Permulaan

34 0 0
                                    

Jam pulang sudah berbunyi akhirnya aku dan natalia mengakhiri pelajaran miss aubrey dengan senyum sumringah.

"Hehehe" natalia terkekeh. "Idih, kenapa lo nat ?" Tanyaku yang heran melihat dia tertawa sendiri. "Akhirnya gue bisa lepas dari si miss aubrey." "Yee, emang nya kenapa miss aubrey ?" "Gapapa sih, dia cantik pinter tapi aura nya itu lho. Ngalahin lo dir" ucapnya dengan mantap tanpa melirik ke arah ku. Mendengar itu aku langsung berusaha meraih kepala nya dan ingin sekali menjitak nya sampai aku puas.

Kami berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah yang jarak nya lumayan jauh dari kelas. Samar samar aku melihat ada seorang laki laki yang sedang duduk di atas motornya sambil mendengarkan musik dengan mata tertutup. Ya dia ardandi wibowo. "Mampus gue" ucapku dalam hati. Aku pura pura berjalan santai tanpa melihat ardan, hanya melihat dari ujung mata, takut tiba tiba ardan membuat tindakan yang belum pernah aku fikirkan sama sekali. "Nadira natasya putri" ucapnya. Aku mendengar nama ku dipanggil langsung menengok dengan lugu nya. "Gue masih punya urusan sama lo ya. Lo temen nya dira, naik taksi aja pulang nya biar dira sama gue" ucapnya melangkah kan kaki sedikit demi sedikit ke arah ku dan natalia. "Emm, oh gitu ya ka. Oke deh saya titip temen saya yah. Jangan diapa apain yah ka." Ucap natalia terus menatap mata ku dengan bingung. Aku yang mendapat tatapan itu membalas dengan tatapan yang mengartikan jangan tanya gue kenapa nih orang jadi sok asik sama gue. Gue korban!

Melihat itu natalia hanya tersenyum geli hampir tertawa. Setelah mengacak acak rambutku dia berjalan keluar dan masuk ke taksi yang kebetulan sudah di pesan ardan. "Kan gue udah bilang gue tunggu lo pulang sekolah" ucapnya yang sekarang sudah ada di depan ku. Aku sempat memandangi laki laki ini dengan tatapan bingung. Mendapat tatapan dari perempuan itu ardan membalas tatapan bingung nya dengan senyum indah nya. Melihat itu aku hanya tersenyum malu, jangan sampe jangan sampe gue jatuh cinta sama dia. Gumamku. Dia langsung menarik ku untuk duduk di motor nya, walaupun dia orang kaya dia tidak pernah menggunakan kendaraan yang bisa dibilang wah, bukti nya dia hari menggunakan motor honda cb 100.

Saat aku sedang naik motor bersama ardan, tiba tiba ada sekitar 10 orang menghadang jalan kami melihat itu ardan langsung memberhentikan motor nya dan turun dari motor.

"Lo mau kemana dan ? Kabur ? Hahaha" tanya salah seorang dari gerombolan itu seperti nya dia adalah ketua atau yang di bos kan oleh ke 9 orang itu. "Oh jadi banci lo sekarang ? Bawa rakyat ? Gak berani satu lawan satu ?" Ucapnya dengan nada meledek. "Ck, kalah mah kalah aja gak usah pake banyak omong deh lo dan. Gak malu sama cewe yang lagi lo boncengin ?"

Tatapan nya sekarang menatap ku. Untung ardan memberikan helm full face nya jadi orang itu tidak bisa melihat wajahku dengan jelas. Aku ingin segera pergi dari sini dari situasi yang tidak menyenangkan seperti ini. Dengan lembut aku menarik jaket ardan yang meng isyaratkan untuk segera pergi dan tidak perlu melawan mereka walaupun aku tidak tau permasalahan mereka, aku hanya tidak ingin ada keributan. Ardan mengerti dia tidak bisa melawan orang orang ini karena dira. Ya, karena perempuan ini. Ardan melangkahkan kaki ke arah cowok yang ada di depan nya. Mengingat nya saja dia tidak ingin. "Urusan gue sama lo belum selesai, setelah gue anter perempuan ini gue tantang lo buat duel." Ucapnya pelan dan mendapatkan senyum sumringah dari cowok itu. "I'll be waite ardandi wibowo" ucap nya dan langsung menyuruh teman teman nya untuk mundur dan mempersilahkan aku dan ardan pergi.

Ardan melajukan motornya dengan kecepatan yang pelan dia sedang berfikir, entah apa yang dia pikirkan. Setelah sampai rumah ku ardan langsung pergi tanpa berkata apa pun hanya menyunggingkan senyum indah nya. Aku terduduk di pinggir tempat tidur sambil berfikir akan apa yang akan terjadi. Ardan melaju kan motor nya ke sebuah bangunan yang sudah tidak terpakai disana cowok itu sudah menunggu disana bersama anak buah nya. "Ck, licik!" Ucap nya. Setelah memarkirkan motor nya di sembarang tempat dia berjalan mantap dengan kesempatan untuk selamat hanya beberapa persen. "Wes, dia beneran mau nganter nyawa ke sini. Hahaha" dengan nada meledek, dia segera bangun untuk menyambut rival nya itu. "One by one" ucap ardan dengan nada menantang. Perkelahian tidak dapan dihindarkan memang itu yang diinginkan bimo. Walaupun ardan kalah orang dia tetap melawan bimo tanpa rasa takut.

Pertarungan berlangsung sangat lama karena ardan melawan mereka tanpa ampun. Sampai semua anak buah bimo tersungkur menahan sakit. Tinggal lah bimo dan ardan. "Ini baru seimbang." Ucap ardan tanpa takut sedikit pun. Dia melawan bimo di sisa sisa tenaga nya. Dia kalah cepat dengan bimo yang tenaga nya masih 100%. Jangan bilang ardan kalau belum bisa bikin lawan nya tersungkur. Benar saja bimo sudah terjatuh ke tanah kurang dari satu jam. Memang sejak awal bimo sudah berfikir pasti kalah dari ardan. Dia sudah menyiapkan cadangan yang akan buat ardan diam tak berkutik. Dia mengeluarkan sebuah benda kecil tajam yang sudah ada di kantong jaket nya. Saat nya. Gumam bimo. Dengan langkah pasti dia berlari ke arah ardan yang sedang membelakangi nya.

"AWAAAASSSSSSSSSSS"

Sudah terlambat. Ardan membalik kan badan nya, dia sangat kaget "DIRAAAAA" teriak nya. Aku merasakan ada sesuatu benda tajam yang sudah ada di tubuh ku. Cairan merah keluar perlahan lahan dari tubuh ku. Aku terjatuh.

---------------------
Terima kasih respon positif nya. Jadi buat saya bersemangat untuk nulis kisah dira dan ardan. Jangan lupa vote dan ditunggu koment nya. Terima kasih. 🙏

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang