabis pulang sekolah.. Sehabis itu gak ada keknya Ag."

"Loe mau gak menemani gue ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Mau gak? Yang jelas gak ke neraka."

"Iya deh daripada entar loe nangis."

"Oke.. Gue jemput loe sehabis magrib."

"Enak aja loe jemput gue. Gue cowok gue yang jemput loe!"

"Nah kalo gitu loe yang jemput gue.."

********

Ify berjalan menuju kamarnya. Belum sempat kakinya menyentuh pijakan anak tangga pertama, terdengar suara ribut dari ruang dapur. Ia memilih beranjak. Sebenarnya ia ingin segera mengistirahatkan tubuh. Karena, rasa penasarannya lebih besar ia seakan melupakan rasa lelah itu. Terlihat, Ray dan Deva sedang sibuk dengan alat masak-memasak. Dia mengernyitkan dahi mereka ngapain?

"Kalian ada praktik memasak?"

Ray dan Deva sontak menoleh, menghembuskan nafas lega karena terkejut karena kedatangan Ify yang termasuk tiba-tiba untung bukan hantu? Pikir mereka.

"Kita laper.." ucap mereka serentak. Ify sontak tertawa, dan juga merasa bersalah.

"Lah kakak kira kalian udah makan. Sorry ya Dev, Ray. Yaudah deh sini biar gue yang masak."

"Makasih kak Ify."

"Sok imut loe pada."

Deva dan Ray memilih untuk tidak menanggapi. Berjalan keluar dapur, memilih untuk bermain PS yang sempat tertunda karena lapar melanda. Mama Manda masih berada di luar kota. Jadi mereka bingung mau makan di mana. Alhasil memasak sendiri.
Di ruang tamu ternyata ada Rio dan Iyel yang menggantikan posisi mereka bermain PS..

"Wesstt lesu amat lu berdua?" tanya Iyel begitu Ray dan Deva duduk di sofa atas.

"Laper."

Iyel tak menanggapi memilih fokus pada PSnya takut-takut entar Rio yang menang. Soalnya mereka lagi taruhan. Dan entah apa yang mereka taruhkan?.

"Makanan siap Ray Deva.."

Suara Ify tampak menyerukan. Ray dan Deva dengan cepat beranjak cepat-cepat menuju ruang makan. Cacing-cacing di perut mereka sudah berdemo ria. Sedangkan 2 orang yang sedari tadi fokus sama kegiatan PS mereka juga ikut beranjak ke arah ruang makan.

"Westt enak nih, gue mau juga."

Omelet yang dibuat oleh Ify memang terlihat menggugah selera. Kuning ke-emasan dan aroma yang begitu membuat hidung dan perut mereka beradu.

"Kan kalian sudah makan,"

"Kalo buat makan lagi masih muat kok, ya nggak Yo?"

"Yoi Yell."

"Dasar perut karet.." cibir Feva dan Ray. Ify tertawa kecil mendengar kata cowok-cowok ini.

"Yaudah kalian makan gih, gue mau ke kamar. Capek."

"Fy jangan lupa entar malem gue tunggu.."

"Oke kak Yo... selamat makan!!"

"SERBU!!!"

**********

Udara malam memang sedingin saat pagi. Ify mengeratkan jaket pink yang dikenakannya. Malam ini ia bersama Rio ada janji di taman komplek. Namun, Ify memilih untuk berangkat sendiri. Tamannya sepi, ya karena ini malam. Biasanya taman ramai saat malem minggu. Para muda/mudi yang lagi lovers-loversan dan tidak bermodal ria memilih untuk berkencan di taman ini.

"Duhh lama amat si kak kucing. Dikira gak serem apa duduk di taman kek gini."

kresek kresek...

Bunyinya berasal dari semak bunga. Duhh merinding sendiri kan jadinya? Ify yang awalnya menghiraukan tapi juga penasaran memilih mendekat.

"Wahh..'.' "

*********

"Ri ri ri ri ooooioo."

"Apa loe Cakdut. Ehh pesanan gue btw thanks yak." Rio mengambil alih kotak yang dibawa Cakka. Melihat isinya. Tepat! sesuai keinginan.

"Ehh bayar berapa gue?"

"Gratis dah buat loe, asal nanti gue dapet PJ yang banyak."

"Bisa diatur itu. Udah yak takut tuan putri nunggu lama."

"Woke take care masbroo!"

#######@@isma@@#######

Hai haii.. wkwk
isma balik lagi....
Jangan lupa pencet VOMENT nantikan part selanjutnya
lupyuu all.

Love Pangkat 3(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang