Aku baru tau

33 0 0
                                    

Aku terbangun pukul 23.00, pertama kali mengerjapkan mata aku melihat sekeliling. Kenapa bisa aku ada disini ? Bukan nya tadi aku tidur di taman tadi ? Siapa yang bawa aku ?. Gumam ku dalam hati sambil berjalan ke dapur. Tenggorokan ku terasa sangat kering. Aku berencana untuk mengambil air minum. Saat mengambil air minum aku segaja tidak menyalahkan lampu dapur jadi aku minum seperti pencuri yang mengendap ngendap, beda nya aku berada di rumah sendiri.

Ceklek

Lampu di dapur tiba tiba menyala, aku menyapukan pandangan ke sekitar. Aku melihat seorang laki laki sedang berdiri dengan melipat tangan nya di dada. Rendy. Iya dia seperti rendy.

"Ngapain lo minum lampu nya dimatiin ?" "Males nyalain gue. Lo ngapain di rumah gue ? Gak liat jam tuh ? Sekarang udah jam setengah dua belas" ucapku ketus. Malas berhadapan dengan cowok songong ini. Aku masih ingat awal pertemuan ku dengan nya. Benar benar luar biasa dia. Luar biasa mau gue dorong dari tebing yang tinggi nya beratus ratus meter.

"Udah gue mau balik lagi ke kamar, lo mending pulang deh" usir ku, agak keterlaluan juga sih tapi emang cowok di depan nya ini sangat menyebalkan.
"Tunggu dira" ucapnya sambil menahan tangan ku. Aku menatapa nya tajam. "Mau apa ? Lepas!" "tunggu, kita ngobrol dulu yuk ?" "Mau ngobrol apa ? Gue cape mau tidur besok sekolah" "tapi dir. Besok kita disuruh libur" "maksud lo apa ?" "Tadi nya gue mau ngasih tau lo nya nanti. Tapi gue gatahan, gabetah dir" aku merasa jengah dengan omongan rendy yang muter muter ini.

"To do point deh ren. Lo ngomong muter muter tau gak" "ok ok. Emm, Besok kita berdua mau di jodohin" ucap nya pelan tapi aku dapat mendengarnya. Mata ku membelalak mendengar omongan rendy itu. "Ma maksud lo apa ? Lo kalo mau bercanda jangan sekarang deh. Udah malem" ucap ku. Aku melepaskan tangan nya dan berjalan menuju kamar ku. Rendy masih tetep mengikuti ku. "Lo mau ngapain ? Mau ikut masuk ?" Tanya ku. Karena aku sekarang sudah ada di depan kamar dan dia di belakang ku. "Em, itu. Anu.." ucapnya terbata bata. Aku hanya menggelengkan kepala kaget dengan perubahan rendy yang em sebegitu imut nya. Eh, tunggu apa tadi barusan ? Sebegitu imut ? Ah. GUE UDAH GAK WARAAAASSSS.

Aku berlari menuju kamar ku dan menutupnya. Menutup nya dengan keras. "ASTAGFIRULLAH DIRAAAAAA, KAGET GUE DIRAAAAAAAA" teriak rendy kencang. Dan mengelus dada nya sambil menetral kan jantung nya yang berdetak nya sangat cepat. Dan pergi meninggalkan kamar nya dira untuk bersiap.

Dira sudah berada di sekolah dengan langkah kaki yang ditarik. Arghhh, ita yang melihat itu menatap dira dengan pandangan bertanya. "Dir, kamu kenapa ?" Aku menggeleng lemah dan menenggelam kan lagi kepala ku di meja dan tertidur. Tiba tiba rendy datang dan langsung duduk di samping bangku ku. Tentu nya setelah mengusir secara alus si pemilik asli nya.

Rendy menatap aku yang sedang tertidur dengan intens. Spontan tangan nya mengelus kepala ku, rambut ku. Aku yang mendapat perlakuan itu tidak tau kalo rendy lah yang melakukan hal itu. "Ta, aku cape banget tadi malem aku gak tidur." "Gak tidur kenapa ?" Ucap lita yang tentu sudah karena paksaan kaka nya. Benar benar adik penurut. "A.. aku.. ah udah ta lupain aku tidur dulu ya kalo ada guru bangunin" "iya tidur aja dir" kali ini rendy yang mengucapkan. Aku sudah mulai hafal suara rendy langsung mendongak kan kepala ku menatap rendy dengan tatapan mau apa lo kesini ?. Rendy menggidik kan bahu. Mengusap pelan rambut ku menaruh nasi goreng di atas meja ku dan berlalu. Aku melongo dibuat nya. Itu tadi dia ngapain sih ?

Pelajaran pertama selesai dengan aku yang sudah jadi korban nya bu amina. Sekarang aku sudah ada di kantin karena tadi dia menyuruh ku untuk 'belajar' diluar. melihat kejadian itu membuat rendy senyum senyum sendiri. "Gak usah gila di sekolah ren" ucap jono salah satu sahabat nya. Rendy hanya tersenyum manis. "Gue masih normal ren, gak bakalan kaya yang lain ren karena senyum lo." Axcel yang menjawab dengan tatapan menjijikan ke arah rendy. rendy tertawa terbahak. Meninggalkan kedua sahabat nya yang sudah mulai menggila itu.

"Ren, lo udah tau kan masalah yang waktu itu ?" "Ya, gue tau." Ucapnya ketus, rendy memang sedang berada di salah satu rapat sekolah nya. Ini bukan rapat biasa karena kepala sekolah sudah turun tangan dalam rapat ini. "Saya minta ketegasan kalian. Tolong jangan buat ulah di depan anak baru. Jangan buat tamu tak diundang datang kesini. Rendy, kamu sebagai ketua tolong urus anak buah kamu" "Ya pak saya akan berusaha sebisa saya" ucapnya. Tiba tiba arman masuk dengan napas yang ngos ngosan "bos gawat bos. Anak sma 60 nyerang kita. Mereka udah ngepung sekolah kita." Rendy langsung berdiri dan meng instruksikan anak buah nya untuk bawa jauh musuh nya.

Sekolah rendy letak nya di ujung jalan tidak ada akses ke jalan raya. Mereka yang ingin naik angkutan umum harus memutari sekolah untuk bisa ke jalan raya dengan cepat. Ada dua pintu masuk. Gerbang utama dan gerbang belakang. Masing masing gerbang di jaga oleh seorang satpam. Gerbang inti sekolah ada di dalam. Jadi sekolah rendy ada tiga gerbang. Dua gerbang depan satu gerbang utama. Kalo anak buah nya udah bilang di kepung kemungkinan musuh bebuyutan sekolah mereka sudah ada di depan gerbang utama, BENCANA BESAR.

Tanpa harus nunggu instruksi guru guru sudah menyuruh anak kelas sepuluh untuk segera ke aula. Berbeda dengan kelas sebelas dan kelas dua belas. Mereka sudah hafal dengan pertempuran ini. "Ta, ada apa ini kenapa kita semua dikumpulkan di aula kaya gini ?" Ita yang sudah mengetahui nya berusaha menyembunyikan dari sahabat baru nya.

BRAAKKKK!!!!

Semua orang mengarahkan pandanga ke arah pintu. rendy berlari kecil menuju ke arah ku. Tunggu dulu ngapain dia ke arah kami ? Ya, aku dan lita. Rendy harus menyelamatkan dua orang penting di hidup nya. Di belakang rendy ada axcel dan jono "lo berdua bangun sekarang dan ikut gue" tanpa melawan aku bangun dan mengikuti rendy. Ita pun mengikuti dibelakang ku. Kami berjalan menuju sebuah jalan kecil yang hanya bisa dilewati oleh beberapa orang. Aku ingin bertanya sebenarnya ada apa. Tapi aku mengurungkan niat ku karena melihat ekspresi rendy yang sangat serius dan sedikit menakutkan. "Kalian berdua ikut axcel, jono." Ucapnya dingin. "Ta... tapi ren" "LO GILA HAH ? GAK GUE IKUT SAMA LO" "GAK ADA WAK——" ucapan nya terpotong karena ada orang asing di depan kami.

Aku tidak berani melihat ke depan. Aku sangat ketakutan.

***
Alhamdulillah part nya selesai, mohon maaf kalo cerita nya sedikit gak jelas. Mohon maaf yang sebesar besar nya. Terus ikuti cerita amatir saya yah. Saya akan berusaha yang terbaik. 😘😘😘🙏🙏

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang