Chapter 16

112 18 3
                                    

Pikirannya selalu sadar jika ini salah, tapi hati? Tak bisa menolak, jika benar ini membuatnya nyaman

.

.

.

.

.

Sudah 30 menit Agataha menunggu di depan kelasnya, tapi Raka tak kunjung datang. 'ting' dentingan ponsel Agataha, gadis itu langsung mengecek ponselnya dan tertera sebuah chat line dari Raka.

lo dimana?

depan kelas

Gue nunggu di parkiran, monyet!!

siapa suruh ga bilang

Gue hitung dalam 20 detik lo udah harus di sini

Gila loo!

1..2...3...

Otw

Agatha langsung memasukkan ponselnya dan berlari menuju parkiran. BRUKK.......!!!!  Agatha tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan sambil sibuk memainkan ponsel.

"Sorry" ucap Agatha lalu kembali berlari tanpa melihat siapa orang yang ditabraknya.

Orang itu hanya diam mematung mendengar suara gadis yang beberapa detik lalu menabraknya.

"Siapa dia?"

"Suara itu, gue kenal"

"Apa mungkin dia......?"

***

"Mau kemana kita?" tanya Agatha kini mereka berada di mobil Raka.

"Nonton" jawab Raka singkat, pandangannya lurus fokus menyetir.

"Are you kidding me?" ucap Agatha menatap tajam Raka, cowok itu hanya diam menunggu Agatha melanjutkan ucapannya.

"Gue gak bawa dompet, kodok!" keluh Agatha, seperti biasa gadis itu bangun kesiangan sehingga terburu-buru dan lupa membawa dompet.

"Gue traktir" ucap Raka dengan entengnya.

"Lo se--"

"Sekali lagi lo bicara, gue berubah pikiran" potong Raka, gadis itu lalu diam memutar bola mata malas.

Sekitar 25 menit kemudian, mobil itu sudah terparkir rapi di parkiran salah satu Mall, lalu mereka masuk ke Mall itu. Mereka menuju cinemax lalu Raka langsung memesan 2 tiket film favoritnya yaitu 'Justice League'

"Nih" ucap Raka seraya memberi satu tiket itu pada Agatha.

"Justice League?" tanya Agatha sambil menatap tiket di tangannya.

"Kenapa? Lo gak suka?" tanya Raka heran dengan reaksi gadis itu.

"Gue udah nonton film ini, masak iya gue nonton lagi"

"Gimana filmnya?"
"Bagus?"
"Lo suka?" tanya Raka.

"Filmnya bagus, bagus banget dan gue suka" jawab Agatha antusias.

"Nah tu lo bilang bagus, lo suka. Jadi gak masalahkan kalo lo nonton lagi" ucap Raka dengan senyum jail yang mengembang.

Agatha mengepalkan tangannya kuat-kuat, cowok dihadapannya ini sangat menyebalkan.

"Kita beli minum yuk" ajak Raka sambil menarik tangan Agatha.

Raka memesan 1 pop corn caramel medium dan segelas java tea with jelly.

"Kok lo beli pop corn 1, minum 1" protes Agatha.

"Kita bagi 2" ucap Raka santai.

"What?" Agatha melotot tak percaya.

"Duit gue pas-pasan"

"Kalo duit lo pas-pasan, kenapa ngajak nonton?" tanya Agatha.

"Berisik! Ayoo masuk, filmnya mau mulai" ucap Raka mendahului masuk ke studio.

Sudah hampir 2 jam, akhirnya mereka keluar dari studio.

"Di Mall ini ada Gramedia, bisa kita mampir sebentar?" tanya Agatha.

"why not" ucap Raka.

Gadis itu langaung mendahului pergi menuju Gramedia. Baru saja ia menginjakkan kaki di Gramedia, matanya sudah bisa menagkap letak novel best seller yang ia incar selama ini.

"Yahh...novelnya tinggal sisa 3, malah gue ga bawa dompet lagi" keluh Agatha.

"Lo mau beli?" tanya Raka yang tiba-tiba datang, Agatha terloncat kaget dengan suara Raka yang mengejutkan.

"Lo bisa gak bikin gue jantungan!" ucap Agatha kesal.

Raka hanya diam lalu mengambil satu novel best seller itu dan membawanya ke kasir untuk membayar. Agatha bingung dengan sikap Raka, tadi cowok itu bilang uangnya pas-pasan tapi kenapa sakrang cowok itu malah pergi ke kasir dan membawa novel itu?

"Nih" ucap Raka memberi paperbag yang berisi novel best seller yg baru saja dibelinya untuk Agatha.

"Ayoo" ajak Raka mendahului langkah Agatha yg masih berdiri mematung.

"Kenapa lo beli novel ini buat gue?" tanya Agatha, kini mereka berada di mobil.

Raka diam sejenak lalu menatap lembut gadis yang duduk di samping kursi pengemudi itu. "Karna lo pingin"

"Kenapa lo bohong? Lo bilang duit lo pas-pasan makannya lo cuma bisa beli 1 pop--" ucap Agatha terhenti karna Raka menciumnya.

Raka selalu menciumnya tanpa ijin dan tanpa alasan, tapi Agatha tak bisa menolak. Pikirannya sadar jika ini salah, tapi hatinya tau hal ini yg membuatnya nyaman. Apa kenyamanan ini yg disebut cinta?

Raka melepas ciumannya dan memberi Agatha kesempatan bernapas, tpi hidung mereka masih saling bersentuhan. "Kenapa lo bohong?" tanya Agatha.

Raka tersenyum smbil mengelus pipi Agatha. "Sekali-kali modusin partner boleh kan?" ucapnya dan kembali mencium gadia itu.


____________


gimana chapter 16?
gak tipu-tipu kan double updatenya?

okayy, mulai sekrang aku bakal usaha update terus biar cepet kelar ceritanya yang udah dari jamam dodol sampe jaman sekrang gak tamat-tamat.

TO BE A GOOD READERS
.
.
.
.
CONTINUED 💘




Before Hate After Love [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang