Hai!

47 2 0
                                    

Ardan masih teringat kata kata sahabatnya, apa ini tindakan yang harus dia lakukan ? Apa tidak ada cara lain selain DUEL. "Aarrrgghhh" teriak ardan frustasi dia melangkah kan kaki nya menuju atap sekolah tempat yang selalu dia datangi disaat saat seperti ini hanya untuk menenangkan diri. Langkah ardan terhenti setelah melihat perempuan itu, perempuan yang tidak pernah lepas dari pandangan nya. Dia, Nadira natasya putri. Dengan langkah tegas dia berjalan ke arah perempuan itu. Semakin dekat, semakin dekat sampai tiba di hadapan gadis itu.

Aku menatap laki laki di hadapan ku dengan bingung, apa yang akan dia lakukan kali ini kepada ku ?. Gumam ku, dengan langkah ragu ardan berjalan ke arah ku. "Hai!" Sapa nya. Dengan suara yang hanya bisa aku dengar.

Aku menghentikan langkahku menatap lurus ke arah ardan dengan tatap bingung, "yang gue denger tadi beneran suara dia ?" Ucapku lirih. "Ha ? Lo kenapa dir ?" Tanya natalia yang bingung karena melihat aku bicara sendiri. Aku hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan teman ku ini, kami masuk ke kelas untuk memulai pelajaran bahasa inggris sampai jam pulang nanti.

"Pasti bt deh kita dir, miss aubrey kan gak bisa bahasa indonesia" "hehehe kan kata nya lo mau bisa ngomong sama bule bule, belajar dari miss aubrey aja" natalia hanya mendengus kesal mendengar jawaban ku. Dia pun berjalan mendahului ku. "JANGAN NGAMBEK NAT, NANTI GUE KASIH KE KA ARDAN DEH" ucap ku dengan nada yang sangat keras, dan orang yang barusan aku sebut nama nya menoleh dengan tatapan bertanya tanya. "Mau ngasih gue apa ?" Tanya nya. Deg. Ternyata ka ardan ada dibelakang ku. BODOH. Teriak ku dalam hati mengutuk perbuatan ku tadi. Dengan semangat 45 aku bersiap berlari untuk menghindari ka ardan yang mungkin akan meng introgasi lebih lanjut. "Mau kemana ? Pertanyaan gue belum dijawab. Lo mau ngasih apa ?" Tanya nya dengan memegang tangan ku, otomatis langkah ku terhenti. Aku menatap dia dengan wajah memelas untuk dilepaskan tangan ku. "Ekspresi itu udah sering banget gue liat dan ga mempan!" Ucapnya. Aku tertunduk inilah akhir diri ku di Adhiyaksa. "Dan, lo.." ucap dika belum sempat melanjutkan pembicaraan nya, karena pemandangan di depan nya lebih menarik dari pada harus menyampaikan pesan bu anita. Ardan menatap diki dengan arti lo jangan ganggu gue sekarang! Dengan anggukan diki meninggalkan ardan dan aku tentu nya. Aku tidak diberi kesempatan untuk meminta tolong. "Ka, tolong lepasin saya. Miss aubrey udah masuk ke kelas saya nanti saya di hukum" pinta ku dengan suara yang aku buat se melas mungkin. "Siapa ? Aubrey ? Gampang bisa diatasi. Sini lo ikut gue" ucapnya masih tetap memegang tangan ku. Aku mencoba menyeimbangkan langkah ku dengan langkah ardan yang besar. Ardan lupa kalo ada aku bersama dia.

Hossh hossh hossh

Terdengar suara menarik nafas panjang dibelakang nya. "Oh iya lupa gue ada lo." Dia mulai memperlambat langkah nya dan aku mulai menyeimbangkan langkah nya. Kami sampai di kelas X ipa 1. Ya, kelasku.

Tok tok

Ardan mengetuk pintu kelas ku. Setelah dipersilahkan masuk ardan masih tetap mengenggam tangan ku, dengan perasaan malu aku bersembunyi di balik punggung ardan. Dengan senyum manis yang bisa buat perempuan mana pun meleleh jika melihatnya. "Maaf miss aubrey, saya mau mengantar anak kelas ini yang terlambat masuk ke kelas miss" ucapnya dengan mantap. Miss aubrey bingung dengan apa yang diucapkan oleh ardan, dia hanya mengangguk mengangguk dan memperbolehkan aku duduk. "Udah lo boleh duduk, pulang sekolah gue tunggu" ucapnya pelan hanya aku yang mendenger nya. Ardan melepaskan genggaman nya. Dengan langkah lemas aku kembali ke tempat duduk ku. Aku harus siap. Karena sekarang teman teman ku menatapku terutama yang perempuan ingin membunuh ku. "GUE BISA JELASIN NANTI. MASIH SHOCK" ucapku dengan teriak dan mendapat respon dari mulai senyum senyum sampai tertawa. Sontak seisi kelas ku penuh dengan riuh tertawa karena sikap polos ku. Mulai hari ini hidup gue berat banget di adhiyaksa. Ya hanya karena seorang ardandi wibowo. SIAL!

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang