Perempuan itu menangis dalam diam, dan tangisan itu tangisan kerinduan yang aku rasakan.
"Em, maaf aduh, saya bukan yang mba sebutin tadi."
Aku berusaha menenangkan dia. Dia menangis sangat histeris.
"Di.. dira ka kamu kenapa hiks hiks da dateng la lagi.. aku hiks kangen"
Dengan suara serak dan bicara yang terbata bata. Namun aku dapat mendengar suara nya. Kesedihan. Iya itu dia.
Membuat ku sangat kasihan dengan nya. Rindu ini, seperti rindu yang sudah di pendam sekian lama dan di luap kan ke orang yang tepat. Ya, itu aku. Tapi dira itu siapa ? Entahlah.
"Lo masuk juga. Itu adik gue. Lita nama nya. Lo ditunggu abang gue, ada yang mau abang gue omongin sama lo." Ucapnya dan mengambil lita dan menggiring ku ke dalam lift bersama dia dan yang nama nya lita itu.
"Gue.."
aku ragu untuk mengucapkan kata kata yang ada di otak ku. Aku seperti sedang berbicara dengan sisi ku yang lain nya. jangan tanya apa apa soal dira dira itu.
"Nanti gue jelasin. Lo masuk sana, gue mau bawa adik gue dia tidur"
aku segera mengangguk kan kepala ku dan berjalan ke arah yang sudah di beritahu oleh rendy.
Toktoktok
"Ya masuk" aku segera masuk ke dalam ruangan pemilik tempat ini. dan kesan pertama yang aku lihat dari dekorasi ruangan itu. Tertutup. Ya, sangat tertutup. Orang ini tipe nya sangat tertutup.
"Oh iya saya nunggu anda. Silahkan duduk, saya pribadi juga sedang menunggu seseorang. Selain anda. Mau kah anda menunggu sebentar sampai tamu saya yang lain datang."
"Oh ya, silahkan seperti nya saya menunggu diluar, maaf tapi saya sedikit tidak nyaman untuk menunggu di dalam"
"Tetap disini, saya bisa keluar biar adik saya yang akan menemani anda. Sudah bertemu rendy ?"
Aku mengangguk ragu, kesan pertama yang buruk. Aku fikir dia orang nya jahat dan lain lain nya, tapi sangat baik. Dengan perasaan yang tidak enak aku menunggu di dalam. Tapi pemilik tempat entah pergi kemana.
Tok tok tok
Aku yang di dalam bisa dikatakan lancang menyuruh seseorang yang sedang berada di luar untuk masuk ke dalam kantor abang nya rendy.
"Sorry, i'm late mr defan"
Aku menoleh, ya karena aku mengenal suara itu.
Suara...
"Lho ? Papa ? Papa ngapain disini ? Papa kenal sama pemilik tempat ini ?"
Tentu aku bertanya seperti itu karena aku heran kenapa papa bisa ada disini sedangkan aku tau kalo papa bahkan gak punya temen dari kalangan mengerikan seperti ini.
"Oh, sudah datang pak"
"Maaf saya telat mr defan"
"Ok no problem. Bisa kita mulai ? Sebelum nya nona diandra saya defan dan saya yang beberapa bulan ini membantu papah anda mengurus orang orang yang tidak ingin tender papah anda berjalan mulus. Kami semua yang mengaman kan rumah papa anda dan anda sendiri."
"Saya bisa jaga diri sendiri"
"Tentu. Saya tau anda ban hitam karate dan anda sangat ahli dalam bidang ini, tapi.. lawan anda bukan lawan main main. Mereka ini jauh lebih pintar dari anda dan papa anda."
Perbincangan yang semakin menarik, karena sedikit demi sedikit dari pembicaraan ini aku tau siapa musuh musuh nya papah. Dan apa yang di incar oleh musuh papah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
FanfictionKetika sudah kutemukan kamu, tuhan mengambil mu. Ketika aku mulai melupakan mu. Tuhan memberikan wanita itu. Dan aku harus memulai nya dari awal. Bukan dengan mu tapi dengan nya.