Aku kembali ke sekolah dengan bahagia, Akhirnya bisa lepas juga dari si manusia tukang ngatur. Tapi tetep gak akan tenang juga sih sebenernya. Mata mata nya terlalu banyak.
"Aku tau apa yang kamu fikirin"
"Gausah sok tau deh ya. Nyetir aja yang bener pak"
Entah suatu keajaiban apa engga, rendy berusaha mati matian menahan amarah nya. Kekesalan nya. Mau nyakar rambut nya. Mau cium bibir nya. Kekasih nya, calon istri nya.
Dengan kekehan yang tidak bisa ku bendung akhirnya perjalanan bisa aku lalui dengan sesekali menganggu rendy. Sudah menjadi kebiasaan, seperti nya.
"Dir, aku denger kamu kemarin masuk rumah sakit ?"
"Hm ta, tapi udah gak apa apa kok"
"Yakin dir ?"
Aku mengangguk tidak yakin sebenarnya.Brak
Semua mata melihat ke arah rendy yang terlihat ganas, tapi melihat lebih dalam kekasih ku sedang panik.
"BUAT LO SEMUA YANG MASIH MAU IDUP. CEPET JALAN KE AULA ATAS"
Terdengar bisik bisikan dari teman sekelas ku karena sikap nya rendy yang tidak biasa, seperti ini misalnya.
Ada apaan sih ?
Itu si rendy stress ya ta
Ta, ta abang lo obat nya belom diminum ya ?
Masih banyak lagi, dan asli gue sebagai cewek nya, malu se malu malu nya.
"LO APA APAAN SIH ? NGAPAIN LO KE KELAS GUE PAKE TERIAK TERIAK ?"
NAH, kan macan ngamuk. Sabar ren, calon istri ren. Calon ibu dari anak-anak lo.
"Bukan gitu sayang, bukan maksud ak—"
"Berisik lo. Pergi sana dari kelas gue"
"Tap—" rendy mengurungkan niat nya untuk melanjutkan kata kata nya setelah mendapat pelototan dari si lawan bicara, asli gue gak bohong. Cewek gue serem se serem nya, kuntilanak kalah jauh pamor menakutkan nya dari cewek gue.
Shit!
"Mau kemana lo babi ?" Aku, rendy, lita kita semua mengarahkan pandangan kita ke arah depan kelas.
ARDAN ?
"ARDAN ?"
"DIEM LO DIR, URUSAN GUE SAMA COWOK LO YANG PENGECUT INI"
"APA MAKSUD LO ARDAN ? maksud lo apa nyerang sekolah gue lagi ? APA MAU LO ?"
Rendy hanya mendecak ngeri, tatapan nya seperti ingin membunuh ardan.
"Gue harus ngelakuin ini, sorry"
Dengan gerakan tiba tiba ardan berlari cepat ke arah ku sambil memegang saputangan. Rendy mencoba menghalau. Tapi rendy kalah cepat dari ardan. Dengan kemampuan yang aku punya, aku bisa menghindar dari ardan. Ardan terus mengejar dan mencoba menangkap aku. Tapi pada akhirnya aku gagal juga. Saat sapu tangan sudah membekap hidung ku. semua gelap, sangat gelap. Aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya, aku hanya mendengar samar-samar orang bercanda dan berteriak sambil tertawa. Dengan berat aku mencoba membuka mata, pandangan ku buram.
Aku melihat sekeliling ku penuh dengan bangku yang sudah rusak, reot dan semacam nya. Bau gudang langsung menyeruak seketika aku membuka mata ku.
"I ini dimana ? To tolong" aku berusaha bersuara namu yang keluar dari mulutku hanya sebuah cicitan pelan dan lirih.Aku melihat dua oranga asing sedang berjalan ke arah ku, aku menajam kan kembali pengelihatan ku berusaha mengingat orang itu, Hasil nya nihil.
"Gu gue haus" ucapku dengan terbata-bata.
"Oh aus ya ? Udah biasa dong minum red wine ?" Aku menggeleng lemah, tidak terbiasa meminum minuman ber akohol. Aku mengurungkan untuk meminta minum dari mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
FanfictionKetika sudah kutemukan kamu, tuhan mengambil mu. Ketika aku mulai melupakan mu. Tuhan memberikan wanita itu. Dan aku harus memulai nya dari awal. Bukan dengan mu tapi dengan nya.