14.

3.4K 132 2
                                    

"Kita putus!" jderr.. Bagai petir yang menyambar telinganya, mendengar perkataan Ify. Pegangannya pada kedua lengan gadis itu terlepas, tidak! Bantahnya. Dia tidak akan mengakhiri hubungan yang baru terjalin ini begitu saja.

"Aku gak mau!" Ify menatap Rio, senyum sinis menghiasi wajahnya.

"Aku gak butuh keputusan kakak." Ify berlari menjauhi Rio takut air matanya menetes di hadapan pemuda itu. Tak ia sangka, ternyata Rio mengejarnya. Kekasihnya ralat mantan kekasihnya itu berteriak memanggil namanya.

"Ify... FY.. IFY!!" sebuah mobil dengan kecepatan di atas rata-rata melintas saat Rio akan menyebrang jalan mengejar Ify.

Ify melihat kejadian itu, melihat bagaimana tubuh Rio terpental hingga beberapa meter dari tempat ia ditabrak. Tubuh Rio berlumuran darah, Ify menjerit.

"KAK RIO!!!"

.
.

"Kak Rio," Ify terbangun dari ranjangnya.

"Huftt hanya mimpi."
gumamnya, kenapa mimpi tadi begitu nyata. Takut terjadi apa-apa dengan sang kekasih Ify segera beranjak dari tidurnya.

"Kamu udah bangun dek?" Iyel membawa sebuah mug berisi susu coklat, menghampiri adiknya.

"Ini minum." Ify menurut, mengambil alih susu coklat itu. Lalu meneguknya.
'untung hangat'.

"Kamu mau kemana, buru-buru begitu."

"Mau ke rumah depan." tanpa diberi tahu untuk apa, Iyel pun sudah mengetahuinya.

"Oh ya temuin sana gih, tadi Rio sempat berendam 2 jam untuk menghilangkan bekas ciuman Dea. Jadi sekarang sedikit gak enak badan."

Iyel berbohong! Sengaja agar Ify segera memperbaiki semuanya, Iyel ingin mengetes seberapa besar cinta Ify untuk Rio. Ternyata besar sekali, terbukti dari Ify yang langsung beranjak saat mendengar perkataannya.

"Maafin abang ya dek." Ia memilih langsung masuk kamar, takut tiba-tiba saja Ify kembali lagi lalu mengamuknya, setelah mengetahui bahwa Rio tak sakit.

*********

"Loh Mama udah pulang? Papa mana?" Mama Manda yang sedang memasak memberhentikan aktifitasnya. Menoleh kepada Ify, tersenyum lembut.

"Baru satu jam tadi Fy?" Ify mengangguk menghampiri Mama Rio, memegang tangan Mama Manda lalu menciumnya. Dada wanita paruh baya itu menghangat melihat perlakuan anak gadisnya.

"Kak Rio di mana ya ma?"

"Di kamar Fy, coba kamu lihat. Ngeluh pusing tadi."

Ify segera beranjak, ternyata perkataan sang abang benar. Eh, sepertinya ia harus membuat bubur terlebih dahulu. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk menghampiri sang kekasih. Terlebih dahulu ia meminta Mama Manda untuk membantunya dalam membuat bubur.

#######

*Via WA*

GabrielKece : kabar gembira untuk kita semua
ShillaTayangnyaIyel : apa kak? Ify dan kak Rio baikan?
GabrielKece : iya Shil sebentar lagi.
SiviaLuphSipit : yee akhirnya pasangan fenomenal itu baikan.
AlvinPacarnyaPia : alhamdulillah... Agni sama cicak kagak muncul. Kemana mereka
GabrielKece : lagi pacaran takut lu ganggu.
AlvinPacarnyaPia : dihh ogah ganggu, gue bisa pacaran sendiri.

*Via WA End*

Ify membuka kamar Rio pelan, takut bubur di atas nampan yang dibawanya tumpah.

Ify menaruh nampan itu di atas nakas, kemudian menempelkan punggung tangannya di dahi pemuda itu. Sedikit hangat.

"Kak..." Ify mengguncang bahu Rio pelan, tak ingin mengejutkan pemuda itu. Karena pasti jika terkejut saat bangun akan terasa pusing.
Rio mengerang sebelum membuka matanya.

"Sayang..." Ify tersenyum, mengambil mangkok yang tadi dia taruh di nakas. Mengambil sesendok bubur, mengangsurkannya kepada Rio.

"Makan gih,," Rio menerima suapan bubur dari Ify, tapi tatapan matanya tak kunjung lepas dari sosok gadis itu. Apa Ify sudah tak marah?

"Kamu maafin aku Fy?" Ify tersenyum, menangkup pipi Rio setelah sebelumnya menaruh mangkuk kosong itu diatas nakas kembali.

"Aku udah gak marah." karena begitu senang, tak tahan Rio memeluk gadis itu begitu erat. Dia rindu Ify.

"Makasih," Ify mengangguk, Rio melepaskan pelukannya atas permintaan Ify. Padahal dia masih pengen memeluknya. Gadisnya itu mengangsurkan air yang akhirnya ia teguk hingga setengah.

"Makasih."

#######

Kafe dengan nuansa yang romantis itu menjadi objek ke-4 pasang anak manusia yang lagi dalam masa dimabuk cinta ini berkencan. Kalo kemaren, pasangan Rify yang di palak. Sekarang ganti pasangan Shiell. Dari ke-8 anak ini, Via lah yang paling bersemangat untuk menipiskan dompet abang sepupunya itu. Bahkan dia sendiri yang memilih kafe ini, katanya kafe elite dengan makanan yang enak.

"Ayo-ayo silahkan dipesen teman-teman, gratis yuhuu."

Via memilih untuk duduk di dekat jendela, karena ingin melihat udara luar. Ify dan Rio baru saja tiba, berjalan santai sambil bertautan tangan.

"Ehmm yang baru baikan, tangannya gak mau lepas tuh."

"Susah Cak, soalnya ada lem cintanya." Rio menanggapi godaan Cakka, duduk di kursi yang kosong. Merangkul pinggang Ify posesif, karena sedari tadi gadisnya itu tak berhenti dilirik oleh mata-mata cowok lain.

"Ya biasa aja kali kak Yo, gak perlu se-agresif itu." Agni melihat bagaimana posesifnya Rio terhadap Ify. Belum nikah aja udah seperti itu, dasar Rio.

"Calon kakak ipar sepupu lho Ag, entar diambil orang bahaya."

"Lebay." celetuk mereka semua, bahkan tisu pun sudah mendarat di muka Rio, hasil lemparan dari Iyel. Shilla yang berada di samping Iyel tertawa terbahak-bahak melihat itu semua.

"Iyel AWAS LOE!!!"

Ify menyandarkan kepalanya di bahu Rio, antara cekikikan dan kasihan melihat sang kekasih diserang oleh para sahabatnya. Rio merangkul Ify
mencium puncak kepala sang kekasih, kemudia iseng mencuri ciuman di pipi Ify, namun belum sempat nempel tuh bibir, Ify sudah menangkup muka Rio dengan telapak kanannya.

"Belum halal woey!"

"Bahaya, bahaya.. Halalin dulu kak Yo!"

"2 tahun lagi, tunggu undangannya." Ucap Rio dengan gaya tengilnya, tersenyum merekah, Ify tersipu.

"I love you,"
"Too my Ify."

######

"Apa tunangan Mah?"

"Iya Yo, tunangan."

Mama Manda menatap anak sulungnya yang sudah tumbuh dewasa itu. Rio menatap Ify yang sedari tadi menunduk. Apa Ify tak mau menerima rencana pertunangan ini?

"Fy.." Ify mendongak, matanya bertemu dengan sang bola. Mata sang kekasih. Dia bingung, bingung dengan apa yang harus dia lakukan, dia terlalu takut.

"Bagaimana Rio?" Mama ini gimana sih, yang ngejalanin kan bukan hanya Rio saja. Tetapi, bersama Ify juga. Seharusnya tanya Ify juga donk.

"Rio terserah Ify aja, mah. Lagian Ify juga yang ngejalanin." putus Rio akhirnya.

"Bagaimana Ify, kalo kamu mau seminggu lagi kita laksanain acaranya."

"If.. Ify...."

"Mama kasih kamu waktu sehari untuk berfikir!"

"Ify mau mah."

************

Ciee malming update nih khusus bagi para kakak-kakak readers yang jomblo. Eakkk...
Maaf ya pendek,, tapi serius loh ini tujuannya buat menemani kalian yang sendiri. Ehehe.. Gak deng canda. Kan lagi tenar aprilmop tuh wkwk. Oke see you next part.

Love Pangkat 3(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang