Hari senin yang indah, suasana istirahat di kantin begitu ramai saat ini. Ify bersama Rio dan kawan-kawan menikmati acara makan siang mereka dengan penuh kegurauan.
"Hai semua aku boleh gabung kan? Hai Rio.." sapa seseorang, Shilla menoleh kemudian menyenggol lengan Iyel yang ada di sampingnya.
"Eh Zahra.. Duduk aja gih."
Uhuk uhukk..
"Eh Kak Rio pelan-pelan makannya." Ify memberikan Rio jusnya. Dia pun heran kenapa Rio bisa tersedak saat mendengar nama Zahra.
Rio sendiri segera meneguk habis minuman yang diberikan Ify. Dalam lirikannya ia melihat Zahra bermain mata kepadanya.
"Makasih ya sayang."
Ify hanya mengangguk. Fokus dengan makanan dihadapannya.
"Hai kak Zahra," sapa Via kepada gadis itu, membuat Zahra tersenyum sebelum membalas.
"Haii.."
"Kenalin aku Via, kakak murid baru di kelasnya kak Alvin kan?"
"Iya.. Maaf aku belum kenal kalian," jawab Zahra sopan. Meminum jus yang tadi dia pesan.
"Ohh kenalin itu Shilla, Ify, Agni, Kak Cakka, Kak Alvin, Kak Iyel dan.."
"Rio." potong Shilla cepat menatap Rio lembut seperti tatapan memuja.
"Yaps bener banget. Kok bisa kenal?" tanya Via heran.
"Kemarin kita sempet ngobrol ya nggak Iyo?"
"Iya." jawab Rio seadanya.
"Aku kenyang."
Ify bangkit dari duduknya kemudian melangkah pergi meninggalkan kantin. Melihat bagaimana sifat Zahra terhadap Rio membuat dia muak.
" Eh Fy loe mau kemana?" Agni yang cukup peka dengan keadaan pun beranjak menyusul Ify.
Dia melihat bagaimana perlakuan Zahra kepada Rio. Gerak-geriknya semuanya terlihat olehnya. Yang ia sayangkan kenapa Rio begitu biasa aja.
"Ikut gue!" Rio menarik tangan Zahra keluar dari kantin. Gadis itu menurut.
"Udah biarkan mereka mengurus masalah mereka sendiri. Kalian habiskan makanan kalian!" titah Iyel kepada teman-temannya yang lain.
***
"Kamu bisa gak sih bersikap biasa aja kalau di depan Ify?"
"Tapi aku juga pacar kamu Yo,"
Rio menghela nafas, perempuan cantik di depannya ini sangatlah keras kepala.
"Kamu ngertiin aku dong, aku tuh pacar Ify."
"Jadi aku bukan pacar kamu?"
"Kamu pacar aku juga."
"Maksud kalian apa?"
Rio dan Zahra berbalik arah. Dilihatnya Ify berjalan ke arah mereka dengan tatapan penuh kekecewaan. Bulir-bulir cairan berhasil lolos dari kelopak matanya.
"Jawab aku maksudnya apa?"
Rio nampak gugup untuk menjawab.
"JAWAB AKU! Loe budek hah?" Ify berteriak keras. Air matanya semakin deras menetes. Dia kecewa, orang yang dicintainya. Orang yang sangat-amat dia percaya berhasil menyakitinya.