Chapter 7

202 55 9
                                    

Jika kamu sedang belajar, tentang apapun itu. Jangan pernah belajar mengingat atau menghafal. Tapi belajarlah untuk mengerti dan memahami.

.
.
.
Now playing_justin bieber-sorry

Raka menekan bel rumah yg nampak asing baginya, ia belum pernah bertamu di rumah itu sebelumnya.

'Tingnong..ting..' Seorang wanita paruh baya lengkap dengan seragam asisten rumah tangga pun membuka pintu.

"Temennya si non ya" tebaknya dengan senyum yg mengembang.

Raka hanya tersenyum dan mengangguk, menandakan jawaban 'iya'

"Silahkan masuk den. Mari saya antar" ucapnya ramah.

Raka membelalakan matanya takjub, suasana di rumah itu sama persis seperti rumahnya yg begitu tenang dan sepi. Hanya saja yg membedakan di setiap meja dan tembok rumah itu terpajang beberapa foto keluarga. Berbeda dengan rumah Raka yg hanya akan terpajang foto keluarga jika sedang ada acara di rumah itu, seolah-olah keluarga bahagia.

"Aden naik aja ke atas, non Gatha ada di ruangan sebelah pojok kanan" jelasnya.

Raka mengangguk mengerti dan ia berjalan menaiki tangga menuju lantai 2.

***

Agatha terlihat sangat santai duduk di sofa hitam empuk itu, sambil menikmati alunan musik yg ia dengar melalui headsetnya. Tangan Agatha seolah menari di kertas putih, mengukir satu per satu kata dan menyusunnya menjadi kalimat yg indah.

Masihkah Ingat?

Teringat aku kenangan di album biru
Torehan sebuah pena tentang masa itu
Merindukan sosok pelindung malaikat kecil ini
Kenangan ku, kau dan mereka, ku rindukan saat ini

Agatha merasakan kehadiran seseorang yg datang dan duduk di depannya, mereka saling berhadapan. Gadis itu melepas headset yg melekat di kuping kirinya.

"Kok lo ta--"

"Lo suka puisi?" Potong Raka yg tertarik membaca beberapa kalimat indah itu.

Agatha samar samar mendengar perkataan Raka karna headset yg masih melekat di satu kupingnya.

"Gak suka. Polusi gak baik untuk kesehatan"

Raka menatap bingung gadis itu "Dasar budeg" ucapny ketus.

"Pasar gudeg?" Ucap Agatha bingung.

Raka menghela napas gusar, ia melepas headset yg masih melekat di kuping kanannya.
"Three B lo" bisik Raka di kuping gadis itu.

"Three B?" Ucapnya bingung. "Apaan tu?" Tanya Agatha.

"3 B"

"Maksud lo?" Agatha semakin bingun.

"Bad, Bego, Budeg" jelas Raka.

"Budeg?"
"Suara lo kecil, dasar cowok aneh"

"Musik lo terlalu keras sampe ngebuat lo budeg" Cibir Raka.

Before Hate After Love [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang