Setelah diandra mengajukan pertanyaan kalau dia ingin bertemu dengan keluarga asli nya. Dalam tanda kutip keluarga kandung nya dia. "Gimana ren ? Gue boleh kan ketemu sama keluarga nya ka dira ?" Tanya nya, rendy bingung dengan pertanyaan diandra.
Apa keputusan nya dia tepat kalau dia memang harus mempertemukan keluarga yang sudah berpisah sekian lama. Dampak apa yang akan terjadi jika dia mempertemukan mereka.
Pertanyaan itu semakin menjadi jadi di benak rendy. "Rendy, ih jangan bengong dong. Gimana bisa kan ?" Tanya nya sekali lagi. Perempuan kalo pertanyaan nya belum dijawab dia akan terus mengajukan pertanyaan yang sama sampai pertanyaan nya ke jawab. "Gue rundingan dulu sama abang gue. Karena kalo gue sampe salah langkah dan salah ambil tindakan ini bisa ngakibatin keluarga dira dalam bahaya. Lo tau kan akibatnya di ?" Diandra hanya mengangguk.
Rendy gak pernah tau kalo dia juga ada di dalem polemik dengan perasaan nya. Terlepas dari polemik kalau dia bukan anak kandung daddy nya, dan dia punya kakak kembar.
Mantan pacar kakak nya yang ingin memiliki dia. Diandra lelah dengan pemikiran itu semua. Rasa nya dia ingin tidur, benar benar tidur. Kalau aja obat bius di jual di pasaran dengan bebas, dia pasti akan beli dan minum obat itu. Dia ingin tidur."Ren, obat bius di jual bebas gak sih ?" Rendy bingun harus menjawab pertanyaan bodoh dari gadis yang wajah nya mirip sebelas dua belas sama mantan pacar nya dulu. "Oke gue kasih kesempatan sebentar buat lo ketemu keluarga dira tapi dari jauh. Lo siap siap aja." "Yeeesss" diandra begitu gembira dengan jawaban dari rendy, akhirnya dia akan menemukan fakta dari mimpi dan ucapan ucapan kakak nya. Kenapa ardan ingin memiliki nya. Dan ardio...
Ardio...
Ardio dia siapa ?
"Ren, emmm.." diandra terlihat ragu ingin mengajukan pertanyaan tentang ardio. "Apa lagi sih bawel amat. Apaan ?" Tanya rendy yang terlihat sebal dan kesal mendapat pertanyaan dari adik mantan pacarnya. Nih anak gak ngerti banget kalo rendy lagi mati matian nahan emosi dan hati nya. Rendy mulai memikirkan dira lagi, dia merindukan senyum gadisnya. Cemberut nya, marah nya. Aargh rendy rindu itu. Tanpa di sengaja sebuah air bening keluar tanpa permisi dari mata nya. Mata nya sangat sangat kurang ajar. Rendy mengutuk diri nya sendiri.
Ddrrrrrttttt...
Rendy membuka handphone nya dan melihat nama seseorang yang menghubungi nya. "Kenapa bang ?" Tanya nya, yap siapa lagi kalo bukan abang nya yang menelepon dia. "Balik ke markas, rapat darurat ajak diandra juga" tanpa menjawab ucapan abang nya rendy tau apa yang sekarang sedang terjadi. "Di, ikut gue ke markas." Setelah hampir 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, yaitu markas.
Sesampai nya disana mereka langsung menuju ke tempat rapat terbatas. Hanya boleh di masuki oleh orang orang khusus yang mempunyai sidik jari di system.
Disana rendy dan diandra hanya mengenal abang nya rendy, selebih nya orang asing. Dalam tanda kutip orang yang gak pernah mereka lihat. Tapi tunggu, rendy mengenal dua orang dalam lingkaran itu, bang afan sama ka ana. "Hahaha gila, udah berapa tahun gue gak ketemu sama lo ren ?" "Lo ngapain disini bang ?" Rendy menanyakan pertanyaan yang bodoh mungkin. Pasti ada keperluan dengan abang nya. Siapa lagi, secara mereka satu tempat kuliah. Temen ketemu gede, eh mau jadi besan tapi GAGAL. Yah naas banget deh.
"Fan, dia pasti...." Belum sempat ana menyelesaikan ucapan nya dia sudah menangis tersedu sedu. "Ana, anjir lo nakutin tau gak ?" Ucapnya sambil memegang bahu adik nya, perbedaan umur mereka yang gak terlalu jauh menjadikan mereka sangat akrab. Bahkan sampe bisa dibilang seperti pasangan kekasih. Hm, netizen nama nya juga.
"Hai" sapa afan ke adik nya, ya ke diandra. "E em ha hai juga" "diandra ya ?" Tanya afan, anjir basa basi nya basi banget deh. "Basa basi lo garing banget bang." "Yaelah ngerusuh aja sih" akhirnya rendy mengambil alih pertemuan pertama ini. "Di, ini bang afan dan ka ana, it's your brother and sister" GILAAA, RENDY GILA.
"LO FRONTAL BANGET REN" ucap bang afan sedikit kesal dengan ke frontalan rendy. Huh.Diandra hanya bengong, diem gak banyak omong, merhatiin, pijit pijit tangan karena grogi. Ya cuma itu yang diandra lakukan. Abis dia bingung mau nyapa dia aja kaget sampe mau copot jantung nya. Yaiyalah kalo orang lain jadi diandra juga pasti bakalan kaget panik takut dll. Kenapa gitu ? Dari kecil dia selalu sendiri, terus ketika kuliah dan besar dia dikasih tau lebih dari 1 fakta, kalo dia itu anak kembar, punya kaka, dan anak terakhir. Gila fakta nya the best banget. Pantes aja sih kalo dia sampe kaget gitu. Alhasil mereka bertiga hanya cuma bisa lirik lirikan. Dan afan yang biasa nya bawel cerewet rese cuma bisa diem bos. Diem udah kaya kerupuk mah alot. Iya diem ngelirik aja kerjaan nya. Suasana terasa asing dan aneh, canggung banget.
"Emm, jadi kak afan sama kak ana itu kaka aku ?" Yap, diandra yang memulai pembicaraan. Dan mereka berdua hanya melirik satu sama lain, kesamaan nya cuma satu ya antara diandra dan nadira mereka berdua sama sama frontal dan gak betah buat gak mulai bertanya. Untuk menghilangkan rasa penasaran di hati kedua nya. "Iya betul, kamu adik kami, saya bang afan dan nina, Terima kasih kamu sudah mau bertahan hidup, mama dan papa sedang ada di luar negeri untuk mengurus bisnis keluarga, sebelum nya mama dan papa sudah mengetahui kalo kami akan bertemu dengan kembaran nya adik kami. Nama kamu diandra kan ?" Dianda hanya mengangguk kikuk. Tanpa mengucapkan kata kata apapun. Masih bingung banget. "Orang tua kami baru memberi tahu saya dan ana kalau ternyata kami mempunyain seorang adik selain dira, kami juga kaget karena mereka berdua benar benar rapi menyembunyikan ini dari kami" ucap bang afan, disampingnya ka ana terus menatap diandra benar benar memperhatikan dengan sangat intens. Tanpa sadar dia mulai menitik kan air mata, perasaan rindu akan adik nya dira terbalaskan dengan ada nya diandra, wajah kedua nya sangat sangat mirip. Diandra dan nadira, dua adik kesayangan ku. Ucapnya dalam hati, dan ana hanya bisa terus berucap terima kasih karena dia masih mempunyai seorang adik yang bisa dia jaga dengan sepenuh hati.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
FanfictionKetika sudah kutemukan kamu, tuhan mengambil mu. Ketika aku mulai melupakan mu. Tuhan memberikan wanita itu. Dan aku harus memulai nya dari awal. Bukan dengan mu tapi dengan nya.