"Ibu serius mau pulang sekarang? Ify masih kangen bu!"
Ify masih berada dalam pelukan Bu Minah tak mau melepasnya. Bukannya lepas tetapi malah semakin erat. Sedangkan Bu Minah sendiri sejujurnya masih ingin bersama tiga bersaudara itu. Namun, apa daya mengingat suaminya yang sakit-sakitan di kampung membuat beliau tak tega untuk meninggalkannya terlalu lama.
"Gak bisa neng, Pak Parman,suami ibu lagi sakit. Gak ada yang jaga anak ibu juga harus kerja kan? Tapi Ibu janji, kapan-kapan akan ke sini lagi. Mengunjungi kalian."
Tess.. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya terjatuh juga. Ify gak rela jika 2 hari bersama Bu Minah harus berakhir sekarang. Namun, dia tak boleh egois. Kasihan Pak Parman. Lagi pula dia juga bisa mengunjungi mereka nanti.
"Ibu hati-hati ya di jalan. Salam juga buat Pak Parman dan Kakak-Kakak yang di sana." Ify melepaskan pelukannya. Kemudian menyalimi tangan Bu Minah membuat dada wanita paruh baya itu menghangat.
"Iya neng juga ya, jaga kesehatan. Ibu pasti akan merindukan neng. Nak Iyel, Nak Deva serta Pak Hanafi ibu pulang dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
################
Ruang tengah kediaman Umari sedang ramai sekarang ini. Hanya karena 4 pemuda tampan berbeda umur tersebut. Deva, Ray, Iyel serta Rio sedang versus PS bersama. Iyel-Deva vs Rio-Ray. Sedangkan Ify hanya tertunduk lesu karena dikacangkan? Mulutnya sudah manyun 5 centi dari semula. Dan akhirnya ia memilih untuk bermain psp milik Ray yang sengaja dibawa ke rumahnya.
tap..tap..tap.
terdengar grusak-grusuk dari arah tangga. Pak Hanafi berjalan dengan tangan menjinjing sebuah koper. Sepertinya mau pergi. Sekarang fokus mereka teralihkan tidak lagi kepada PS melainkan kepada Pak Hanafi dan koper birunya itu.
"Papa mau kemana?" Dahi putrinya mengernyit bingung. Pak Hanafi menghela napas dan menghembuskannya.
"Papa harus ke Singapore lagi sayang. Perusahaan lagi butuh papa."
"Berapa lama?" kali ini putra sulungnya yang bertanya. Sedangkan 2 orang yang tak menjadi anaknya itu. Tak ikut andil hanya memerhatikan.
"Papa gak tau sekitar satu bulanan."
"Lama banget, yaudah papa hati-hati ya. Jangan lirik tante-tante di luar sana. Entar yang di surga nangis." peringat Iyel dengan sedikit becanda.
"Hahaha Iya. Oke guess Papa pergi dulu. Iyel jaga adik-adik kamu. Rio Papa minta kamu juga jaga Ify. Jangan cuma macarin aja tapi gak dijaga."
"Siap Pa. Rio-kan cinta Ify pasti jagain dia dong." dengan segala keisengannya Rio berusaha untuk menggoda Ify. Terbukti, pipi tirus itu sekarang memerah.
"Eciiee udah Papa berangkat dulu. Ify, Deva turuti apa kata kakak kalian."
"Iya pa, hati-hati di jalan."
Setelah Pak Hanafi berlalu. Rio-Ray Iyel-Deva kembali ke kegiatan mereka masing-masing yaitu bermain ps.
"Dicuekin lagi gue huftt." gerutu Ify merasa sebal dengan 4 orang anak manusia itu.
"Ehh gue udah deh capek." Rio memberhentikan acara bermain PSnya. Iyel-pun sama memberhentikan acara bermainnya.
"Yaudah kalian main berdua aja."
Rio menghampiri Ify yang kelihatannya merasa sebal. Sebenarnya dia memberhentikan permainanya karena mendengar gerutuan Ify.
"Fy ikut gue yok!"
"Kemana??"
"Udah ikut aja." Ify diseret Rio menuju rumah pemuda itu karena mobil Rio masih berada di garasi. Rio jalan kaki kerumahnya. Ya jelaslah orang cuma depan aja.
********
"Yahh pergi mereka. Gue kemana ya?? Kerumah Piol aja deh." Iyel mengambil kunci mobilnya. Melihat Deva dan Ray yang masih asik bermain PS.
"Gue pergi dulu. Byeeee duo joness." pamitnya tersebut mengundang teriakan bak paduan suara dari arah sana.
"KITA GAK JONES. LOE JUGA JONES!"
*******
Mobil Rio membelah jalanan yang lumayan sepi. Melaju sedikit perlahan."Kita mau kemana sih kak??"
"Ke... Gue juga gak tau. Daripada loe bete di rumah mending ikut gue."
"Kebiasaan loe." Ify mengacak-acak rambut calon pacarnya itu. Ehh masih calon?? Iyalah calon soalnya kan kemaren mereka belum sempat jadian karena insiden Iyel-Deva itu. Gak perlu diceritain ya insidennya. Cukup membayangkan sendiri*xixixi
"Ipii rambut gue berantakan."
"Biar makin cakep."
*******
"Assalamualaikum. Ma ohh Mama.""Ehh Shilla cantik." Seru Iyel ketika melihat Shilla sedang duduk cantik di sofa rumah Via.
"Hehe iya kak." Shilla sedikit menggeser pantatnya saat dirasa Iyel ingin duduk. Dan setelah itu Iyel mendaratkan pantatnya di sofa milik keluarga sepupunya itu.
"Ehh Sipia mana? kok gak keliatan batang jidat*ehh hidungnya?"
"Aku juga gak tau kak, dia lagi masih di kamar kata Mamanya." Iel membulatkan mulutnya.
"Ehh Shill, loe ngapain di sini. Udah cantik sama rapi gini?"
"Hehe kita ada jalan kak berdua. Tadinya mau sama Agni dan Ipi tapi mereka sibuk."
"Ehh gue mau donk ikut."
"Bo....."
"Ehh Shill."
***********
"Nge-mall aja yuk Fy." Ify menengok ke arah suara. Sang pemilik masih menatap lurus pada jalanan yang dilewatinya."Oke." Rio langsung mengembangkan senyumnya. Dan menjalankan mobilnya dengan cukup lancar.
*******
Para wanita sedang berbelanja ria melihat-lihat aksesoris yang tersusun rapi di mall. Sedangkan dua pria menguntit di belakang mereka dengan muka masam seperti dilumuri jeruk nipis.
Shilla, Iyel, Sivia, dan juga Alvin sedang dalam acara double date. Saat Iyel berkunjung tadi, ingat kan? Saat Iyel meminta ikut acara jalan-jalan Shilla? Kalo gak inget coba deh ulang lagi bacanya.Jadi, mereka akhirnya pergi. Alvin sebelumnya memang telah dikabari Sivia. Jadi dia memilih ikut.
"Jangan bilang loe ikut mereka karena ingin pdkt ama Shilla?" hardik Alvin kepada Iyel. Iyel menatap Alvin.
"Jangan bilang juga loe sama alasannya seperti gue? Mau pdkt sama adek gue?" keduanya terdiam kemudian terkekeh pelan.
"LOH IPI, KAK RIO."
Alvin dan Iyel kompak menatap asal pekikan dari wanita mereka. Di sana para wanita sedang asyik menggoda pasangan yang belum resmi itu.
"Wesss pasangan asolole nihh."
"Loe kira Soimah."
"Westt kalem kak Yo. Ehh kita mau pj." Shilla dan Sivia kompak ber-tos ria.
"Wehh adik dan calon adik ipar masih belum pulang juga."
Iyel menyerahkan tangannya kepada Rio. Niatnya sih biar dicium gitu. Ehh malah ditabok membuat dia meringis kesakitan.
"Gak kira-kira loe Yo, kagak gue restuin nyaho loe."
Sedangkan Rio hanya cengengesan mendengar gerutuan Iyel."Pi ke kape yok!" Ify menatap Sivia.
"Loe beralih jadi Orang Sunda Vi? Susah bilang huruf ef?"
*********
Hihihi isma kambek
Ada yang nunggu cerita ini??
Tetap voment ya readers
Byeee byeeeee
Fb = ismaa
Twiteer = isma_nyt23
Ask fm =isma_nyt_