"Wah ternyata bener dugaan gue, anak lemah emang lagi ada di rumah sakit ini, haha" ucapnya to do point dan mengambil duduk tepat di depan tubuh ku.
"Mau lo apa lagi ? Kurang lo bunuh dira ? Apa lo mau bunuh gue juga biar hasrat membunuh lo terpuaskan, bajingan."
HAHAHAHA
Hanya itu yang keluar dari mulut nya, ingin rasa nya aku membunuh orang ini kalo aja kondisi ku bisa sedikit lebih baik dari sekarang, perasaan dendam yang sudah aku tanam bertahun tahun sejak meninggal nya kekasih ku. Tiba tiba dia datang dengan tampang yang bisa dibilang seperti orang yang tidak melakukan kesalahan besar, seperti membunuh.
"IYA, Gue emang mau bunuh lo sama keluarga lo. Semua termasuk abang lo yang sialan itu."
Abang dia bilang, sejak kapan dia kenal dengan bang defan ? Apa hubungan nya bang defan dengan bajingan di depan ku ini ? Apa rencana yang tuhan kasih buat hidup aku yang sudah mulai tertata sejak kedatangan diandra ?
"Lo.. lo kenal abang gue ?"
"Sure, gue sangat sangat mengenal abang lo. Sampe sampe gue mau bunuh dia sekarang juga. Abang sialan lo itu, beruntung dia bisa hidup sampe saat ini. Tapi gak akan lama lagi gue bakal bikin hidup dia menderita sampe sampe dia mau bunuh diri"
"Jaga ucapan lo bangsat"
"Hahahaha... lo yang harusnya jaga kelakuan abang lo sama ade lo si lita sialan itu"
"Mau lo apa bangsat ?"
Aku sudah tidak bisa menahan kesabaran melawan orang di depan ku ini, omongan nya aku benar benar tidak mengerti maksudnya.
"Lo nanya mau gue apa ? Yakin lo ?" Ucapan nya mengambang tapi dengan gerakan yang tak terduga dan tiba tiba dia mengeluarkan pisau yang entah sejak kapan ada di tangan nya.
Dan....
Crrsssttt
"AWWWWWWWWW... ANJING"
Yap, pisau itu sudah mendarat dengan mulus di perut sebelah kiri ku dan sekarang darah segar sudah keluar membasahi baju pasien yang aku kenakan.
"Bye ren, see you next time bro"
Dia meninggalkan ku yang sudah setengah sadar karena darah segar terus keluar dari perut yang berhasil dia lukain dengan pisau itu.
"To...to.....tolong" ucapku lirih, mungkin hampir tidak terdengar sama sekali. Dan semua nya gelap.
Diandra membuka pintu kamar rendy dirawat karena sejak tadi bangun dia sudah tidak merasa enak hati nya, entah ada apa. Akhirnya dia pun mengajak jono dengan alasan "takut terjadi sesuatu"
Flashback
"Lo yakin gapapa di ?" Ini pertanyaan jono yang ke 10 kali sejak aku naik mobil bersama nya, asli orang ini bawel banget
"Jon, please lo udah nanya pertanyaan itu udah ke yang sepuluh kali, sepuluh kali jon. Buset deh..."
"He he he abis nya lo aneh pas nelpon gue tadi, segala minta ditemenin kerumah sakit lah.. lo malu apa gimana ?" Tanya nya, sontak aku langsung membeku di tempat ku mendengar pertanyaan dari jono.
Apa iya kalo aku ini malu ketemu rendy ? Atau ada faktor lain ? Entah..
"Gue rasa bukan malu jon, tapi perasaan ini perasaan khawatir kalo udah terjadi sesuatu yang buruk sama rendy."
Perasaan aneh ini.. semoga tidak terjadi apa apa dengan nya."Gila lo, jangan suudzon gitu kek mikir nya. Berfikir positif aja"
"Hmmm"
Dan pada saat aku membuka pintu kamar nya...
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
FanfictionKetika sudah kutemukan kamu, tuhan mengambil mu. Ketika aku mulai melupakan mu. Tuhan memberikan wanita itu. Dan aku harus memulai nya dari awal. Bukan dengan mu tapi dengan nya.