5.

4.7K 227 5
                                    

"Assalamualaikum, ma oh mama."

"Dasar kayak upin-ipin lo berdua, manggil mama aja kayak manggil tok dalang."

2 pemuda yang dengan wajah terlihat kelelahan itu memperlihatkan sederet gigi putih mereka, setelah mendengar sindiran dari seorang cowok yang berusia lebih 2 tahun itu.

"Lo habis darimana kak?" tanya Deva saat melihat Rio membawa kantong kresek putih sepertinya berisi makanan. duhh jadi laper??

"Ohh itu kakak loe sakit, dan loe tau kan gimana dia kalo lagi sakit? pasti gue jadi korbannya." balas Rio namun diakhiri dengan nada memelas di belakangnya.

"Hah kak Ify sakit, sakit apaan??" Ray heboh Ray heboh.

'pletak' dengan sadis Rio menjitak kepala adik tersayangnya itu.

"Jangan tereak-tereak lo Ray, si Ipong lagi istirahat mau loe diterkam Mama."

"Hehehe,"

"Trus keadaan Kakak gue gimana??"

"Udah mendingan nih buktinya udah jadiin gue kek babu."

***
grup WA

Sivia : woy nanti kumpul di rumah Ipi ada yang mau gue kenalin sama kalian

Shilla : kenalin sape??

Sivia : kakak sepupu gue shill cakep lohh

Alvin : Cakep mana sama gue?

Cakka : Cakepan gue lah!

Shilla : namanya sape vi??

Sivia : Bang Iel, Gabriel Stevent dia ke rumah gue dulu tinggal di spore, entar gue kenalin.

Agni langsung menutup WAnya tanpa ikut ngobrol di sana bersama sang sohib, segera untuk beranjak ke rumah Ify sepertinya ada sesuatu penting yang harus bicarakan dengan Ify dan juga Rio.

****
"Hahaha loe kan emang mirip babu kak, ehh bukan deng tapi tukang kebun." grrr ingatkan Rio bahwa dia masih ada kesabaran untuk tidak mencekik sang adik saat ini.
"Elehh.."

tok.tok..tok

Belum sempat membalas Ray, perkataannya sudah di potong dengan ketukan pintu.

"Bukain pintu sono! gue mau kasih ni bubur buat Ify."

"Ogah mandi yuk Dev!"

"Ray, jangan bikin gue marah loe!"

"Bodo amat."

"Aishh."

Deva yang mendengar pertengkaran 2R itu hanya mendengus sebal, dia memilih untuk menemui sang kakak yang sedang sakit. Belum sempat ia beranjak ke kamar ada Agni yang sepertinya baru datang
'ohh jadi tamu tadi kak Agni, sok banget pake ketuk pintu biasanya langsung nyelonong." batinnya berbicara.

"Ray jangan bikin kesabaran gue abis cepet bukain pintunya,"
"Percuma loe mau bukain pintu gue udah keburu masuk."
"Aelahh ternyata elo Ag, tumben amat loe pake ketok pintu segala biasanya juga langsung nyelonong masuk."
"Kan peningkatan menjadi yang lebih baik kak."
"Bahasa loee Ag." keluh Rio beranjak le kamar dan tak lupa satu tangannya mendarat di jidat Agni alias menoyornya.
"Kak lo jahat bener ma gue, padahal gue ke sini ada yang mau gue omongin sama loe dan Ify. Penting!"
"Ngomongin apa? Ify lagi sakit."
"Ikut gue!"
Agni menggeret Rio ke gazebo.
ahh entah apa yang akan mereka bicarakan sepertinya akan menjadi privasi mereka berdua*jangan pada kepo

****
Shilla, Alvin, dan Cakka sudah berada di ruang tamu rumah Rio sejak 5 menit yang lalu. Namun, sang tuan rumah belum juga menemui mereka. Kata Ray, saat dia membukakan pintu untuk mereka bertiga, Rio lagi ngasih bubur buat Ify yang sakit. Tapi masak lama amat?? apa jangan-jangan? Mungkin hanya pikiran mereka aja yang kotor!

"Assalamualaikum," ucap salam seseorang, ahh lebih tepatnya 2 orang muda-mudi yang sedang dimabuk cinta*eh lama-lama ngawur ya thor*
Iel dan Sivia memasuki ruang tamu setelah sebelumnya salam mereka dijawab oleh ketiga orang di dalam.
"Hai,, nih gue bawa temen baru, add ya. Pasti dikonfirm kok."
"Loe kira pm di fb."
"Hehe canda bang, Shilla, Kak Cakka, Kak sipit kenalin bang Iel sepupu gue, yang cakep se-Indonesia. Tapi kalo ditandingin sama yang di Ragunan."
Iel yang awalnya tersenyum manis jadi tersenyum miris mendengar kata-kata Via. Ingin rasanya dia kasih sambel untuk mulut adek sepupunya itu.
"Kenalin Yel, gue Cakka cakep."
Ucap Cakka memperkenalkan diri. Iel tersenyum dan membalas ucapan Cakka.
"Oke Cak, salken Iel keceh."
"Salken Kak Iel, dari Shilla Cantik." Cakka merangkul pinggang Shilla posesif, Iel yang melihat itu terkekeh pelan.
"Hai Shill, kenalin Iel cakep, tenang aja kka gue gak makan temen kok."
"Ehh santai Yel, gue bukan Pacarnya Shilla kok, dia sepupu gue agak liar kalo soal kenarsisan jadi perlu diiket. Kalo soal gebetan gue keknya dia belum datang deh?"
'hahaha' pernyataan tersebut cukup membuat gelak tawa sederhana diantara mereka.
"Eh Kak Rio mana??" tanya Sivia, sedari belum menemukan batang hidung tuan rumah, ya jelaslah Rio kan pesek-_-
"Gak tau katanya sih tadi lagi kasih bubur buat Ify yang sakit tapi dari tadi gak turun-turun."
Cakka yang menjawab pertanyaan Via mulai jenuh menunggu Rio.

"Ehh lo pada udah dateng."
beberapa saat akhirnya yang ditunggu muncul juga dari arah tangga kamarnya. Ternyata oh ternyata dia gak sendiri melainkan bersama Agni.
"Woey lama amat loe, kering kita nunggu." Cakka mengeluh namun, pandangan matanya tak lepas dari sang pujaan hati. Udah pada tau siapa?? ehmm masih dirahasiakan penulis*hehe, eh tapi keknya udah pada tau juga. Kan readers pinter, tapi entar kalo gak tau?? yaudah iya pujaan hati Cakka itu Agni. Paham garis bawahi Agni.
oke back to the mereka.

"Eh Kak Rio, Agni kenalin ini Bang Iel, Gabriel Stevent sepupu gue dari Spore."
"Halo Kak, kenalin gue Agni. Agni Tri Nubuwati."
"Ag-ni" Iel membeo kaget.
"Dan gue, Rio! Mario Stevano Aditya Haling." Rio menatap Iel tajam, ramah tak memungkiri tatapan kerinduan juga di sana.
"Ri,, Rio." ucap Iel lirih.
"Hai Ag,, Yo, Ehmm Iel, Gabriel Stevent."
Sebenarnya Cakka, Alvin dan Shilla juga Sivia rada kaget juga sih, kenapa si Rio dan Agni pake embel-embel marga
mereka. Biasanya para sahabat ini sangat anti perkenalan diri dengan sebuah marga di depannya, tapi?? ahh bingung.

"Hmm." Ada yang berdehem? Mereka menolehkan kepala ke seseorang yang sedang berjalan menyusuri tangga dengan susah payah apalagi sudah terlihat jika badannya lemas dan tak bertenaga.
"Ehh Ify,, Sini gue kenalin sama seseorang siapa tau aja kecantol." celetuk Via yang melihat Ify dari arah tangga. Ify mengernyitkan dahinya melihat seorang yang mungkin baru bergabung dengan sahabat-sahabatnya, tak mau ambil pusing ia segera menghampiri Via tak enak juga dengan cowok itu.
"Kenalin Fy abang sepupu gue Gabriel Stevent panggil aja Iel." Matanya membulat sempurna, dia menatap dua orang yang ada disana, tepat! Mereka menganggukan kepalanya. Entah kenapa air matanya ingin jatuh sekarang juga.
"Hai Gabriel Stevent, iel."
"Alyssa, Alyssa Saufika Umari."
"Aly-ssa?"
"Sorry kak, gue lebih suka dipanggil Ify gue benci dengan panggilan Alyssa karena itu hanya masalalu." jawabnya sarkastis sambil menatap Iel sinis.
"Kak Deva mana?" Rio yang sedari tadi menatap Ify, cukup terkejut dengan pertanyaan yang diajukan kepadanya.
"Lagi mandi, habis mereka baru pulang tadi. Ehh kok malah pada berdiri sihh, duduk woeyy!"
"Gak deh gue mau pulang dulu."
"Gue ikut Fy. Ada yang mau gue ambil di rumah loe." alibi Agni. Dan itu semua semakin membuat Iel menghela nafas lelah. 'sepetinya gue sulit di terima di sini.'
Tapi mendadak Iel tersenyum senang, setidaknya ia mengetahui keberadaan seseorang yang selama ini diarinya.

Love Pangkat 3(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang