Chapter 1

707 88 94
                                    

Hai reader's 👋👋👋
Terimakasih karena menyempatkan untuk mampir walau sekadar berniat menyicipi sedikit dari alur BHAL story. Meluangkan waktumu untuk mampir pada kisahku, itu artinya kamu tertarik dengan kisah ini yang dikemas dengan alur yang tak terduga. Happy reading, reader's 💕

Untuk siapapun yang ingin membaca kisah ini, untuk siapapun yang sedang membaca kisah ini dan untuk siapapun yang membaca ulang kisah ini.

Untuk siapapun, kisah ini adalah sebuah perjalanan rasa. Hidup adalah perjalanan yang dipenuhi miliaran rasa agar semua tampak bernyawa. Rasa menghidupkan suasana dan hati yang merasa pada jiwa yang bernyawa.

Siapapun kalian, aku mengenalnya dengan nama pembaca. Apapun alasan kalian, aku taunya kalian membaca. Kapanpun dan dimanapun kalian, setauku kalian telah terjebak pada duniaku, pada kisahku dan kalian adalah bagian dari perjalanan saksi yang mengetahui sebuah alur yang siap mengantarkan rasa pada akhir tujuannya.

Ini bukan kali pertamaku menulis tapi ini salah satu tulisanku yang berhasil merebut perhatian kalian. Sebelumnya aku sering menulis tapi aku masih ragu dan malu untuk berbagi, jadi ku putuskan untuk membaca kisah itu sendiri. Tetapi tulisan pada kisah ini berbeda, kisah ini membuatku tergerak untuk menceritakannya pada kalian, karena kisah ini layak untuk didengar. Mungkin terlihat kalian sedang membaca tapi nyatanya akulah yang sedang bicara pada kalian yang senantiasa menunggu setiap kisah yang ditulis tapi nyatanya untuk didengar dan kalian ceritakan lagi pada banyak orang, aku sebut itu berbagi kisah.

_______________________________________

Saat aku tersadar, dan bayang mu mulai lenyap. Di situ aku tau, kamu hanya ilusi yang aku ciptakan.

.
.
.
.

👀👀👀

Agatha menepis selimut yg membungkus tubuhnya, ia terbangun dari tidurnya dan saat ini ia berharap semua mimpi buruknya ikut berakhir. Agatha berjalan munuju bathtub mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.

Gadis itu mengenakan seragam yg ukurannya cukup mini untuk seukuran anak SMA. Ia duduk di depan cermin rias. Ia memoles wajahnya dengan make up natural.

"Hey good morning Thatha" gadis itu bicara dengan bayangannya di cermin. Ia merindukan sosok wanita yang selalu mengucapkan kalimat itu.

Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7.10 Ia meraih ransel orange kesayangannya dan beranjak pergi dari kamarnya.

"Pak Dudun cepet dikit dong nyetirnya, sampe Agatha telat Pak Dudun yang salah"

"Aduhh non pie toh, ini tu salahnya saya atau si non yang bangunnya teh siang? Kalau lagi nyupir itu harus konsen dan hati-hati non, nanti kalau nabrak gim--"

"Berhenti" potong Agatha. Ia benar benar muak dengan sikap berlebihan supirnya yg selalu ekstra hati hati.

"Tapi non"

"Berhenti Pak!" Gadis itu turun dari mobil dan berlari menuju sekolahnya yang tidak jauh dari jalanan itu.

"Iduhh.. Gue gak bole telat lagi" ucapnya sambil terus melirik jam tosca yang melingkar di tangan kirinya.

Langkah Agatha terhenti tepat di depan gerbang sekolah yang hampir tertutup rapat.
"Pak satpam tunggu!" Teriak gadis itu sambil bergegas masuk.

Before Hate After Love [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang