Hallo guess Isma comeback,, semoga masih ada yang mau baca. Jangan lupa Voment. Karena itu cukup membuat isma semangat untuk nuliss!;)
*******
"Stt Dep diem napa? jangan gerak terus." keluh Iyel kepada sang adik yang sadari tadi tak bisa diam dalam menjalankan misinya -menguping- . Sedangkan sang tersangka Deva hanya memasang muka memelas."Loe berat kak, jan terlalu neken punggung gue napa?"
Deva dan Iyel yang berada dalam balik tembok mengintip sepasang anak manusia yang sedang melakukan acara so sweet nan romantis.
"Woyy ngapain kalian berdua." brakk.. 'aduhh' mampus loe pada.
*******
"Ipiii miss yuu pull." histeris Sivia begitu lebay, baru sehari tak bertatap muka dengannya udah kek gini. Apalagi sebulan?.
"Lebay ahh lu Vi." celetuk Iyel melihat adik dan adik sepupunya itu. Sivia datang bersama Alvin. Shilla dan Agni beserta Cakka sudah datang tadi siang. Masih ingat tentang Deva dan Iyel yang sedang melakukan aksi mengintip tadi?
"Woyy ngapain kalian berdua." brakk.. 'aduhh'
"mampus loe pada." Iyel dan Deva meringis akibat terjatuh, dan 2 orang tersangka yang mengejutkannya tadi hanya cengengesan."Lu mau gue bun.."
Perkataan Iyel terhenti karena di belakang Cagni -dua orang tersangka- ada Shilla."Haii Shill." huftt selamat loe pada awas lo berdua.
"Woy Bang Iyel loe pan juga lebay udah lebay alay lagi." kembali pada dunia nyata. Sivia ganti mengejek Iyel.
"Ehh pi gue seneng ternyata loe itu sepupu gue.. Wahh gak nyangka. Ternyata keluarga kita cantik-cantik yak??" lanjut Sivia kepada Ify.
"Hehe iya donk. Tapi lebih cantikan gue daripada loe." Sivia tersenyum merekahh.
"Ahh IPI GUE SENENG LOE GAK DATAR LAGI."
Pletak..
"Berisik monyong, loe mau mayat ruang sebelah hidup lagi?" Alvin yang sedari tadi diam akhirnya bersuara juga setelah mendengar pekikan Via.
"Elahh kak sipit, sakit ogeb."
"Ehh tadi ada yang hampir jadian loh." celetuk Iyel.
"Ehh tadi ada yang jatuh lohh." bales Ify.
Iyel cengengesan mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya itu.
"Siapa yang jadian? Siapa yang jatuh? Busett tuh orang jatuh karena ngintip orang yang habis jadian kalik yak??"
ini Alvin? Pikir Sivia. Busett dah Alvin kalo kepo bisa cerewet gini yak?? Sedangkan Ify menahan ketawanya dan menatap Iyel yang tersenyum masam."Haii all." Seorang pria memasuki ruang rawat Ify. Dengan tangan menenteng kantong kresek putih berisi?? Ehmm sepertinya buah.
"Assalamualaikum papa." tegur Iyel, Via dan Ify bersamaan. Sedangkan Pak Hanafi hanya cengengesan.
"Sorry guess, hehe assalamualaikum anak-anak papa?"
"Dasar udah tua juga sok-sokan gaul." cibir Iyel pelan namun, masih cukup terdengar oleh Pak Hanafi yang sedang menaruh barang bawaannya di atas nakas.
"Ngomong apa kamu Iyel? Kurang ajar." sentaknya dengan wajah yang dibuat segarang mungkin meski jatuhnya ngelawak.
"Ehh papa gak kok pa, waalaikumsalam pa." Iyel dengan muka yang masih cengengesan menghampiri papanya. Dengan niat mengambil sebuah. Yap Apel dari kantong kresek tadi.
"Ehh ada apel. Pen pineaplle aple a pen." Sivia, Ify dan Alvin menepuk jidatnya masing-masing. Ya allah Iyel sepertinya kurang obat. Sedangkan Pak Hanafi ingin sekali membuang putranya yang sedang bertingkah absurd tersebut. Goyang PPAP di dalam ruang rawat kalo ada suster masuk ya bisa-bisa si Iyel di masukkan rumah sakit sebelah alias RSJ.
*********
Ify sekarang sudah berada dalam istananya. Sungguh 2 hari di rumah sakit membuatnya benar-benar tersiksa lahir batin. Seperti neraka brayy, apalagi masakan rumah sakit yang gak.ada rasanya itu. Dihh ogah lagi gue sakit!, pikir Ify bergidik ngeri.
"Kangen Mama Manda." lirihnya, Mama Manda memang sedang tak berada di rumah. Melainkan menemani Pak Zeth, sang suami di luar kota. Sudah terhitung semenjak Ify berada di rumah.
Tok tok tok.
Ckelekk. Ify membuka pintu kamarnya. Matanya membulat sempurna. Matanya memanas cukup rindu dengan orang ini.
"Bu Minah.. Hiks Ify kangenn.."
Ify memeluk wanita paruh baya yang dulu sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya."Ibu juga kangen neng Ify. Kumaha kabarnya neng?"
"Ify baik bu.. Bu Minah tinggal di sini lagi kan?" Bu Minah tersenyum. Gadis yang dulu ia rawat sejak kecil, dan dengan amat sangat terpaksa juga harus ia tinggalkan sekarang sudah besar. Bu Minah memang berada di rumah ini. Namun, hanya untuk beberapa hari. Untuk melepas rindu dengan Ify dan juga Deva.
"Nggak neng, Bu Minah di sini hanya beberapa hari aja. Bu Minah kangen dengan kalian."
Ify dan Deva memang melarang Bu Minah memanggil mereka dengan sebutan 'non dan aden' karena bagi Bu Minah itu keluarga mereka bukan pembantu. Akhirnya Bu Minah memanggil mereka dengan sebutan 'neng dan nak' neng untuk Ify dan nak untuk Deva.
Ify sedikit kecewa namun, tak apalah yang penting sekarang Bu Minah ada di sini. Melepas rindu dengannya."Ify kangen masakan Ibu."
"Deva juga kangen sama ibu."
entah sejak kapan Deva ada. Tiba-tiba saja sudah memeluk Bu Minah.
"Iyel juga boleh kan meluk ibu. Iyel kangen banget sama ibu."
Iyel mengenal Bu Minah sejak kecil karena Bu Minah juga ikut andil dalam merawatnya.
Iyel menghampiri Bu Minah dan memeluknya erat."Nak Iyel. Ibu kangenn."
"Iyel juga kangen bu."
Tangis haru memenuhi ruangan itu. Sedangkan Pak.Hanafi hanya tersenyum sambil melihat anak-anaknya yang sedang melepas rindu dengan orang yang mengasuh mereka.
"Sekarang dan selanjutnya Papa akan terus membuat kalian tersenyum bahagia." janjinya terucap kemudia berlalu menuju ruangannya untuk menelpon orang kepercayaan karena sudah beberapa hari ini ia meninggalkan kantor. Tak apalah karena itu semua demi keluarganya.
##########
Maaf ya menurutku part ini absurd hehe, voment tetap diharapkan ya hehe. Bye guess. Sampai jumpa di part selanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/97078497-288-k341415.jpg)