Diandra anatasya putri

31 0 0
                                    

Satu tahun kemudian.


"Ren, ayo makan dulu rendy" "........." "Ayo makan dulu sayang" "..................." Tetap tidak ada jawaban. Sikap rendy benar benar membuat mama nya frustasi. Rendy sudah seperti mayat hidup. Dia tidak mau makan, badan nya menjadi kurus dan tidak mau bicara sedikit pun.

"Tetep aja kelakuan kaya anak kecil kamu ren" kami berdua menoleh ke sumber suara.

What the hell..

"Abang" "Apa ? Kamu mau bikin mama kamu makin banyak keriput nya ?" Rendy menggeleng lemah. Dia terlalu nurut sama bang defan, tidak pernah sekali pun dia melawan abang nya. Dan sekarang abang nya ada di indonesia, arrrghhhhhhh kiamat udah. "Ayo ikut abang" "Iya abang" "Mah, pinjem si manja ini dulu"

Mama hanya mengangguk tersenyum akhirnya abang nya bisa menbawa anak nya yang ganteng nya ngalahin mario maurer keluar dari kamar bahkan rumah nya.

"Gue denger cewek lo meninggal ?" "Hm" "gue lagi bangun bisnis di sini. udah selesai, lo harus gabung" tidak ada jawabang hanya anggukan kecil tanda dia akan bergabung. "Bisnis ini butuh skill ren" "bisnis apa bang ?" "Lo tidur aja, kita mau jalan jauh" "ok" rendy menurut dan lebih memejamkan mata nya.

Jakarta, pondok indah

"Pah, ini kenapa ban mobil aku kempes ?" "Coba kamu cek sayang, papah mau ketemu client" "ish client mulu yang dipikirin, anak sendiri gak pernah difikirin." "Hehehe si manja lagi ngambek, udah pake mobil sport papah aja sana, bensin nya cukup buat kamu jalan ke bandung" aku segera berlari menuju si sexy merah marun yang terparkir cantik di garasi khusus mobil dan motor sport papah. "How lucky i'am" ucapku dengan kekehan. Aku segera memasukin mobil dan mulai menyalahkan mobil mewah ini. Suara nya.

Damn. Gimana anak anak liat gue bawa mobil ini ya.

"Bye dad, love you"

Markas, 14.00 wib

"Udah sampe" rendy perlahan lahan membuka mata nya, tempat ini sama seperti kantor pada dasar nya. Tapi yang bikin mengheran kan, ada nya penjagaan yang ketat. "Bang ?" Belum sempat bang defan menjawab pertanyaan rendy, dia sudah di datangin seseorang. "Pak, semua sudah di posisi masing masing dan sudah menunggu instruksi bapak" ucapnya penuh dengan rasa hormat yang tinggi, sebenarnya bang defan bangun bisnis apa ?"ok saya mau keruangan saya dulu. Bilang suruh tunggu ke mereka" orang itu hanya mengangguk tanda dia mengerti dan pergi meninggalkan kami.

Aku dan bang defan ber jalan ke sebuah ruangan yang berada di paling atas gedung ini. Ruangan yang identik dengan bang defan, perpaduan warna hitam dan abu abu yang membuat siapa saja enggan untuk masuk ke dalam sini. "Duduk ren" "bang ?" "Abang jelasin ren. Ini perusahan yang abang bangun diem diem. Perusahaan abang membantu orang orang yang selama ini butuh bantuan perlindungan, lebih mengarah ke para pengusaha besar dan pihak pihak yang butuh perlindungan ekstra. Jadi, kamu masih mau ikut ambil di perusahaan abang ini ?" Rendy mengangguk mantap. Mungkin dengan cara ini dia bisa sedikit melupakan dira. Kekasih hati nya.

Ruangan rapat sudah penuh dengan orang orang yang berbagai macam rupa. Tapi tunggu, ada axcel sama jono. Mau apa si anak tengil ada disini, eh kok rendy jadi horor ya liat orang orang nya. Ada lita juga. Wah bang defan kayaknya serius ini. "Oke selamat siang semua. Selamat datang di perusahaan kita. Terima kasih atas kerja sama nya. Kita akan bahas client kita selanjut nya. Nama nya philliph samuel jeff, dia pengusaha batu bara di papua dan salah satu pengembang bisnis minyak di arab. Akhir akhir ini kediaman nya sering mendapat terorr dari seseorang. Dikarenakan dia sedang mengurus kerja sama dengan salah satu pengembang batu bara di inggis. Tender yang sedang dia urus nilai nya sampai triliunan rupiah, secara pribadi 4 hari lalu dia mendatangin saya meminta saya untuk membantu dia mengaman kan kediaman dan semua sistem elektronik nya untuk keamanan selama mengurus tender itu. Terlebih lagi dia punya putri yang umur nya mungkin seumuran adik adik saya, oh iya saya belum memperkenalkan team baru. Nama nya rendy wijaya hutomo dan lita wijaya hutomo, kedua orang ini adalah adik kandung saya" ucap bang defan, sontak rendy dan lita berdiri untuk menyapa semua. Lalu duduk kembali.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang