Aku mulai merasa takut saat ardan melajukan mobil tama dengan kecepatan yang jauh dari kata normal. "Ka em ka ardan, a aku masih mau hidup ka" ucapku dengan air mata yang sudah ada di pelupuk mata. Melihat itu ardan mulai melajukan mobil nya dengan tenang dan pelan "dir, gue boleh nanya ?" "Na nanya apa ka ?" "Lo jawab jujur ya." Ucapnya menatap ku langsung di manik mata. Saat itu sedang lampu merah, ardan bebas menatap ku lama lama. "I iya ka" "emm, kenapa lo bisa pergi sama abang gue ?" Yap, dan sudah aku duga pasti dia akan bertanya seperti itu. "Tadi pas a aku ngeliat kaka sama yang nama nya bimo berantem tangan bimo gak sengaja nyentuh jahitan di perut aku, seperti di pukul tapi pelan. Pas aku jalanin mobil ditengah jalan aku liat baju aku udah penuh sama darah aku langsung ke rumah sakit untuk di jahit. Saat aku sedang di jahit tiba tiba dokter ardi datang dan dia menggantikan dokter yang awal menjahit luka ku. setelah itu.. dia menyuruh aku untuk pulang bareng dengan dokter ardi" ucapku dengan menatap ka ardan. Dia emm sangat manis. Ardan hanya mangut mangut mencoba mencerna kata kata ku.
Kami sudah sampai di depan rumah ku, samar samar aku lihat dua orang di depan gerbang dengan wajah tegang, panik dan ketakutan. Ka ana dan bang afan.
MAMPUS GUE!!!
Aku keluar dari dalam mobil dan berlari kecil ke arah ka ana dan mengamit lengan ka ana. "Kaka" ucapku semanis mungkin untuk menghilangkan kegugupan ku. Tatapan bang afan sangat menusuk ke arah ka ardan. Bakalan disidang lagi ini mah kasus nya gumam ku dalam hati. Aku hanya menunduk takut.
Ardan keluar untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah kaka nya lakukan. "Lo!" Teriak bang afan. "Abaaaanggggggg dia temen ade bang" "diem de." Sekarang giliran ka ana yang bicara. Kalau ka ana yang bicara aku sudah tidak akan bisa melawan aku hanya menatap ka ardan dengan tatapan tolong ka jangan benci dengan kaka kaka ku. Seperti mengerti dia hanya mengangguk kecil. "Ehem" ardan bergumam. Bang afan hanya menatap ardan setiap gerak gerik nya dalam diam "perkenalkan saya ardandi wibowo, saya kaka kelas nya nadira" ucapnya sambil menjabat tangan nya.
Ardan menunggu lama sampai akhirnya tangan nya disambut tangan abang nya dira dan dia tertawa. Seperti nya abang nya cewek ini sudah gila "hahahaha apa ade gue nyusahin lo ? Si manja ini." Ucapnya sambil merangkul aku di pelukan nya. Yap sisi ini yang selalu aku suka dari abang dan kaka ku. "Ayo masuk" ajak nya. Ardan menurut dan mengikuti bang afan ke dalam rumah.
"Kan perjanjian nya ga kaya gitu fan, payah lo." Ucap ka ana sangat gemas dengan kaka nya ini yang terlalu memanjakan ku. "Eh na, kapan lagi liat si dira pulang dianter sama cowok ? Pernah liat ga ? Engga pasti." Jawabnya tanpa menunggu jawaban adik nya. Aku hanya mendegus kesal. Nyebelin!
"Jadi ?" Tanya bang afan ke ka ardan, ka ardan hanya terbengong dengan pertanyaan abang nya dira. "Kenapa bang ?" "Yaelah, udah berapa lama lo sama ade gue ?" "HA ?" "Lha lo ngapain segala kaget ? Ohhh gue tau gue tau hahahahaa belom ternyata. Belom na" dia menjawab itu dengan pandangan ke arah ka ana. Ana hanya diam menatap layar hp nya. "Jangan hirau in si ana. Dia emang begitu" "bang udah dong, kasian mau pulang ka ardan bang." "Oh iya, yaudah lo balik aja. Tapi makasih ya udah anterin si manja ini" "oh iya bang afan sama sama. Kalo gitu saya permisi pulang ya" "ok" "ok" jawab bang afan dan ka ana berbarengan. Aku mengantar ka ardan ke mobil sebelum dia pulang, dia mengucapkan satu kata yang bikin aku merinding. "Apa kita harus jadian dir ?" "HAH ? KAKA JANGAN BERCANDA" "iya mungkin gue lagi bercanda, yaudah gue balik ya" ucapnya mengacak rambut dan segera pergi dari rumah ku. Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan campur aduk.
Kenapa tiba tiba ka ardan nanya kaya gitu ya ?
Aku tertidur.
Keesokan hari nya aku berangkat kesekolah dengan diantar ka ana, sedangkan bang afan pergi menyusul mama papa untuk mengurus bisnis keluarga.
"Udah siap de ?" Bertanya dengan wajah datar nya, "udah ka, yukk" ajak ku. Aku duduk di kursi penumpang sedangkan ka ana duduk di kursi kemudi. Sepanjang perjalanan kami berdua diam tanpa ada yang bicara sedikit pun. Hanya terdengar suara lagu di salah satu radio yang mengalunkan lagu bad things - machine gun kelly feat camilla cabbelo.
Sampai di sekolah aku langsung berjalan menuju kelas tanpa ingin mengeluarkan suara sedikit pun. "Hei" sapa natalia. "Hei nat" "are you okay, dir ?" Tanya nya terlihat wajahnya panik. Aku hanya menggeleng dan kembali menenggelamkan kepala ku di sela sela tangan ku tanda tidak ingin di ganggu. Natalia faham dan kembali melanjutkan main games nya. Sampai tiba tiba ada suara gebrakan tepat di meja ku. "LO APA APAAAAN SIHHHHH——" Ucapku belum sempat melanjutkan ucapan ku, sebelah tangan ku dicekal dan aku dibawa ke luar dari kelas ku. Natalia tidak bisa berkutik karena ada dua orang yang melotot ke arah nya.
Aku dibawa keluar dari kelas menuju lorong tanpa tujuan. "LEPASIN TANGAN SAYA" aku berteriak, karena jujur tangan ku sakit karena cekalan kuat cowok ini. "Kita harus bicara" "tolong lepasin tangan saya ka, sakit." Ucapku dengan nada memohon. Benar benar memohon. Aku hampir meneteskan air mata. Melihat itu ardan mulai mengendorkan pegangan tangan nya tapi masih tetap memegang tangan ku.
Aku dibawa menuju taman yang ada di samping sekolah, taman yang dijadikan bahan kelinci percobaan dari guru ipa. Disitu dia mulai melepaskan genggaman tangan nya dan duduk di salah satu bangku. Sambil menatap ku dia menggerak kan tangan nya ke sebelah tubuh nya yang masih kosong menyuruh ku untuk duduk disebelah nya. Aku menurut dan duduk tapi dengan jarak sedikit menjauh dari nya. "Dir, lo mau jadi pacar gue ?" Tanya nya to do point "HA ? Ta tapi ka" aku benar benar kaget dengan pertanyaan atau pernyataan dia. "gue gamau nerima penolakan" ucapnya tegas. SIAL!!!!! kenapa abang ade ini selalu saja menggunakan kata kata seperti itu. Gumam ku dalam hati. Aku terdiam sedang berfikir. Entah apa yang aku fikirkan. Ucapan nya sudah buat hati ku terguncang.
Tatapan dari orang yang berdiri dari kejauhan itu benar benar menusuk, hanya dengan pernyataan itu emosi dia memuncak. Ingin sekali dia melayangkan tinju nya di pipi tampan itu. Perpaduan inggris-indonesia itu.
***
Terima kasih banyak, maaf di cerita sebelum nya banyak typo hehe semoga mendapat feel nya. 😘😘🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
FanficKetika sudah kutemukan kamu, tuhan mengambil mu. Ketika aku mulai melupakan mu. Tuhan memberikan wanita itu. Dan aku harus memulai nya dari awal. Bukan dengan mu tapi dengan nya.